1. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan berasal dari akar kata “wirausaha” yang mendapat awalan ke- dan akhiran –an, dimana arti dari wirausaha adalah seorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian mengahadapi resiko. Dengan adanya awalan ke- dan akhiran –an, maka kata “kewirausahaan” menunjuk pada kata sifat dari si wirausaha tersebut. Karenanya kewirausahaan akan mengarah kepada “jiwa” dan “sikap” seseorang dalam berwirausaha.
Banyak ahli memberikan batasan tentang kewirausahaan, antara lain yang berbunyi:
1. Kewirausahaan yaitu kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesem-
patan (peluang) bisnis serta kemampuan mengoptimalkan sumber daya dan
mengambil tendakan serta bermotivasi tinggi dalam mengambil resiko, dalam
rangka mensukseskan bisnisnya.
2. Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tam-
bah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru
dan berbeda, melalui: (1) pengembangan teknologi baru, (2) perumusan
pengetahuan ilmiah baru, (3) perbaikan produk barang dan jasa yang ada, (4)
penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan
sumber daya yang lebih efisien.
3. Kewirausahaan sebagai kemampuan kreatif dan inovatif (create new and
different ) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya , proses, dan perjuangan
untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan
keberanian untuk menghadaipi resiko.
Dari secuil cuplikan batasan kewirausahaan tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa inti kewirausahaan itu adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different ) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.
Oleh karenanya, pada hakekatnya, jiwa dan sikap kewirausahaan (entre preneurship ) tidak hanya dimiliki oleh para usahawan, tetapi dapat dimiliki oleh setiap oranmg yang berfikir kreatif dan bertindak inovatif.
Ide (gagasan) akan jadi peluang, bila wirausaha bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis proses secara mendalam, dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang ( thinking new thing ). Sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang ( doing new thing ). Jadi “sesuatu yang baru dan berbeda” itu dapat berbentuk “hasil” (umpamanya barang dan jasa) serta juga dapat berbentuk “proses” (berupa ide, metode, cara).
Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan ( entrepreneurship ), yaitu orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan kedepan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda), serta berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan).
PROSES KEWIRAUSAHAAN
Aspek-aspek yang terlibat dalam proses kewirausahaan dapat dicermati pada gambar 1, dimana pada tahap kewirausahaan akan juga dipengaruhi oleh faktor pribadi ( motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman) dan faktor lingkungan (peluang, model peran, dan aktivitas).
Peran wirausaha adalah sebagai penemu ( innovator ) dan sebagai perencana ( planner ). Sebagai penemu ia akan menemukan/menciptakan produk baru, teknologi dan cara baru, ide-ide baru, organisasi-organisasi usaha baru. Adapun selaku perencana ia akan merancang usaha baru, merencanakan strategi perusahaan baru, merencanakan ide-ide baru dan peluang dalam perusahaan, menciptakan organisasi perusahaan baru.
Tahap
Kewirausahaan
Faktor
Gambar 1
KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
Seorang wirausaha yang sukses pasti memiliki kompetensi , yakni memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individu yang meliputi
sikap, motivasi, nilai, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan / kegiatan. Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha adalah (1) keterampuilan manajerial ( managerial skill ), (2) keterampilan konseptual ( conceptual skill ), (3) keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi (human skill ), (4) keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan ( decision making skill ), (5) ke-terampilan mengatur dan menggunakan waktu ( time management skill ), (6) dan keterampilan teknik lain yang secara spesifik. Wirausaha juga harus memiliki sikap positif, motivasi, dan selalu berkomitmen terhadap pekerjaan yang sedang dilakukannya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu atau personality ) seorang wirausaha akan berpengaruh terhadap kinerja atau performance -nya orang itu.
Hendaknya seorang wirausaha memiliki kepribadian berupa kepemilikan atas pengetahuan, keterampilan atau kecakapan yang dilengkapi dengan sikap dan motivasi untuk selalu berprestasi.
Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa kompetensi inti ( core competency ) kewirausahaan adalah (1) kreativitas dan inovasi, guna menciptakan nilai tambah untuk meraih keunggulan, yang tercipta melalui pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, (2) Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, untuk menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi tawar-menawar yang kuat dalam persaingan.
OBJEK STUDI KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Menurut Soeparman Soemahdimidjaja ( 1997 ), objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan ( ability ) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku, meliputi:
(1) Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha , memerlukan perenungan,
koreksi, berulang-ulang dibaca dan diamati sampai dipahami apa yang
menjadi kemauannya,
(2) Kemampuan memotivasi diri , untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang
menyala-nyala.,
(3) Kemampuan untuk berinisiatif , mengarah kepada mengerjakan yang baik
tanpa menunggu perintah orang lain, diulang-ulang sehingga menjadi
kebiasaan berinisiatif,
(4) Kemampuan berinovasi , akan melahirkan kreativitas (daya cipta), setelah
dibiasakan dan diulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif
adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan baru
atau kombinasi baru apa saja yang dapat dijadikan peranti dalam
menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat,
(5) Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang ( capital goods ),
(6) Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri , untuk selalu
tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yang selalu tidak
menunda pekerjaan,
(7) Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama.
(8) Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah , dari
pengalaman yang baik maupun yang menyakitkan.
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Bagaimana batasan atau definisi dari kewirausahaan ?
2. Aspek apa saja yang menjadi kunci sukses dalam kewirausahaan ?
3. Jelaskan secara singkat kompetensi kewirausahaan itu !
4. Faktor-faktor apa yang berpengaruh pada tahap kewirausahaan ? Jelaskan !
5. Objek studi kewirausahaan apa sajakah yang perlu diwujudkan dalam bentuk
perilaku seorang wirausaha ?
2. DUNIA USAHA
Pada era globalisasi ini dalam dunia usaha terjadi persaingan yang ketat dan tajam, sehingga berbagai peluang pasar akan menjadi ajang perebutan yang seru. Karenanya, jiwa dan sikap kewirausahaan saat ini sangat dibutuhkan, agar tercipta lapangan kerja baru, sehingga akan membantu melonggarkan kondisi krisis negara tercinta ini. Oleh sebab itu, tugas kitalah untuk memotivasi mental anak didik kita sehingga bermental kreatif, inovatif, serta berani mengadapi resiko dalam ganasnya persaingan mencari kerja pada terbatasnya lapangan kerja, juga semakin sempitnya peluang pasar saat ini, agar berani menjadi seorang wirausaha.
Wirausaha adalah seorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha ( business owner manager ) atau pelaksana usaha kecil ( small business operator ), ia harus memiliki kecakapan untuk bekerja, kemampuan mengorganisir, kreatif, dan lebih menyukai tantangan.
DASAR-DASAR USAHA
Menurut Lambing (2000), ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru.
Pertama, pendekatan “ the in-side out “ atau disebut dengan “idea generation“ , yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. Mereka melihat keterampilan, kemampuan, latar belakang, dan sebagainya yang menentukan jenis usaha yang harus / akan dirintis.
Kedua, pendekatan “ the out-side in “ yang juga disebut “ opportunity recognition “ , yaitu pendekatan yang menekankan / mendasarkan pada gagasan bahwa suatu usaha akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.
Opportunity recognition tidak lain adalah suatu pengamatan lingkungan ( environment scanning ) , yaitu alat untuk pengembangan yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi. Berita-berita peluang tersebut dapat bersumber dari: (1) Surat kabar, (2) Laporan periodic tentang perubahan ekonomi, (3) jurnal perdagangan dan pameran dagang, (4) Publikasi pemerintah, dan (5) Informasi lisensi produk yang disediakan oleh broker , universitas, dan perusahaan lainnya.
Keunggulan dari pendatang baru di pasar ialah dapat mengidentifikasi “kebutuhan pelanggan” dan “kemampuan pesaing”.
Berdasarkan pendekatan “ the in-side out “ di atas, untuk memulai usaha , seirang calaon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, dalam Lambing (2000), kompetensi usaha yang dipetrlukan meliputi:
(1). Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi
barang dan jasa serta cara menyajikannya.
(2). Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan
pasar dan pelanggan serta harga yang tepat.
(3). Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh
sumber-sumber dana dan cara menggunakannya.
(4). Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari,
memelihara dan mengembangkan relasi, dan kemampuan berkomunikasi
serta negosiasi
Untuk memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru, seseorang dituntut tidak hanya memiliki kemampuan, tetapi juag harus memiliki ide dan kemauan. Idan dan kemauan tersebut harus diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku di pasar. Oleh karena itu, mengamati peluang pasar meruoakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang pasar untuk barang dan jasa sudah tersedia, maka barang dan jasa itu akan mudah laku dan segera mendatangkan keuntungan..
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
(1) Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
(2) Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih
(3) Tempat usaha yang akan dipilih
(4) Organisasi usaha yang akan digunakan
(5) Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
(6) Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.
BIDANG DAN JENIS USAHA YANG DIMASUKI
Beberapa bidang usaha yang dapat dimasuki diantaranya :
1). Bidang usaha pertanian ( Agriculture ), meliputi usaha pertanian, kehutanan,
perikanan, dan perkebunan.
2). Bidang usaha pertambangan ( Mining ), meliputi usaha galian pasir, galian
tanah, batu dan bata.
3). Bidang usaha pabrikasi ( Manufacturing ) , meliputi usaha industri, perakitan
dan sintesis.
4). Budangusaha konstruksi ( Construction ), meliputi usaha konstruksi
bangunan, jembatan, pengairan, dan jalan raya.
5). Bidang usaha perdagangan ( Trade ), meliputi usaha perdagangan kecil
( retailer ), grosir, agen, dan ekspor – impor.
6). Bidang usaha jasa keuangan ( Financial service ), meliputi usaha perbank-
kan, asuransi, dan koperasi.
7). Bidang usaha jasa perorangan ( Personal service ), meliputi usaha potong
rambut, salon, loundry , catering .
8). Bidang Jasa-jasa umum ( Public service ), meliputi usaha pengangkutan,
pergudangan, wartel, dan distribusi.
9). Bidang jasa wisata ( Tourism ), meliputi berbagai kelompok. Berdasarkan
UU No. 9 / 1990 tentang Kepariwisataan, ada 86 jenis usaha wisata yang
dapat dirintis dan terbagi kedalam tiga kelompok usaha wisata, yakni:
(a). Kelompok usaha jasa pariwisata, meliputi: – jasa biro perjalanan
wisata, – jasa agen perjalanan wisata, – jasa pramuwisata, – jasa
konvensi perjalanan intensif dan pameran, – jasa impresariat, – jasa
konsultan pariwisata, – jasa informasi pariwisata.
(b). Pengusaha objek dan daya tarik wisata, meliputi: – pengusaha objek
dan daya tarik wisata alam, – pengusaha objek dan daya tarik wisata
budaya, – pengusaha objek dan daya tarik wisata minat khusus.
(c). Usaha sarana wisata, meliputi: – penyediaan akomodasi, – penyedia-
an makanan dan minuman, – penyediaan angkutan wisata, – penye-
diaan sarana wisata, – dan sebagainya.
BENTUK USAHA DAN BENTUK KEPEMILIKAN YANG AKAN DIPILIH
Ada beberapa bentuk usaha / bentuk kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya :
1. Perusahaan Perorangan ( soleproprietorship ), yakni suatu perusahaan yang
dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang. Kelebihan dari usaha ini
adalah mudah untuk didirikan, biaya operasi rendah, bebas dalam penge-
lolaan, dan memiliki daya rangsang yang lebih tinggi.
2. Persekutuan ( partnership ), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua
orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu usaha. Disini ada
dua macam anggota: (a) Sekutu Umum atau general partner , yakni anggota
aktif dan/yang duduk sebagai pengurus persekutuan, (b) Sekutu Terbatas
atau limited partner , yakni anggota tidak aktif, yang mempunyai tanggung-
jawab terbatas terhadap utang perusahaan, sebesar modal yang
disetorkannya ( saham yang dimilikinya ).
3. Perseroan ( corporation ), adalah suatu usaha yang anggotanya terdiri atas
para pemegang saham ( pesero atau stockholder ) yang mempunyai
tanggungjawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal
yang disetor.
4. Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama
bersama. Bilamana untuk maka keuntungan dibagi bersama, sebaliknya
apabila rugi akan pula ditanggung bersama. Dalam firma terdapat
tanggungjawab renteng antara anggota.
TEMPAT USAHA YANG DIPILIH ( PENENTUAN LOKASI USAHA )
Dalam menentukan tempat usaha harus dipertimbangkan beberapa hal berikut ini.
(1). Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen /
pelanggan / pasar ? Bagaimana akses pasarnya ?
(2). Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja ?
(3). Apakah temta usaha itu dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong
lainnya, seperti alat pengangkut dan jalan raya ?
Saat menentukan tempat usaha atau lokasi pasar perlu dipertimbangkan pula aspek effisiensi dan effektifitasnya. Lokasi perusahaan harus mudah dijangkau dan effisien baik bagi perusahaan maupun bagi konsumen.
Untuk menentukan lokasi tempat usaha ada beberapa alternatif yang dapat dipilih, yaitu:
(1). Membangun, bila ada tempat yang strategis,
(2). Membeli atau menyewa, bila lebih strategis dan menguntungkan,
(3). Kerja sama atau bagi hasil, bila memungkinkan.
ORGANISASI USAHA YANG AKAN DIGUNAKAN
Kompleksitas organisasi usaha tergantung dari lingkup atau cakupan usaha yang akan dimasukki. Semakin besar lingkup usaha maka semakin kompleks organisasinya. Pada lingkup / skala usaha kecil, organisasi usaha pada umumnya dikelola sendiri ( swakelola ). Pengusaha kecil pada umumnya berperan sebagai small business owner manager atau small business operator. Meskipun pengusahha kecil identik dengan owner business manager jika skala dan lingkup usahanya semakin besar , maka pengelolaannya akan membutuhkanbantuan orang lain, seperti bagian penjualan, bagian pembelian, bagian administrasi, dan bagian keuangan, masing-masing memerlukan tenaga
tersendiri. Gambar 2 merupakan struktur organisasi intern sesuai dengan perkembangan perusahaanya : (a). Struktur organisasi usaha sederhana, (b).Struktur organisasi Pertumbuhan Usaha Terbatas, (c). Struktur organisasi usaha Sistem Departemen.
(a) Struktur Organisasi Usaha Sederhana.
Gambar 2
(b). Struktur Organisasi Pertumbuhan Usaha Terbatas
(c). Struktur Organisasi Usaha Sistem Departemen
Gambar 2
Dalam perusahaan yang lebih besar lagi, seperti Perseroan Terbatas (PT) dan CV , maka organisasinya akan semakin kompleks.
Secara hierarkis, aktifitas organisasi perusahaan terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer. Rapat pemegang saham dalam perusahaan besar adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang bertugas mengangkat dewan komisaris dan dewan direksi. Tugas dewan komisaris ialah mengawasi tindak-
tanduk direksi dalam menjalankan perusahaannya. Untuk menjamin kelancaran perusahaan, dalam melaksanakan tugasnya, direksi mengangkat beberapa orang manajer. Gambar 3 memberikan gambaran akan struktur organisasi perusahaan besar dalam bentuk organisasi garis atau lini.
Gambar 3
LINGKUNGAN USAHA
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya usaha. lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha / perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasi perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya. Atau dengan kata lain dapat disebutakan bahwa lingkungan mikro adalah “ stakeholder “ yang berhubungan langsung dengan perusahaan terutama dalam mengambil keputusan. Perorangan dan kelompok perorangan dan kelompok yang berkepentingan terhadap perusahaan serta mengharapkan kepuasan dari perusahaan ( stake holder satisfaction ) diantaranya : (1) pemasok atau supplier , (2) pembeli atau pelanggan, (3) karyawan, dan (4) distributor.
Sedangkan lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan atau dengan lain kata lingkungan makro adalah stokholder di luar perusahaan yang berpengaruh tidak langsung terhadap jalannya perusahaan. Lingkungan makro tersebut meliputi: (a) lingkungan ekonomi atau economic environment, berupa kekuatan ekonomi lokal, regional, nasional, maupun global, juga inflasi misalnya (b) lingkungan teknologi atau technological environment , berupa kekuatan
teknologi serta pengaruh perubahannya, (c) lingkungan sosiopolitik atau socio environment , berupa kekuatan sosial dan politik serta kecenderungan dan konteksnya. (d) lingkungan demografi dan gaya hidup atau demography and life style environment, berupa kelompok masyarakat, gaya hidaup.kebiasaan-kebiasaan, pendapatan, dan struktur masyarakat. — Perhatikan gambar 4 —.
Pemasok Pelanggan
Gambar 4
ANALISIS PASAR
Dari berbagai kingkungan di atas, peluang baru dalam usaha diperoleh. Zimmerer ( 1996 ) menganalisis peluang baru dari lingkungan tersebut dengan menyebutnya sebagai pengamatan lingkungan ( environment scanning ), yaitu suatu proses dimana semua sektor kritis lingkungan yang mempengaruhi pasar baru diamati, dievaluasi, dan diuji untuk menentukan pengaruh perubahan lingkungan tersebut terhadap potensi perusahaan.
Arah dari aalisis pasar tersebut adalah untuk mengidentifikasi peluang-peluang baru atau tantangan baru yang tercipta akibat perubahan lingkungan.
Zimmerer menganalisis peluang baru tersebut dalam bentuk analisis dampak silang ( Cross – Impact Analysis ), seperti gambar 5.
Menurut Lambing ( 2000 ), ada beberapa hambatan dalam memasuki industri / pasar baru, yaitu: (a) sikap dan kebiasaan pelanggan, (b) biaya perubahan ( switching cost ) yang berupa untuk pelatihan, penggantian alat, serta sistem lama, dan (c) respons dari pesaing yang ada, secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar yang telah ada.
Gambar 5
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Jelaskan bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam memasuki
usaha baru !
2. Kemampuan apa yang harus dimiliki oleh seseorang yang ingin memasuki
dunia usaha ?
3. Dalam merintis usaha baru harus diperhatikan beberapa hal penting.
Jelaskan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan itu !
4. Mengapa lingkungan dapat menjadi pendorong atau penghambat bagi
perkembangan perusahaan ?
5. Kiat atau resep apa saja yang diperlukan dalam pengembangan perusahaan
kecil itu ?
Daftar Pustaka
http://www.republika.co.id download 17 – 06 – 2005.
Lambing, Peggy C R K. 2000. Entrepreneurship . New Jersey: Prentice Hall Inc.
Suryana. 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Soeparman Soemahadimidjaja. 1997. Kewirausahaan.
Zimmerer, W T dan Thomas, M S. 1996. Entrpreneurship and the new venture
information . New Jersey: Prentice Hall International Inc.
3. MANAJEMEN dan STRATEGI KEWIRAUSAHAAN
Proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber untuk menciptakan suatu nilai barang / jasa , dari para wirausahawan. Proses inovasi dikendalikan oleh kreativitas, sedangkan kreativitas merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengkombinasikan sumber-sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam suatu inovasi yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai penciptaan sumber-sumber yang berbentuk penemuan kegunaan sesduatu yang ada di alam.
Apabila manajemen kewirausahaan menyangkut lingkungan internal perusahaan (keputusan-keputusan taktis), maka strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan internal dan kativitas perusahaan dengan lingkungan eksternal, dimana perusahaan harus bersaing dengan menggunakan keputusan-keputusan strategis.
MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
Manajemen kewirausahaan berhubungan dengan semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usahanya akan betul-betul eksis. Jika usaha baru ingin berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi, yakni:
1. Fokus pada pasar, bukan pada teknologi
2. Buat prediksi pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan
3. Bangun tim manajemen, bukan menonjolkan perorangan
4. Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.
Dalam melakukan startegi usahanya, wirausaha biasanya menggunakan salah satu strategi dari empat strategi berikut ini.
(1). Berada pertama di pasar dengan produk dan jasa baru.
(2). Posisikan prodsuk dan jasa baru terserbut pada relung pasar (niche market)
yang tidak terlayani.
(3). Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan.
(4). Mengubah karakteristik produk, pasar, atau industri.
Strategi pertama, sering dipilih oleh wirausaha meskipun paling beresiko. Setelah stragegi pertama sukses , selanjutnya mempertahankan posisi kepemimpinan pasar ( market leader ).
Strategi kedua, menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang ada di pasar pertama. Sering terjadi banyak peniru ( imitator ) memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai lebih bagi pembeli. Jika terjadi demikian, wirausaha perlu memindahkan daya saingnya ke segman pasar lain dengan mendominasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan
besar tidak memiliki peluang.
Strategi ketiga, perubahan karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya.
Strategi ketiga ini menciptakan inovasi dengan salah satu cara berikut ini :
(a) Menciptakan manfaat.
(b) Meningkatkan nilai inovasi.
(c) Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi pelanggan.
(d) Menyajikan apa yang dianggap bernilai oleh pelanggan.
Dengan jalan demikian perusahaan dapat bersaing apabila secara konsisten dan berkesinambungan memperbaiki produk, barang dan jasa, atau prosesnya sendiri.
STRATEGI KEWIRAUSAHAAN
Biasanya perusahaan kecil yang berhasil secara berkesinambungan serta menang bersaing, memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk yang unik, dan memiliki cakupan distribusi geografis pasar yang terbats.
Ada beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, yaitu:
(1). Perubahan produk dan jasa. Hal ini menyangkut pertanyaan: produk dan
jasa baru apa yang diinginkan oleh pelanggan? , apakah perubahan
kebutuhan mereka dapat ditentukan?
(2). Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversivikasi
produk dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha . Ini menyangkut
pertanyaan: bagaimana pasar dapat dicapai? , bagaimana posisi strategis
perusahaan harus diperbaiki? , peluang mana yang akan diambil?
(3). Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam rangka penelitian
dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan, dan
dalam rangka penambahan sumber daya manusia . Hal ini menyangkut
pertanyaan: berapa modal yang diperlukan untuk investasi tersebut? ,
darimana sumbernya ?
(4). Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang unik
untuk mengimplementasikan strategi. Pertanyaannya adalah: bagaimana
sumberdaya manusia itu akan dikembangkan supaya perusahaan sukses
di pasar ?
(5). Analisis pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk memantabkan
strategi bersaing. Keputusannya harus berdasarkan perilaku, sumber daya ,
dan komitmen yang dimiliki oleh pesaing dimasa lalu. Apakah pesaing
akan menanggapi strategi yang kita terapkan ? Kemampuan dan
perencanaan apa yang diperlukan untuk mengantisipasi pesaing ?
(6). Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan untuk
memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan permintaan pelanggan
dan perilaku strategi persaingan baru. Apakah perusahaan akan selalu
mempertahankan keunggulan strategi tersebut selama-lamanya ?
(7). Penentuan harga barang atau jasa untuk jangka pendedk dan jangka
panjang. Apakah keputusan penentuan harga sudah dibandingkan dengan
strategi lain ? Apakah analisis elastisitas permintaan untuk setiap pasar
sudah dipahami ?
(8). Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apakah ada aksi strategis
untuk menjawab kebutuhan masyarakat ?
(9). Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran khas.
Apakah pertumbuhan perusahaan menimbulkan masalah likuiditas ?
Strategi bagi Pemimpin Pasar ( Market Leader )
Jika perusahaan telah memiliki peluang yang besar seperti pada masa pertumbuhan, maka strateginya adalah:
1. Bersikap menyerang dan agresif untuk mempertahankan pangsa pasar.
Wirausaha harus siap memperbaiki strategi bersaingnya agar dapat tetap
mempertahankan reputasi terbaik di mata pelanggan.
2. Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif . Dalam posisi ini , setiap
departemen secara efektif menemukan keunggulan bersaing dan secara
bertahap dapat membangun hambatan masuk ke segmen pasar yang dipilih
untuk bersaing.
3. Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki
tantangan. Perusahaan yang pasif mempertahankan pasarnya akan selalu
mengundang pesaing untuk memasuki pasar. Kegagalan mempertahankan
strategi akan memperlemah perusahaan dalam menanggapi serangan dari
pesaing. Apabila demikian, maka pesaing akan menjadi pemimpin pasar (
market leader ) yang baru.
Strategi bagi Bukan Pemimpin Pasar
Perusahaan yang memasuki tahap pertumbuhan dan memiliki posisi kuat ( tetapi bukan pasar ) , memiliki strategi tertentu. Namun strategi ini bukan untuk bersaing dengan market leader . Strategi ini dilakukan dengan cara:
1. Secara agresif menggunakan kompetensi terbaiknya untuk meraih peluang
pasar sehingga tidak tertandingi oleh pesaing . Wirausaha harus
memposisikan dirinya dalam segmen pasar kecil sebagai pemain paling
dominan. Wirausaha membangun dan mempertahankan hubungan secara
terbuka dengan para pelanggannya. Dalam hal ini, wirausaha jarang
mengabaikan peluang dan selalu memperkuat hubungan melalui pelayanan
istimewa dan atas kebutuhan pelanggan.
2. Mengembangkan strategi sebagai follower leader. Pada kondisi ekonomi
yang baik, perusahaan yang mengikuti strategi ini bisa berhasil. Ancaman
untuk strategi ini adalah jika pelanggan tidak lagi memandang perusahaan
pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar dengan produk dan jasa
sejenis ( undifferntiated ) bukanlah pasar yang menarik untuk persaingan.
Strategi yang Lain
Banyak strategi yang dilakukan wirausaha pada tahap pertumbuhan, antara lain:
1. Pertahanan bersaing . Agar tetap dapat bersaing, maka pengembangan
produk dan perluasan pelayanan perusahaan harus selalu dinamis dan
memposisikan perusahaan dalam keadaan kritis. Perusahaan harus selalu
inovatif dan memperbaiki keberhasilannya di masa lalu atau memperbaiki
produk yang pertama kali dihasilkannya, sebab bila tidak akan ditinggalkan
pasar.
2. Mencoba untuk produk yang menjadi “pemukul besar” ( big hitter ), dan tidak
berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada.
Keberhasilan perusahaan seperti 3M ( Man, Material, Market ) tetap
mendominasi posisi pasar melalui pengenalan produk baru secara
berkesinambungan.
3. Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan
ahli teknik profesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan
keberhasilan perusahaan. Sangatlah tidak mudah untuk menempatkan
kembali kemampuan individual yang cakap. Oleh karena itu, kehilangan
seseorang yang cakap dan dianggap kunci dapat menghancurkan
keunggulan perusahaan dalam persaingan.
MEMELIHARA SEMANGAT ( SPIRIT ) WIRAUSAHA
Untuk mendorong perilaku kreatif agar wirausaha memperoleh keuntungan di pasar, dapat dilakukan dengan cara:
1. Mendidik wirausaha tentang pelayanan perusahaan khususnya tentang
alasan mereka membeli produk dan jasa, tentang masalah yang dihadapi
pelanggan, dan tentang apa kebutuhan serta keinginan yang spesifik dari
pelanggan.
2. Mendidik wirausaha tentang nilai-nilai perbaikan produk dan pemasarannya,
tentang proses distribusi dan perbaikan teknik produksinya untuk dapat
bersaing.
3. Menciptakan iklim kerja yang positif dan dapat mendorong terciptanya ide-ide
baru. Dengan kondisi yang kondusif, para entrepreneur akan lebih kreatif
dalam mentransformasikan iode-idenya. Secara ideal, entreprenuer adalah
individu-individu yang bertanggungjawab dalam bidang pemasaran,
teknologi, dan keuangan. Meraka adalah para pencipta dan inovator pada
perusahaan orang lain.
PENGEMBANGAN MODAL USAHA
Pengembangan modal usaha tidak lain adalah berkaitan dengan bagaimana sistem pengelolaan keuangan dari perusahaan tersebut, adalah bagaiman mengusahakan sumber dana, menggunakan dan mengendalikan dana-dana perusahaan. Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan , yaitu: (1) Aspek sumber dana, (2) Aspek rencana dan penggunaan dana, dan (3) Aspek pengawasan atau pengendalian keuangan. Siklus sumber dana, penggunaannya, serta pengendaliannya dapat dicermati pada bagan gambar 6.
Sumber-sumber Keuangan Perusahaan
Ditinjau dari asalnya, sumber dana perusahaan dapat dibagi dua golongan, yaitu: (1) Dana yang berasal dari perusahaan atau disebut pembelanjaan intern, dan (2) Dana yang berasal dari luar perusahaan, yang disebut pembelanjaan ekstern.
Penggunaan dana intern merupakan cara yang paling mudah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan,sebab tinggal mengambil dana
Gambar 6
yang tersedia di perusahaan tersebut. Karena dana intern biasanya sangat terbatas, maka dalam penggunaannya harus memperhatikan opportunity cost , yaitu peluang yang hilang akibat penggunaan yang lain atau penerimaan yang seharusnya diterima tetapi hilang akibat penggunaan sumber-sumber tsb dalam perusahaan. Misalnya: bunga dana milik sendiri atau sewa gedung milik sendiri yang seharusnya diterima , hilang akibat dana tsb digunakan dalam perusahaan. Bunga atau uang sewa yang seharusnya diterima oleh pemiliknya itu mestinya dihitung sebagai “biaya perusahaan”. Ada tiga jenis sumber dana intern yang dapat dijadikan sumber keuangan perusahaan, yaitu:
(a) Penggunaan dana perusahaan, (b) Penggunaan cadangan, dan (c) Penggu- naan laba yang tidak dibagi / ditahan .
Sedangkan sumber dana ekstern, mencakup: (a) Dana dari pemilik atau penyertaan; dalam perusahaan harus ada pemisahan yang tegas antara dana milik pribadi atau pembelanjaan sendiri (misalnya saham) dengan dana milik perusahaan, (b) Dana yang berasal dari utang / pinjaman, baik jangka pendek maupun jangka panjang, atau disebut pembelanjaan asing. Sumber dana ekstern diantaranya: kredit jangka pendek (kredit rekening koran, kredit penjual/pembeli, aksep) dan kredit jangka panjang (hipotek, obligasi, kredit bank, dan kredit dari negara lain), (c) Dana bantuan program pemerintah pusat
Tabel 1 : Estimasi biaya awal bagi usaha baru
==============================================================
Kegiatan Estimasi Biaya
1. Produksi:
a. Pengembangan suatu prototipe Rp. ……………………
b. Desain produk akhir Rp. …………………..
c. Peralatan untuk pabrikasi Rp. ……………………
d. Material untuk pabrikasi Rp. ………………….
e. Biaya tenaga kerja Rp. …………………..
f. Pembelanjaan eksploitasi (tambahan) Rp. ……………………
g. Biaya hidup wirausaha Rp. …………………….
JUMLAH ………………………………………..Rp. …………………….
2. Pemasaran:
a. Riset pemasaran Rp. ……………………
b. Promosi dan periklanan Rp. …………………….
c. Peralatan pendukung untuk pemasaran Rp. …………………….
d. Pengeluaran untuk staf penjualan
dan jaringan distribusi Rp. …………………….
e. Pengeluaran untuk membantu penjualan Rp. …………………….
f. Pengeluaran untuk instalasi dan
penyajian produk Rp. …………………….
JUMLAH …………………………………….. Rp. …………………….
3. Operasi usaha secara umum …………………….. Rp. ……………………..
JUMLAH …………………………………….. Rp. ……………………..
4. Estimasi Pengeluaran :
a. Pengembangan produk Rp. ……………………..
b. Pemasaran dan distribusi Rp. ……………………
c. Operasional usaha Rp. …………………..
JUMLAH ……………………………………….. Rp. ……………………
JUMLAH KESELURUHAN ……………………………….. Rp. ………………….
==============================================================
Sumber: Suryana, 2003 : 100
dan daerah, (d) Dana dari teman atau keluarga yang ingin menanamkan modalnya, dan (e) Dana ventura, yaitu dana dari perusahaan yang ingin menginvestasikan dananya pada perusahaan kecil yang memiliki potensi.
Sebagai ilustrasi bagi perusahaan baru, perkiraan keseluruhan biaya awal perusahaan atau estimasi biaya perusahaan yang diperlukan dapat dilihat pada tabel 1 di atas.
MANAJEMEN KEUANGAN
Dalam manajemen ekonomi ada beberapa unsur yang harus dianalisis meliputi komponen:
a. Kepemilikan . Apakah unit usaha yang akan didirikan milik pribadi
(perseorangan) atau milik bersama (persekutuan, seperti: CV, PT, dan bentuk
usaha lainnya). Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit usaha yang
dipilih tersebut? Hendaknya dipilih yang tidak beresiko terlalu tinggi dan
menguntungkan.
b. Organisasi . Jenis organisasi apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini,
organisasi staf, organisasi lini dan staf, atau bentuk lainnya? Tentukan jenis
yang paling tepat dan efisien.
c. Tim manajemen . Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang
lain secara profesional? Hal ini tergantung pada skala usaha dan
kemampuan yang dimiliki wirausaha. Bila usahanya besar, buat tim
manajemen yang solid.
d. Karyawan. Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi, dan
kualitas yang diperlukan.
Pada manajemen keuangan, unsur-unsur yang sangat diperlukan untuk diketahui secara mendalam (dianalisis) adalah komponen-komponen berikut ini.
(1). Kebutuhan dana. Yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan,
misalnya: berapa besarnya dana untuk aktiva tetap, untuk modal kerja dan
pembiayaan awal.
(2). Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu
sumber dana internal (misalnya: modal disetor, laba ditahan) dan modal
eksternal (misalnya: obligasi dan pinjaman).
(3). Proyeksi neraca. Sangat penting untuk mengetahui posisi harta dan
kekayaan serta untuk mengetahui kondisi keuangan lainnya, misalnya:
posisi aktiva lancar, aktiva tetap, pasiva lancar, kuajiban jangka panjang
dan kekayaan bersih.
(4). Proyeksi laba rugi. Proyeksi ini, dari tahun ke tahun, akan
menggambarkan perkiraan laba atu rugi di masa mendatang. Komponenya
meliputi proyeksi penjualan, proyeksi biaya, dan proyeksi laba rugi bersih.
(5). Proyeksi aliran kas ( Cash Flow ). Dari aliran kas dapat dilihat
kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kuajiban-kuajiban
keuangannya. Ada tiga jenis aliran kas, yaitu:
a. Aliran kas masuk ( cash in flow ), merupakan penerimaan-penerimaan
yang berupa hasil penjualan atau pendapatan.
b. Aliran kas keluar ( cash out flow ), merupakan biaya-biaya, termasuk
pembayaran bunga dan pajak.
c. Aliran kas masuk bersih ( net cash in flow ), merupakan selisih dari
aliran kas masuk dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan
diperhitungkan bunga setelah pajak.
Untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria , yaitu metode: Payback Period, Net Precent Value, Internal Rate of Return, dan Benefit Cost Ratio.
(a). Metode Payback Period, adalah priode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi. Payback Period sangat penting untuk
menghitung jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat payback
period- nya maka semakin baik bisnis tersebut.
Rumusnya:
Nilai investasi
Payback period = ——————————— x 1 tahun
Kas masuk bersih
Contoh: Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar Rp.24.000.000,oo. Dari investasi tsb memperoleh keuntungan setelah pajak sebesar Rp.5.000.000,oo. Depresiasi sebesar Rp.3.000.000,oo maka payback period – nya adalah:
Investasi Rp. 24.000.000,oo
Keuntungan setelah pajak Rp.5.000.000,oo
Depresiasi Rp.3.000.000,oo
Aliran kas masuk Rp. 8.000.000,oo
24.000.000,oo
Payback Period = ————————— x 1 tahun = 3 tahun
8.000.000,oo
Perlu diingat bahwa perhitungan dengan metode payback period tersebut belum memperhitungkan unsur waktu , jadi masih memiliki kelemahan.
(b). Metode Nilai Bersih Sekarang ( Net Precent Value ), disini perlu
diperhatikan bahwa nilai uang sebagi manfaat ekonomi dari usaha yang
diperkirakan akan diterima di masa mendatang tidak sama dengan nilai
uang yang diterima sekarang, karena adanya faktor interest rate yang
besarnya tertentu dan besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu.
(c). Metode Internal Rate of Return , adalah suatu interest rate yang membuat
nilai bersih sekarang ( Net Precent Value ) menjadi nol atau disebut juga
indeks keuntungan ( Profitability index ).
(d). Metode Rasio Manfaat Biaya ( Benefit Cost Ratio ). Manfaat ekonomis
akan diperoleh apabila didapatkan nilai Benefit Cost Ratio ( BCR ) > 1 .
Jika misalnya dalam investasi mesin baru diperoleh BCR = 1,35 maka
berarti manfaat ekonomis dari pembelian mesin baru tsb adalah 1,35 kali
lebih besar daripada nilai biaya total pada tingkat bunga ( interest rate )
yang ada. Jadi investasi mesin baru tersebut dapat dikatakan layak secara
ekonomis.
Bila BCR < 1 , maka proyek bisnis memberikan kerugian secara ekonomis.
MANAJEMEN PRODUKSI
Manajemen produksi mendasarkan pada pengelolaan dasar atas produksi / operasi dari perusahaan yang bersangkutan, sehingga sasaran akhir daripada perusahaan dapat tercapai. Oleh karenanya perlu dilakukan analisis terhadap beberapa unsur dari aspek produksi/operasi , antara lain:
(1). Lokasi operasi . Untuk ini hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan
paling efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya.
Misalnya: dekat ke pemasok, dekat ke konsumen, dekat ke alat transportasi,
atau diantara ketiganya. Di samping itu lokasi bisnis harus menarik agar
konsumen tetap loyal.
(2). Volume operasi . Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan
prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan / kekurangan
kapasitas. Volume operasi yang berlebihan akan menimbulkan masalah
baru dalam penyimpanan / pergudangan yang akhirnya akan
mempengaruhi harga pokok penjualan.
(3). Mesin dan peralatan . Dalam hal ini harus sesuai dengan perkembangan
teknologi masa kini dan yang akan datang, serta harus disesuikan dengan
luas produksi supaya tidak terjadi kelebihan kapasitas.
(4). Bahan baku dan bahan penolong . Bahan baku dan bahan penolong serta
sumber daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut
harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga biaya bahan baku menjadi
efisien.
(5). Tenaga kerja . Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana
kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan
keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikan
pekerjaan itu, supaya lebihj tepat, dan lebih hemat (efisien).
(6). Lay-out . Yang dimaksudkan adalah tata ruang atau tata letak berbagai
fasilitas operasi. Lay-out harus tepat dan prosesnya praktis sehingga
efisien.
MANAJEMEN PEMASARAN DAN PROMOSI
Sebelum mengelola dan menganalisis aspek pemasaran dan promosi, seorang wirausaha terlebih dahulu harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran yang memadai , berdasarkan analisis dan prediksi, apakah bisnis yang akan dirintis atau
dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai tau tidak.
Dalam analisis pasar, biasanya ada beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, di antaranya:
(1). Kebutuhan dan keinginan konsumen . Barang dan jasa apa yang banyak
dibutuhkan dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka
butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Kapan mereka membutuhkan?
Jika kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan memungkinkan
terpenuhi berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari
kebutuhan/keinginan konsumen.
(2). Segmentasi pasar . Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya:
berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya. Jika segmentasi
pasar teridentifikasi, maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.
(3). Target . Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih.
Berapa target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis
kita? Sangat tergantung pada nilai produk dan jasa yang dipasarkan,
apakah memberi kepuasan atau tidak. Jika loyal maka potensi pasar tinggi.
(4). Nilai tambah . Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa
pada setiap rantai pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pasa
konsumen akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan
harga. Misalnya: berapa harga dari pabrik pemasok, berapa harga setelah
di agen, dan berapa harga setelah ke konsumen? Dengan mengetahui nilai
tambah setiap rantai pemasaran, maka nilai tambah bisnis akan dapat
diketahui — tinggi atau rendah — .
(5). Masa hidup produk . Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa
bertahan lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari
waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal kembali
atau tidak? Jika masa produk lebih lama berarti potensi pasar tinggi. Harus
dianalisis juga apakah produk industri baru atau industri lama yang sudah
mapan atau produk industri yang sedang menurun? Jika produk industri
baru yang sedang tumbuh, berarti potensi pasar tinggi.
(6). Struktur pasar . Perlu dianalisis apakah barang dan jasa yang akan
dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna ( seperti pasar
monopoli, oligopoli, dan monopolistik ) atau pasar persaingan sempurna.
Jika barang dan jasa termasuk jenis pasar persaingan tidak sempurna,
berarti potensi pasar tinggi, dibandingkan bila produk termasuk pasar
persaingan sempurna.
(7). Persaingan dan strategi pesaing . Harus dianalisis apakah tingkat
persaingan tinggi atau rendah. Jika persaingan tinggi, berarti peluang
pasar rendah. Wirausaha harus membandingkan keuanggulan pesaing,
dilihat dari strategi produk, strategi harga, strategi jaringan ditribusi dan
strategi promosi, apakah lebih unggul? Bagaiman tingkat teknologinya?
Jika pesaing lebih unggul berarti bisnis yang akan dirintis atau
dikembangkan akan lemah dalam persaingan. Untuk memenangkan
persaingan tentu saja bisnis tersebut harus lebih unggul dari pesaing.
(8). Ukuran pasar . Ukuran ini dapat dianalisis dari volume penjualan. jika
volume penjualan tinggi berarti pasar potensial. Misalnya: untuk volume
penjualan usaha skala kecil sebesart Rp. 5 miliar pertahun atau sebesar
Rp. 10 juta perhari, berarti ukuran pasaar cukup besar.
(9). Pertumbuhan pasar . Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari
pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya
lebih dari 20 %), berarti potensi pasar tinggi.
(10). Laba kotor . Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah? Jika
profit margin kotor lebih dari 20 prosen berarti pasar potensial.
(11). Pangsa pasar . Pangsa pasar dapat dianalisis dari selisih jumlah barang
dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
Jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat bahkan setelah lima tahun
mencapai 40 % , berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan
memiliki pangsa pasar yang tinggi.
Promosi
Tujuan promosi adalah agar barang dan jasa yang kita produksi dikenal, diketahui, dibutuhkan, dan diminati / diminta oleh konsumen. Untuk itu wirausaha harus segera melakukan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Informasikan barang dan jasa yang dihasilkan kepada konsumen.
2. Bujuk konsumen agar mau membeli barang / jasa yang dihasilkan.
3. Pengaruhi konsumen agar tertarik terhadap barang / jasa yang kita hasilkan.
Kegiatan-kegiatan di atas dapat dilakukan dengan cara periklanan dan promosi.
Promosi merupakan cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang akan ditawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli. Sesuai dengan fungsi promosi, yaitu menginformasikan ( to inform ), membujuk ( to persuade ), mengingatkan ( to remind ), dan mempengaruhi ( to influence ), maka melalui promosi barang dan jasa yang dihasilkanakan mudah dikenal oleh konsumen.
Ada beberapa jenis promosi, yaitu:
(1). Iklan , misalnya melalui media cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik
(radio, TV, Internet, dan lain-lain).
(2). Promosi penjualan , misalnya melalui pameran dagang, kuis berhadiah,
hiburan, dan lain sebagainya.
(3). Wiraniaga , mempromosikan langsung barang itu ke konsumen sasaran
dengan membawa produk contoh.
(4). Pemasaran langsung , langsung menghubungi konsumen.
(5). Humas , yaitu mempromosikan barang itu melalui bilboard atau baliho,
pamflet, dan lain sebagainya.
Strategi di atas tergantung pada elastisitas permintaan, biaya barang, dan harga yang dimiliki pesaing. Setelah barang dan jasa dikenal dan dibutuhkan konsumen, maka tugas wirausaha adalah: (1) mempertahankan pangsa pasar dan volume penjualan, dan (2) mengembangkan pangsa pasar dan volume penjualan.
Untuk mempertahankan dan mengembangkan pangsa pasar , wirausaha perlu melakukan langkah-langkah berikut ini:
(1). Menghargai dan memperhatikan keinginan serta kebutuhan konsumen,
(2). Menganalisis kelebihan dan kekurangan pemasaran yang kita miliki maupun
kelebihan dan kelemahan pesaing,
(3). Mencari strategi lain untuk menyerang market leader .
Selain kesemua yang telah diutarakan di atas, ada dua studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu usaha dimulai atau dikembangkan, yaqitu: (a). Studi kelayakan usaha atau feasibility study of businesses, dan (b). Analisis SWOT atau Strenght (kekuatan) – Weakness (kelemahan) – Opportunity (peluang) – Threat (ancaman).
Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasranya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha. Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya dapat digunakan antara lain: untuk merintis usaha baru, untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, dan untuk memilih jenis usaha atau investasi atau proyek yang paling menguntungkan. Proses studi kelayakan usaha dapat dicermati pada gambar 7.
KUAJIBAN WIRAUSAHA
Selaku wirausaha yang sekaligus juga warganegara Indonesia yang baik, maka ia mempunyai kuajiban, an\tara lain:
(1). Mengurus dan memiliki Ijin Usaha, dan
(2). Menghitung dan membayar pajak yang menjadi tanggungjawabnya.
Ijin usaha dan kepemilikan NPWP (nomor pokok wajib pajak) saat ini merupakan unsur persyaratan guna mengembangkan usaha / bisnis para wirausaha, khususnya dalam hal menambahan modal usaha atau sumber dana dari suatu bank (baik pemerintah maupun swasta). Karenanya kedua hal tersebut tidak boleh dilupakan oleh serang wirausaha, untuk diurus / dimilikinya.
Disamping itu, mungkin diperlukan juga pengetahuan tentang pembuatan proposal / usulan bisnis, baik untuk urusan sumber dana, usaha baru, dan lain-lain (yang berkaitan dengan usahanya).
Gambar 7
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Untuk merintis usaha baru perlu diperhatikan beberapa hal penting. Jelaskan
hal-hal apa sajakah ysng hsrus diperhatikan itu ?
2. Coba anda diskusikan bagaimana cara merumuskan perencanaan usaha bagi
usaha baru !
3. Gambarkan bagaimana teknik dan strategi pemasaran dilakukan oleh para
pelaku bisnis !
4. Jelaskan bagaimana teknik pengembangan usaha untuk perusahaan yang
baru berdiri dan perusahaan yang sudah ada !
5. Bagaimana cara memelihara perilaku kreatif kewirausahaan untuk
memperoleh peluang di pasar ? Jelaskanlah secara singkat !
6. Mengapa studi kelayakan usaha sangat penting bagi wirausah ?
7. Apakah promosi itu dan apa tujuannya ?
8. Promosi dapat dilakukan melalui (dalam bentuk) apa saja ?
9. Apa sajakah kuajiban seorang wirausaha, jelaskan !
10. Apa yang anda ketahui tentang “kreatif” , “inovatif” , dan “berani
menanggung resiko” bagi seorang wirausaha ? Berikan penjelasannya !
BUKU BACAAN YANG DISARANKAN
Ahmad Natahamijaya. 1976. Manajemen Penerangan Etalase dan Ruang Toko. Bandung: Kadin.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2002. Perilaku Konsumen ( Edisi Revisi ). Bandung: Refika Aditama.
Ary Ginanjar Agustian. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, Berdasarkan 6 Rukun Iman dan % Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya Persada.
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo E. 1995. Pengantar Bisnis Modern, Ed. 3. Yogyakata: Liberty.
Hawkins K L dan Peter A Turla. 1993. Ujilah Tingkat Kecerdasan Anda sebagai seorang: Wiraswasta. (Penerjemah: Dabara Publishers). Solo: Dabara Bengawan.
Husen Umar. 1977. Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode dan Kasus. Jakarta: Gramedia.
Joe Setyawan. 1993. Strategi Efektif Berwirausaha, Mencakup Studi Kelayakan Usaha. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lambing, Peggy C R K. 2000. Entrepreneurship . New Jersey: Prentice Hall Inc.
Longenecker Justin G, Carlos W Moore, dan J William Petty. 2001. Kewirausahaan, Manajemen Usaha Kecil. (Penerjemah: PT Salemba Emban Patria). Jakarta: Salemba Empat.
Soma Soemantri. 1999. Business Plan / Studi Kelayakan Usaha . bandung: FPIPS – UPI.
Suryana. 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Soeparman Soemahadimidjaja. 1997. Kewirausahaan.
Zimmerer, W T dan Thomas, M S. 1996. Entrpreneurship and the new venture
information . New Jersey: Prentice Hall International Inc.
Apendix
( Sumber: Ary Ginanjar Agustian, 2001)
Pada tahun 1905 diketemukan IQ ( kecerdasan intelektual ).
Pada tahun 1995 diketemukan EQ ( kecerdasan emosional ).
Pada tahun 2000 diketemukan SQ ( kecerdasan spiritual ).
Dilihat dari tataletak otak manusia, ketiga kecerdasan tersebut ternyata berbeda (dengan mengingat fungsi otaknya), yakni:
IQ ( Intelectual Quotient ) terletak pada fungsi otak NEOCORTEX,
EQ (Emotional Quotient ) ada pada fungsi otak yang disebut LYMBIC SYSTEM,
SQ ( Spiritual Quotient ) berada pada fungsi otak GOD SPOT atau
TEMPORAL LOBE.
Menurut hasil penelitiannya EQI ( Emotion Quotient Inventory ) di AS, untuk dunia usaha, ternyata orang-orang bisnis yang sukses memiliki IQ rata-rata 6 % ( dan maksimal 20 % ) dari yang dibutuhkan, sedangkan sisanya dibutuhkan EQ.
Kecerdasan Emosi ( EQ ) adalah kemampuan untuk merasakan orang lain (dapat mengendalikan diri) dan menjadikannya sebagai pengetahuan untuk mengambil keputusan (bisnis).
Ternyata kecerdasan emosi ini memerlukan : (a) kreatifitas, (b) berani mengambil resiko, (c) komitmen, (d) visi, (e) tanggungjawab, (f) kemampuan merasakan, (g) inisiatif, (h) sensitif, (i) merasakan dan melihat dengan mata hati, (j) kemampuan membaca situasi.
Menurut Ary Ginanjar, dalam bisnis tidak hanya dibutuhkan IQ dan EQ saja, tetapi masih memerlukan SQ ( kecerdasan spritual ), karena SQ akan memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan: – untuk apa IQ saya ? , – untuk apa EQ saya ? , – untuk siapa keberhasilan yang saya capai ini ? , – untuk apa saya hidup ? , dan – kemana selanjutnya saya hidup ? , – dst dst sehingga kebahagiaan serta ketenangan hati seseorang wirausaha akan tergapai. Yang akhirnya, kesemuanya akan kembali kepada YANG MAHA PENCIPTA —— Allah Ta ‘ala , yang tak ada yang menandinginya —– .
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
<!– /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:””; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; mso-layout-grid-align:none; punctuation-wrap:simple; text-autospace:none; font-size:10.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} p.MsoHeader, li.MsoHeader, div.MsoHeader {margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; tab-stops:center 216.0pt right 432.0pt; mso-layout-grid-align:none; punctuation-wrap:simple; text-autospace:none; font-size:10.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} @page Section1 {size:612.1pt 1008.15pt; margin:72.0pt 89.85pt 72.0pt 89.85pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-page-numbers:1; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} –>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
1. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan berasal dari akar kata “wirausaha” yang mendapat awalan ke- dan akhiran –an, dimana arti dari wirausaha adalah seorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian mengahadapi resiko. Dengan adanya awalan ke- dan akhiran –an, maka kata “kewirausahaan” menunjuk pada kata sifat dari si wirausaha tersebut. Karenanya kewirausahaan akan mengarah kepada “jiwa” dan “sikap” seseorang dalam berwirausaha.
Banyak ahli memberikan batasan tentang kewirausahaan, antara lain yang berbunyi:
1. Kewirausahaan yaitu kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesem-
patan (peluang) bisnis serta kemampuan mengoptimalkan sumber daya dan
mengambil tendakan serta bermotivasi tinggi dalam mengambil resiko, dalam
rangka mensukseskan bisnisnya.
2. Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tam-
bah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru
dan berbeda, melalui: (1) pengembangan teknologi baru, (2) perumusan
pengetahuan ilmiah baru, (3) perbaikan produk barang dan jasa yang ada, (4)
penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan
sumber daya yang lebih efisien.
3. Kewirausahaan sebagai kemampuan kreatif dan inovatif (create new and
different ) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya , proses, dan perjuangan
untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan
keberanian untuk menghadaipi resiko.
Dari secuil cuplikan batasan kewirausahaan tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa inti kewirausahaan itu adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different ) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.
Oleh karenanya, pada hakekatnya, jiwa dan sikap kewirausahaan (entre preneurship ) tidak hanya dimiliki oleh para usahawan, tetapi dapat dimiliki oleh setiap oranmg yang berfikir kreatif dan bertindak inovatif.
Ide (gagasan) akan jadi peluang, bila wirausaha bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis proses secara mendalam, dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang ( thinking new thing ). Sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang ( doing new thing ). Jadi “sesuatu yang baru dan berbeda” itu dapat berbentuk “hasil” (umpamanya barang dan jasa) serta juga dapat berbentuk “proses” (berupa ide, metode, cara).
Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan ( entrepreneurship ), yaitu orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan kedepan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda), serta berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan).
PROSES KEWIRAUSAHAAN
Aspek-aspek yang terlibat dalam proses kewirausahaan dapat dicermati pada gambar 1, dimana pada tahap kewirausahaan akan juga dipengaruhi oleh faktor pribadi ( motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman) dan faktor lingkungan (peluang, model peran, dan aktivitas).
Peran wirausaha adalah sebagai penemu ( innovator ) dan sebagai perencana ( planner ). Sebagai penemu ia akan menemukan/menciptakan produk baru, teknologi dan cara baru, ide-ide baru, organisasi-organisasi usaha baru. Adapun selaku perencana ia akan merancang usaha baru, merencanakan strategi perusahaan baru, merencanakan ide-ide baru dan peluang dalam perusahaan, menciptakan organisasi perusahaan baru.
Proses Imitasi dan Duplikasi
|
Proses Penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda
|
Tahap
Kewirausahaan
Faktor
Gambar 1
KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
Seorang wirausaha yang sukses pasti memiliki kompetensi , yakni memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individu yang meliputi
sikap, motivasi, nilai, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan / kegiatan. Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha adalah (1) keterampuilan manajerial ( managerial skill ), (2) keterampilan konseptual ( conceptual skill ), (3) keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi (human skill ), (4) keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan ( decision making skill ), (5) ke-terampilan mengatur dan menggunakan waktu ( time management skill ), (6) dan keterampilan teknik lain yang secara spesifik. Wirausaha juga harus memiliki sikap positif, motivasi, dan selalu berkomitmen terhadap pekerjaan yang sedang dilakukannya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu atau personality ) seorang wirausaha akan berpengaruh terhadap kinerja atau performance -nya orang itu.
Hendaknya seorang wirausaha memiliki kepribadian berupa kepemilikan atas pengetahuan, keterampilan atau kecakapan yang dilengkapi dengan sikap dan motivasi untuk selalu berprestasi.
Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa kompetensi inti ( core competency ) kewirausahaan adalah (1) kreativitas dan inovasi, guna menciptakan nilai tambah untuk meraih keunggulan, yang tercipta melalui pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, (2) Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, untuk menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi tawar-menawar yang kuat dalam persaingan.
OBJEK STUDI KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Menurut Soeparman Soemahdimidjaja ( 1997 ), objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan ( ability ) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku, meliputi:
(1) Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha , memerlukan perenungan,
koreksi, berulang-ulang dibaca dan diamati sampai dipahami apa yang
menjadi kemauannya,
(2) Kemampuan memotivasi diri , untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang
menyala-nyala.,
(3) Kemampuan untuk berinisiatif , mengarah kepada mengerjakan yang baik
tanpa menunggu perintah orang lain, diulang-ulang sehingga menjadi
kebiasaan berinisiatif,
(4) Kemampuan berinovasi , akan melahirkan kreativitas (daya cipta), setelah
dibiasakan dan diulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif
adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan baru
atau kombinasi baru apa saja yang dapat dijadikan peranti dalam
menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat,
(5) Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang ( capital goods ),
(6) Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri , untuk selalu
tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yang selalu tidak
menunda pekerjaan,
(7) Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama.
(8) Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah , dari
pengalaman yang baik maupun yang menyakitkan.
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Bagaimana batasan atau definisi dari kewirausahaan ?
2. Aspek apa saja yang menjadi kunci sukses dalam kewirausahaan ?
3. Jelaskan secara singkat kompetensi kewirausahaan itu !
4. Faktor-faktor apa yang berpengaruh pada tahap kewirausahaan ? Jelaskan !
5. Objek studi kewirausahaan apa sajakah yang perlu diwujudkan dalam bentuk
perilaku seorang wirausaha ?
2. DUNIA USAHA
Pada era globalisasi ini dalam dunia usaha terjadi persaingan yang ketat dan tajam, sehingga berbagai peluang pasar akan menjadi ajang perebutan yang seru. Karenanya, jiwa dan sikap kewirausahaan saat ini sangat dibutuhkan, agar tercipta lapangan kerja baru, sehingga akan membantu melonggarkan kondisi krisis negara tercinta ini. Oleh sebab itu, tugas kitalah untuk memotivasi mental anak didik kita sehingga bermental kreatif, inovatif, serta berani mengadapi resiko dalam ganasnya persaingan mencari kerja pada terbatasnya lapangan kerja, juga semakin sempitnya peluang pasar saat ini, agar berani menjadi seorang wirausaha.
Wirausaha adalah seorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha ( business owner manager ) atau pelaksana usaha kecil ( small business operator ), ia harus memiliki kecakapan untuk bekerja, kemampuan mengorganisir, kreatif, dan lebih menyukai tantangan.
DASAR-DASAR USAHA
Menurut Lambing (2000), ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru.
Pertama, pendekatan “ the in-side out “ atau disebut dengan “idea generation“ , yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. Mereka melihat keterampilan, kemampuan, latar belakang, dan sebagainya yang menentukan jenis usaha yang harus / akan dirintis.
Kedua, pendekatan “ the out-side in “ yang juga disebut “ opportunity recognition “ , yaitu pendekatan yang menekankan / mendasarkan pada gagasan bahwa suatu usaha akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.
Opportunity recognition tidak lain adalah suatu pengamatan lingkungan ( environment scanning ) , yaitu alat untuk pengembangan yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi. Berita-berita peluang tersebut dapat bersumber dari: (1) Surat kabar, (2) Laporan periodic tentang perubahan ekonomi, (3) jurnal perdagangan dan pameran dagang, (4) Publikasi pemerintah, dan (5) Informasi lisensi produk yang disediakan oleh broker , universitas, dan perusahaan lainnya.
Keunggulan dari pendatang baru di pasar ialah dapat mengidentifikasi “kebutuhan pelanggan” dan “kemampuan pesaing”.
Berdasarkan pendekatan “ the in-side out “ di atas, untuk memulai usaha , seirang calaon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, dalam Lambing (2000), kompetensi usaha yang dipetrlukan meliputi:
(1). Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi
barang dan jasa serta cara menyajikannya.
(2). Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan
pasar dan pelanggan serta harga yang tepat.
(3). Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh
sumber-sumber dana dan cara menggunakannya.
(4). Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari,
memelihara dan mengembangkan relasi, dan kemampuan berkomunikasi
serta negosiasi
Untuk memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru, seseorang dituntut tidak hanya memiliki kemampuan, tetapi juag harus memiliki ide dan kemauan. Idan dan kemauan tersebut harus diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku di pasar. Oleh karena itu, mengamati peluang pasar meruoakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang pasar untuk barang dan jasa sudah tersedia, maka barang dan jasa itu akan mudah laku dan segera mendatangkan keuntungan..
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
(1) Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
(2) Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih
(3) Tempat usaha yang akan dipilih
(4) Organisasi usaha yang akan digunakan
(5) Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
(6) Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.
BIDANG DAN JENIS USAHA YANG DIMASUKI
Beberapa bidang usaha yang dapat dimasuki diantaranya :
1). Bidang usaha pertanian ( Agriculture ), meliputi usaha pertanian, kehutanan,
perikanan, dan perkebunan.
2). Bidang usaha pertambangan ( Mining ), meliputi usaha galian pasir, galian
tanah, batu dan bata.
3). Bidang usaha pabrikasi ( Manufacturing ) , meliputi usaha industri, perakitan
dan sintesis.
4). Budangusaha konstruksi ( Construction ), meliputi usaha konstruksi
bangunan, jembatan, pengairan, dan jalan raya.
5). Bidang usaha perdagangan ( Trade ), meliputi usaha perdagangan kecil
( retailer ), grosir, agen, dan ekspor – impor.
6). Bidang usaha jasa keuangan ( Financial service ), meliputi usaha perbank-
kan, asuransi, dan koperasi.
7). Bidang usaha jasa perorangan ( Personal service ), meliputi usaha potong
rambut, salon, loundry , catering .
8). Bidang Jasa-jasa umum ( Public service ), meliputi usaha pengangkutan,
pergudangan, wartel, dan distribusi.
9). Bidang jasa wisata ( Tourism ), meliputi berbagai kelompok. Berdasarkan
UU No. 9 / 1990 tentang Kepariwisataan, ada 86 jenis usaha wisata yang
dapat dirintis dan terbagi kedalam tiga kelompok usaha wisata, yakni:
(a). Kelompok usaha jasa pariwisata, meliputi: – jasa biro perjalanan
wisata, – jasa agen perjalanan wisata, – jasa pramuwisata, – jasa
konvensi perjalanan intensif dan pameran, – jasa impresariat, – jasa
konsultan pariwisata, – jasa informasi pariwisata.
(b). Pengusaha objek dan daya tarik wisata, meliputi: – pengusaha objek
dan daya tarik wisata alam, – pengusaha objek dan daya tarik wisata
budaya, – pengusaha objek dan daya tarik wisata minat khusus.
(c). Usaha sarana wisata, meliputi: – penyediaan akomodasi, – penyedia-
an makanan dan minuman, – penyediaan angkutan wisata, – penye-
diaan sarana wisata, – dan sebagainya.
BENTUK USAHA DAN BENTUK KEPEMILIKAN YANG AKAN DIPILIH
Ada beberapa bentuk usaha / bentuk kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya :
1. Perusahaan Perorangan ( soleproprietorship ), yakni suatu perusahaan yang
dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang. Kelebihan dari usaha ini
adalah mudah untuk didirikan, biaya operasi rendah, bebas dalam penge-
lolaan, dan memiliki daya rangsang yang lebih tinggi.
2. Persekutuan ( partnership ), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua
orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu usaha. Disini ada
dua macam anggota: (a) Sekutu Umum atau general partner , yakni anggota
aktif dan/yang duduk sebagai pengurus persekutuan, (b) Sekutu Terbatas
atau limited partner , yakni anggota tidak aktif, yang mempunyai tanggung-
jawab terbatas terhadap utang perusahaan, sebesar modal yang
disetorkannya ( saham yang dimilikinya ).
3. Perseroan ( corporation ), adalah suatu usaha yang anggotanya terdiri atas
para pemegang saham ( pesero atau stockholder ) yang mempunyai
tanggungjawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal
yang disetor.
4. Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama
bersama. Bilamana untuk maka keuntungan dibagi bersama, sebaliknya
apabila rugi akan pula ditanggung bersama. Dalam firma terdapat
tanggungjawab renteng antara anggota.
TEMPAT USAHA YANG DIPILIH ( PENENTUAN LOKASI USAHA )
Dalam menentukan tempat usaha harus dipertimbangkan beberapa hal berikut ini.
(1). Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen /
pelanggan / pasar ? Bagaimana akses pasarnya ?
(2). Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja ?
(3). Apakah temta usaha itu dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong
lainnya, seperti alat pengangkut dan jalan raya ?
Saat menentukan tempat usaha atau lokasi pasar perlu dipertimbangkan pula aspek effisiensi dan effektifitasnya. Lokasi perusahaan harus mudah dijangkau dan effisien baik bagi perusahaan maupun bagi konsumen.
Untuk menentukan lokasi tempat usaha ada beberapa alternatif yang dapat dipilih, yaitu:
(1). Membangun, bila ada tempat yang strategis,
(2). Membeli atau menyewa, bila lebih strategis dan menguntungkan,
(3). Kerja sama atau bagi hasil, bila memungkinkan.
ORGANISASI USAHA YANG AKAN DIGUNAKAN
Kompleksitas organisasi usaha tergantung dari lingkup atau cakupan usaha yang akan dimasukki. Semakin besar lingkup usaha maka semakin kompleks organisasinya. Pada lingkup / skala usaha kecil, organisasi usaha pada umumnya dikelola sendiri ( swakelola ). Pengusaha kecil pada umumnya berperan sebagai small business owner manager atau small business operator. Meskipun pengusahha kecil identik dengan owner business manager jika skala dan lingkup usahanya semakin besar , maka pengelolaannya akan membutuhkanbantuan orang lain, seperti bagian penjualan, bagian pembelian, bagian administrasi, dan bagian keuangan, masing-masing memerlukan tenaga
tersendiri. Gambar 2 merupakan struktur organisasi intern sesuai dengan perkembangan perusahaanya : (a). Struktur organisasi usaha sederhana, (b).Struktur organisasi Pertumbuhan Usaha Terbatas, (c). Struktur organisasi usaha Sistem Departemen.
(a) Struktur Organisasi Usaha Sederhana.
Gambar 2
(b). Struktur Organisasi Pertumbuhan Usaha Terbatas
(c). Struktur Organisasi Usaha Sistem Departemen
Gambar 2
Dalam perusahaan yang lebih besar lagi, seperti Perseroan Terbatas (PT) dan CV , maka organisasinya akan semakin kompleks.
Secara hierarkis, aktifitas organisasi perusahaan terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer. Rapat pemegang saham dalam perusahaan besar adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang bertugas mengangkat dewan komisaris dan dewan direksi. Tugas dewan komisaris ialah mengawasi tindak-
tanduk direksi dalam menjalankan perusahaannya. Untuk menjamin kelancaran perusahaan, dalam melaksanakan tugasnya, direksi mengangkat beberapa orang manajer. Gambar 3 memberikan gambaran akan struktur organisasi perusahaan besar dalam bentuk organisasi garis atau lini.
Gambar 3
LINGKUNGAN USAHA
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya usaha. lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha / perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasi perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya. Atau dengan kata lain dapat disebutakan bahwa lingkungan mikro adalah “ stakeholder “ yang berhubungan langsung dengan perusahaan terutama dalam mengambil keputusan. Perorangan dan kelompok perorangan dan kelompok yang berkepentingan terhadap perusahaan serta mengharapkan kepuasan dari perusahaan ( stake holder satisfaction ) diantaranya : (1) pemasok atau supplier , (2) pembeli atau pelanggan, (3) karyawan, dan (4) distributor.
Sedangkan lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan atau dengan lain kata lingkungan makro adalah stokholder di luar perusahaan yang berpengaruh tidak langsung terhadap jalannya perusahaan. Lingkungan makro tersebut meliputi: (a) lingkungan ekonomi atau economic environment, berupa kekuatan ekonomi lokal, regional, nasional, maupun global, juga inflasi misalnya (b) lingkungan teknologi atau technological environment , berupa kekuatan
teknologi serta pengaruh perubahannya, (c) lingkungan sosiopolitik atau socio environment , berupa kekuatan sosial dan politik serta kecenderungan dan konteksnya. (d) lingkungan demografi dan gaya hidup atau demography and life style environment, berupa kelompok masyarakat, gaya hidaup.kebiasaan-kebiasaan, pendapatan, dan struktur masyarakat. — Perhatikan gambar 4 —.
Pemasok Pelanggan
Gambar 4
ANALISIS PASAR
Dari berbagai kingkungan di atas, peluang baru dalam usaha diperoleh. Zimmerer ( 1996 ) menganalisis peluang baru dari lingkungan tersebut dengan menyebutnya sebagai pengamatan lingkungan ( environment scanning ), yaitu suatu proses dimana semua sektor kritis lingkungan yang mempengaruhi pasar baru diamati, dievaluasi, dan diuji untuk menentukan pengaruh perubahan lingkungan tersebut terhadap potensi perusahaan.
Arah dari aalisis pasar tersebut adalah untuk mengidentifikasi peluang-peluang baru atau tantangan baru yang tercipta akibat perubahan lingkungan.
Zimmerer menganalisis peluang baru tersebut dalam bentuk analisis dampak silang ( Cross – Impact Analysis ), seperti gambar 5.
Menurut Lambing ( 2000 ), ada beberapa hambatan dalam memasuki industri / pasar baru, yaitu: (a) sikap dan kebiasaan pelanggan, (b) biaya perubahan ( switching cost ) yang berupa untuk pelatihan, penggantian alat, serta sistem lama, dan (c) respons dari pesaing yang ada, secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar yang telah ada.
Faktor Demografi dan Gaya Hidup
|
Lingkungan Sosial Politik
|
Gambar 5
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Jelaskan bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam memasuki
usaha baru !
2. Kemampuan apa yang harus dimiliki oleh seseorang yang ingin memasuki
dunia usaha ?
3. Dalam merintis usaha baru harus diperhatikan beberapa hal penting.
Jelaskan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan itu !
4. Mengapa lingkungan dapat menjadi pendorong atau penghambat bagi
perkembangan perusahaan ?
5. Kiat atau resep apa saja yang diperlukan dalam pengembangan perusahaan
kecil itu ?
Daftar Pustaka
http://www.republika.co.id download 17 – 06 – 2005.
Lambing, Peggy C R K. 2000. Entrepreneurship . New Jersey: Prentice Hall Inc.
Suryana. 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Soeparman Soemahadimidjaja. 1997. Kewirausahaan.
Zimmerer, W T dan Thomas, M S. 1996. Entrpreneurship and the new venture
information . New Jersey: Prentice Hall International Inc.
3. MANAJEMEN dan STRATEGI KEWIRAUSAHAAN
Proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber untuk menciptakan suatu nilai barang / jasa , dari para wirausahawan. Proses inovasi dikendalikan oleh kreativitas, sedangkan kreativitas merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengkombinasikan sumber-sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam suatu inovasi yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai penciptaan sumber-sumber yang berbentuk penemuan kegunaan sesduatu yang ada di alam.
Apabila manajemen kewirausahaan menyangkut lingkungan internal perusahaan (keputusan-keputusan taktis), maka strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan internal dan kativitas perusahaan dengan lingkungan eksternal, dimana perusahaan harus bersaing dengan menggunakan keputusan-keputusan strategis.
MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
Manajemen kewirausahaan berhubungan dengan semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usahanya akan betul-betul eksis. Jika usaha baru ingin berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi, yakni:
1. Fokus pada pasar, bukan pada teknologi
2. Buat prediksi pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan
3. Bangun tim manajemen, bukan menonjolkan perorangan
4. Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.
Dalam melakukan startegi usahanya, wirausaha biasanya menggunakan salah satu strategi dari empat strategi berikut ini.
(1). Berada pertama di pasar dengan produk dan jasa baru.
(2). Posisikan prodsuk dan jasa baru terserbut pada relung pasar (niche market)
yang tidak terlayani.
(3). Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan.
(4). Mengubah karakteristik produk, pasar, atau industri.
Strategi pertama, sering dipilih oleh wirausaha meskipun paling beresiko. Setelah stragegi pertama sukses , selanjutnya mempertahankan posisi kepemimpinan pasar ( market leader ).
Strategi kedua, menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang ada di pasar pertama. Sering terjadi banyak peniru ( imitator ) memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai lebih bagi pembeli. Jika terjadi demikian, wirausaha perlu memindahkan daya saingnya ke segman pasar lain dengan mendominasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan
besar tidak memiliki peluang.
Strategi ketiga, perubahan karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya.
Strategi ketiga ini menciptakan inovasi dengan salah satu cara berikut ini :
(a) Menciptakan manfaat.
(b) Meningkatkan nilai inovasi.
(c) Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi pelanggan.
(d) Menyajikan apa yang dianggap bernilai oleh pelanggan.
Dengan jalan demikian perusahaan dapat bersaing apabila secara konsisten dan berkesinambungan memperbaiki produk, barang dan jasa, atau prosesnya sendiri.
STRATEGI KEWIRAUSAHAAN
Biasanya perusahaan kecil yang berhasil secara berkesinambungan serta menang bersaing, memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk yang unik, dan memiliki cakupan distribusi geografis pasar yang terbats.
Ada beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, yaitu:
(1). Perubahan produk dan jasa. Hal ini menyangkut pertanyaan: produk dan
jasa baru apa yang diinginkan oleh pelanggan? , apakah perubahan
kebutuhan mereka dapat ditentukan?
(2). Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversivikasi
produk dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha . Ini menyangkut
pertanyaan: bagaimana pasar dapat dicapai? , bagaimana posisi strategis
perusahaan harus diperbaiki? , peluang mana yang akan diambil?
(3). Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam rangka penelitian
dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan, dan
dalam rangka penambahan sumber daya manusia . Hal ini menyangkut
pertanyaan: berapa modal yang diperlukan untuk investasi tersebut? ,
darimana sumbernya ?
(4). Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang unik
untuk mengimplementasikan strategi. Pertanyaannya adalah: bagaimana
sumberdaya manusia itu akan dikembangkan supaya perusahaan sukses
di pasar ?
(5). Analisis pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk memantabkan
strategi bersaing. Keputusannya harus berdasarkan perilaku, sumber daya ,
dan komitmen yang dimiliki oleh pesaing dimasa lalu. Apakah pesaing
akan menanggapi strategi yang kita terapkan ? Kemampuan dan
perencanaan apa yang diperlukan untuk mengantisipasi pesaing ?
(6). Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan untuk
memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan permintaan pelanggan
dan perilaku strategi persaingan baru. Apakah perusahaan akan selalu
mempertahankan keunggulan strategi tersebut selama-lamanya ?
(7). Penentuan harga barang atau jasa untuk jangka pendedk dan jangka
panjang. Apakah keputusan penentuan harga sudah dibandingkan dengan
strategi lain ? Apakah analisis elastisitas permintaan untuk setiap pasar
sudah dipahami ?
(8). Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apakah ada aksi strategis
untuk menjawab kebutuhan masyarakat ?
(9). Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran khas.
Apakah pertumbuhan perusahaan menimbulkan masalah likuiditas ?
Strategi bagi Pemimpin Pasar ( Market Leader )
Jika perusahaan telah memiliki peluang yang besar seperti pada masa pertumbuhan, maka strateginya adalah:
1. Bersikap menyerang dan agresif untuk mempertahankan pangsa pasar.
Wirausaha harus siap memperbaiki strategi bersaingnya agar dapat tetap
mempertahankan reputasi terbaik di mata pelanggan.
2. Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif . Dalam posisi ini , setiap
departemen secara efektif menemukan keunggulan bersaing dan secara
bertahap dapat membangun hambatan masuk ke segmen pasar yang dipilih
untuk bersaing.
3. Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki
tantangan. Perusahaan yang pasif mempertahankan pasarnya akan selalu
mengundang pesaing untuk memasuki pasar. Kegagalan mempertahankan
strategi akan memperlemah perusahaan dalam menanggapi serangan dari
pesaing. Apabila demikian, maka pesaing akan menjadi pemimpin pasar (
market leader ) yang baru.
Strategi bagi Bukan Pemimpin Pasar
Perusahaan yang memasuki tahap pertumbuhan dan memiliki posisi kuat ( tetapi bukan pasar ) , memiliki strategi tertentu. Namun strategi ini bukan untuk bersaing dengan market leader . Strategi ini dilakukan dengan cara:
1. Secara agresif menggunakan kompetensi terbaiknya untuk meraih peluang
pasar sehingga tidak tertandingi oleh pesaing . Wirausaha harus
memposisikan dirinya dalam segmen pasar kecil sebagai pemain paling
dominan. Wirausaha membangun dan mempertahankan hubungan secara
terbuka dengan para pelanggannya. Dalam hal ini, wirausaha jarang
mengabaikan peluang dan selalu memperkuat hubungan melalui pelayanan
istimewa dan atas kebutuhan pelanggan.
2. Mengembangkan strategi sebagai follower leader. Pada kondisi ekonomi
yang baik, perusahaan yang mengikuti strategi ini bisa berhasil. Ancaman
untuk strategi ini adalah jika pelanggan tidak lagi memandang perusahaan
pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar dengan produk dan jasa
sejenis ( undifferntiated ) bukanlah pasar yang menarik untuk persaingan.
Strategi yang Lain
Banyak strategi yang dilakukan wirausaha pada tahap pertumbuhan, antara lain:
1. Pertahanan bersaing . Agar tetap dapat bersaing, maka pengembangan
produk dan perluasan pelayanan perusahaan harus selalu dinamis dan
memposisikan perusahaan dalam keadaan kritis. Perusahaan harus selalu
inovatif dan memperbaiki keberhasilannya di masa lalu atau memperbaiki
produk yang pertama kali dihasilkannya, sebab bila tidak akan ditinggalkan
pasar.
2. Mencoba untuk produk yang menjadi “pemukul besar” ( big hitter ), dan tidak
berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada.
Keberhasilan perusahaan seperti 3M ( Man, Material, Market ) tetap
mendominasi posisi pasar melalui pengenalan produk baru secara
berkesinambungan.
3. Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan
ahli teknik profesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan
keberhasilan perusahaan. Sangatlah tidak mudah untuk menempatkan
kembali kemampuan individual yang cakap. Oleh karena itu, kehilangan
seseorang yang cakap dan dianggap kunci dapat menghancurkan
keunggulan perusahaan dalam persaingan.
MEMELIHARA SEMANGAT ( SPIRIT ) WIRAUSAHA
Untuk mendorong perilaku kreatif agar wirausaha memperoleh keuntungan di pasar, dapat dilakukan dengan cara:
1. Mendidik wirausaha tentang pelayanan perusahaan khususnya tentang
alasan mereka membeli produk dan jasa, tentang masalah yang dihadapi
pelanggan, dan tentang apa kebutuhan serta keinginan yang spesifik dari
pelanggan.
2. Mendidik wirausaha tentang nilai-nilai perbaikan produk dan pemasarannya,
tentang proses distribusi dan perbaikan teknik produksinya untuk dapat
bersaing.
3. Menciptakan iklim kerja yang positif dan dapat mendorong terciptanya ide-ide
baru. Dengan kondisi yang kondusif, para entrepreneur akan lebih kreatif
dalam mentransformasikan iode-idenya. Secara ideal, entreprenuer adalah
individu-individu yang bertanggungjawab dalam bidang pemasaran,
teknologi, dan keuangan. Meraka adalah para pencipta dan inovator pada
perusahaan orang lain.
PENGEMBANGAN MODAL USAHA
Pengembangan modal usaha tidak lain adalah berkaitan dengan bagaimana sistem pengelolaan keuangan dari perusahaan tersebut, adalah bagaiman mengusahakan sumber dana, menggunakan dan mengendalikan dana-dana perusahaan. Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan , yaitu: (1) Aspek sumber dana, (2) Aspek rencana dan penggunaan dana, dan (3) Aspek pengawasan atau pengendalian keuangan. Siklus sumber dana, penggunaannya, serta pengendaliannya dapat dicermati pada bagan gambar 6.
Sumber-sumber Keuangan Perusahaan
Ditinjau dari asalnya, sumber dana perusahaan dapat dibagi dua golongan, yaitu: (1) Dana yang berasal dari perusahaan atau disebut pembelanjaan intern, dan (2) Dana yang berasal dari luar perusahaan, yang disebut pembelanjaan ekstern.
Penggunaan dana intern merupakan cara yang paling mudah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan,sebab tinggal mengambil dana
SUMBER DANA
– Equity capital
(modal sendiri
yang diinves-
tasikan)
– Debt capital
( pinjaman )
– Venture capi-
tal (perusa-
haan lain yang
ingin ber-
investasi)
|
PENGGUNAAN DANA
Aktiva lancar
– Kas
– Surat
Berharga
– Piutang
– Persediaan
Aktiva Tetap
– Tanah
– Gedung
– Pabrik
– Peralatan
|
Gambar 6
yang tersedia di perusahaan tersebut. Karena dana intern biasanya sangat terbatas, maka dalam penggunaannya harus memperhatikan opportunity cost , yaitu peluang yang hilang akibat penggunaan yang lain atau penerimaan yang seharusnya diterima tetapi hilang akibat penggunaan sumber-sumber tsb dalam perusahaan. Misalnya: bunga dana milik sendiri atau sewa gedung milik sendiri yang seharusnya diterima , hilang akibat dana tsb digunakan dalam perusahaan. Bunga atau uang sewa yang seharusnya diterima oleh pemiliknya itu mestinya dihitung sebagai “biaya perusahaan”. Ada tiga jenis sumber dana intern yang dapat dijadikan sumber keuangan perusahaan, yaitu:
(a) Penggunaan dana perusahaan, (b) Penggunaan cadangan, dan (c) Penggu- naan laba yang tidak dibagi / ditahan .
Sedangkan sumber dana ekstern, mencakup: (a) Dana dari pemilik atau penyertaan; dalam perusahaan harus ada pemisahan yang tegas antara dana milik pribadi atau pembelanjaan sendiri (misalnya saham) dengan dana milik perusahaan, (b) Dana yang berasal dari utang / pinjaman, baik jangka pendek maupun jangka panjang, atau disebut pembelanjaan asing. Sumber dana ekstern diantaranya: kredit jangka pendek (kredit rekening koran, kredit penjual/pembeli, aksep) dan kredit jangka panjang (hipotek, obligasi, kredit bank, dan kredit dari negara lain), (c) Dana bantuan program pemerintah pusat
Tabel 1 : Estimasi biaya awal bagi usaha baru
==============================================================
1. Produksi:
a. Pengembangan suatu prototipe Rp. ……………………
b. Desain produk akhir Rp. …………………..
c. Peralatan untuk pabrikasi Rp. ……………………
d. Material untuk pabrikasi Rp. ………………….
e. Biaya tenaga kerja Rp. …………………..
f. Pembelanjaan eksploitasi (tambahan) Rp. ……………………
g. Biaya hidup wirausaha Rp. …………………….
JUMLAH ………………………………………..Rp. …………………….
2. Pemasaran:
a. Riset pemasaran Rp. ……………………
b. Promosi dan periklanan Rp. …………………….
c. Peralatan pendukung untuk pemasaran Rp. …………………….
d. Pengeluaran untuk staf penjualan
dan jaringan distribusi Rp. …………………….
e. Pengeluaran untuk membantu penjualan Rp. …………………….
f. Pengeluaran untuk instalasi dan
penyajian produk Rp. …………………….
JUMLAH …………………………………….. Rp. …………………….
3. Operasi usaha secara umum …………………….. Rp. ……………………..
JUMLAH …………………………………….. Rp. ……………………..
4. Estimasi Pengeluaran :
a. Pengembangan produk Rp. ……………………..
b. Pemasaran dan distribusi Rp. ……………………
c. Operasional usaha Rp. …………………..
JUMLAH ……………………………………….. Rp. ……………………
JUMLAH KESELURUHAN ……………………………….. Rp. ………………….
==============================================================
Sumber: Suryana, 2003 : 100
dan daerah, (d) Dana dari teman atau keluarga yang ingin menanamkan modalnya, dan (e) Dana ventura, yaitu dana dari perusahaan yang ingin menginvestasikan dananya pada perusahaan kecil yang memiliki potensi.
Sebagai ilustrasi bagi perusahaan baru, perkiraan keseluruhan biaya awal perusahaan atau estimasi biaya perusahaan yang diperlukan dapat dilihat pada tabel 1 di atas.
MANAJEMEN KEUANGAN
Dalam manajemen ekonomi ada beberapa unsur yang harus dianalisis meliputi komponen:
a. Kepemilikan . Apakah unit usaha yang akan didirikan milik pribadi
(perseorangan) atau milik bersama (persekutuan, seperti: CV, PT, dan bentuk
usaha lainnya). Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit usaha yang
dipilih tersebut? Hendaknya dipilih yang tidak beresiko terlalu tinggi dan
menguntungkan.
b. Organisasi . Jenis organisasi apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini,
organisasi staf, organisasi lini dan staf, atau bentuk lainnya? Tentukan jenis
yang paling tepat dan efisien.
c. Tim manajemen . Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang
lain secara profesional? Hal ini tergantung pada skala usaha dan
kemampuan yang dimiliki wirausaha. Bila usahanya besar, buat tim
manajemen yang solid.
d. Karyawan. Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi, dan
kualitas yang diperlukan.
Pada manajemen keuangan, unsur-unsur yang sangat diperlukan untuk diketahui secara mendalam (dianalisis) adalah komponen-komponen berikut ini.
(1). Kebutuhan dana. Yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan,
misalnya: berapa besarnya dana untuk aktiva tetap, untuk modal kerja dan
pembiayaan awal.
(2). Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu
sumber dana internal (misalnya: modal disetor, laba ditahan) dan modal
eksternal (misalnya: obligasi dan pinjaman).
(3). Proyeksi neraca. Sangat penting untuk mengetahui posisi harta dan
kekayaan serta untuk mengetahui kondisi keuangan lainnya, misalnya:
posisi aktiva lancar, aktiva tetap, pasiva lancar, kuajiban jangka panjang
dan kekayaan bersih.
(4). Proyeksi laba rugi. Proyeksi ini, dari tahun ke tahun, akan
menggambarkan perkiraan laba atu rugi di masa mendatang. Komponenya
meliputi proyeksi penjualan, proyeksi biaya, dan proyeksi laba rugi bersih.
(5). Proyeksi aliran kas ( Cash Flow ). Dari aliran kas dapat dilihat
kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kuajiban-kuajiban
keuangannya. Ada tiga jenis aliran kas, yaitu:
a. Aliran kas masuk ( cash in flow ), merupakan penerimaan-penerimaan
yang berupa hasil penjualan atau pendapatan.
b. Aliran kas keluar ( cash out flow ), merupakan biaya-biaya, termasuk
pembayaran bunga dan pajak.
c. Aliran kas masuk bersih ( net cash in flow ), merupakan selisih dari
aliran kas masuk dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan
diperhitungkan bunga setelah pajak.
Untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria , yaitu metode: Payback Period, Net Precent Value, Internal Rate of Return, dan Benefit Cost Ratio.
(a). Metode Payback Period, adalah priode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi. Payback Period sangat penting untuk
menghitung jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat payback
period- nya maka semakin baik bisnis tersebut.
Rumusnya:
Nilai investasi
Payback period = ——————————— x 1 tahun
Kas masuk bersih
Contoh: Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar Rp.24.000.000,oo. Dari investasi tsb memperoleh keuntungan setelah pajak sebesar Rp.5.000.000,oo. Depresiasi sebesar Rp.3.000.000,oo maka payback period – nya adalah:
Investasi Rp. 24.000.000,oo
Keuntungan setelah pajak Rp.5.000.000,oo
Depresiasi Rp.3.000.000,oo
Aliran kas masuk Rp. 8.000.000,oo
24.000.000,oo
Payback Period = ————————— x 1 tahun = 3 tahun
8.000.000,oo
Perlu diingat bahwa perhitungan dengan metode payback period tersebut belum memperhitungkan unsur waktu , jadi masih memiliki kelemahan.
(b). Metode Nilai Bersih Sekarang ( Net Precent Value ), disini perlu
diperhatikan bahwa nilai uang sebagi manfaat ekonomi dari usaha yang
diperkirakan akan diterima di masa mendatang tidak sama dengan nilai
uang yang diterima sekarang, karena adanya faktor interest rate yang
besarnya tertentu dan besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu.
(c). Metode Internal Rate of Return , adalah suatu interest rate yang membuat
nilai bersih sekarang ( Net Precent Value ) menjadi nol atau disebut juga
indeks keuntungan ( Profitability index ).
(d). Metode Rasio Manfaat Biaya ( Benefit Cost Ratio ). Manfaat ekonomis
akan diperoleh apabila didapatkan nilai Benefit Cost Ratio ( BCR ) > 1 .
Jika misalnya dalam investasi mesin baru diperoleh BCR = 1,35 maka
berarti manfaat ekonomis dari pembelian mesin baru tsb adalah 1,35 kali
lebih besar daripada nilai biaya total pada tingkat bunga ( interest rate )
yang ada. Jadi investasi mesin baru tersebut dapat dikatakan layak secara
ekonomis.
Bila BCR < 1 , maka proyek bisnis memberikan kerugian secara ekonomis.
MANAJEMEN PRODUKSI
Manajemen produksi mendasarkan pada pengelolaan dasar atas produksi / operasi dari perusahaan yang bersangkutan, sehingga sasaran akhir daripada perusahaan dapat tercapai. Oleh karenanya perlu dilakukan analisis terhadap beberapa unsur dari aspek produksi/operasi , antara lain:
(1). Lokasi operasi . Untuk ini hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan
paling efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya.
Misalnya: dekat ke pemasok, dekat ke konsumen, dekat ke alat transportasi,
atau diantara ketiganya. Di samping itu lokasi bisnis harus menarik agar
konsumen tetap loyal.
(2). Volume operasi . Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan
prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan / kekurangan
kapasitas. Volume operasi yang berlebihan akan menimbulkan masalah
baru dalam penyimpanan / pergudangan yang akhirnya akan
mempengaruhi harga pokok penjualan.
(3). Mesin dan peralatan . Dalam hal ini harus sesuai dengan perkembangan
teknologi masa kini dan yang akan datang, serta harus disesuikan dengan
luas produksi supaya tidak terjadi kelebihan kapasitas.
(4). Bahan baku dan bahan penolong . Bahan baku dan bahan penolong serta
sumber daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut
harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga biaya bahan baku menjadi
efisien.
(5). Tenaga kerja . Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana
kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan
keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikan
pekerjaan itu, supaya lebihj tepat, dan lebih hemat (efisien).
(6). Lay-out . Yang dimaksudkan adalah tata ruang atau tata letak berbagai
fasilitas operasi. Lay-out harus tepat dan prosesnya praktis sehingga
efisien.
MANAJEMEN PEMASARAN DAN PROMOSI
Sebelum mengelola dan menganalisis aspek pemasaran dan promosi, seorang wirausaha terlebih dahulu harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran yang memadai , berdasarkan analisis dan prediksi, apakah bisnis yang akan dirintis atau
dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai tau tidak.
Dalam analisis pasar, biasanya ada beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, di antaranya:
(1). Kebutuhan dan keinginan konsumen . Barang dan jasa apa yang banyak
dibutuhkan dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka
butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Kapan mereka membutuhkan?
Jika kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan memungkinkan
terpenuhi berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari
kebutuhan/keinginan konsumen.
(2). Segmentasi pasar . Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya:
berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya. Jika segmentasi
pasar teridentifikasi, maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.
(3). Target . Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih.
Berapa target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis
kita? Sangat tergantung pada nilai produk dan jasa yang dipasarkan,
apakah memberi kepuasan atau tidak. Jika loyal maka potensi pasar tinggi.
(4). Nilai tambah . Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa
pada setiap rantai pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pasa
konsumen akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan
harga. Misalnya: berapa harga dari pabrik pemasok, berapa harga setelah
di agen, dan berapa harga setelah ke konsumen? Dengan mengetahui nilai
tambah setiap rantai pemasaran, maka nilai tambah bisnis akan dapat
diketahui — tinggi atau rendah — .
(5). Masa hidup produk . Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa
bertahan lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari
waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal kembali
atau tidak? Jika masa produk lebih lama berarti potensi pasar tinggi. Harus
dianalisis juga apakah produk industri baru atau industri lama yang sudah
mapan atau produk industri yang sedang menurun? Jika produk industri
baru yang sedang tumbuh, berarti potensi pasar tinggi.
(6). Struktur pasar . Perlu dianalisis apakah barang dan jasa yang akan
dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna ( seperti pasar
monopoli, oligopoli, dan monopolistik ) atau pasar persaingan sempurna.
Jika barang dan jasa termasuk jenis pasar persaingan tidak sempurna,
berarti potensi pasar tinggi, dibandingkan bila produk termasuk pasar
persaingan sempurna.
(7). Persaingan dan strategi pesaing . Harus dianalisis apakah tingkat
persaingan tinggi atau rendah. Jika persaingan tinggi, berarti peluang
pasar rendah. Wirausaha harus membandingkan keuanggulan pesaing,
dilihat dari strategi produk, strategi harga, strategi jaringan ditribusi dan
strategi promosi, apakah lebih unggul? Bagaiman tingkat teknologinya?
Jika pesaing lebih unggul berarti bisnis yang akan dirintis atau
dikembangkan akan lemah dalam persaingan. Untuk memenangkan
persaingan tentu saja bisnis tersebut harus lebih unggul dari pesaing.
(8). Ukuran pasar . Ukuran ini dapat dianalisis dari volume penjualan. jika
volume penjualan tinggi berarti pasar potensial. Misalnya: untuk volume
penjualan usaha skala kecil sebesart Rp. 5 miliar pertahun atau sebesar
Rp. 10 juta perhari, berarti ukuran pasaar cukup besar.
(9). Pertumbuhan pasar . Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari
pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya
lebih dari 20 %), berarti potensi pasar tinggi.
(10). Laba kotor . Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah? Jika
profit margin kotor lebih dari 20 prosen berarti pasar potensial.
(11). Pangsa pasar . Pangsa pasar dapat dianalisis dari selisih jumlah barang
dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
Jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat bahkan setelah lima tahun
mencapai 40 % , berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan
memiliki pangsa pasar yang tinggi.
Promosi
Tujuan promosi adalah agar barang dan jasa yang kita produksi dikenal, diketahui, dibutuhkan, dan diminati / diminta oleh konsumen. Untuk itu wirausaha harus segera melakukan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Informasikan barang dan jasa yang dihasilkan kepada konsumen.
2. Bujuk konsumen agar mau membeli barang / jasa yang dihasilkan.
3. Pengaruhi konsumen agar tertarik terhadap barang / jasa yang kita hasilkan.
Kegiatan-kegiatan di atas dapat dilakukan dengan cara periklanan dan promosi.
Promosi merupakan cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang akan ditawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli. Sesuai dengan fungsi promosi, yaitu menginformasikan ( to inform ), membujuk ( to persuade ), mengingatkan ( to remind ), dan mempengaruhi ( to influence ), maka melalui promosi barang dan jasa yang dihasilkanakan mudah dikenal oleh konsumen.
Ada beberapa jenis promosi, yaitu:
(1). Iklan , misalnya melalui media cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik
(radio, TV, Internet, dan lain-lain).
(2). Promosi penjualan , misalnya melalui pameran dagang, kuis berhadiah,
hiburan, dan lain sebagainya.
(3). Wiraniaga , mempromosikan langsung barang itu ke konsumen sasaran
dengan membawa produk contoh.
(4). Pemasaran langsung , langsung menghubungi konsumen.
(5). Humas , yaitu mempromosikan barang itu melalui bilboard atau baliho,
pamflet, dan lain sebagainya.
Strategi di atas tergantung pada elastisitas permintaan, biaya barang, dan harga yang dimiliki pesaing. Setelah barang dan jasa dikenal dan dibutuhkan konsumen, maka tugas wirausaha adalah: (1) mempertahankan pangsa pasar dan volume penjualan, dan (2) mengembangkan pangsa pasar dan volume penjualan.
Untuk mempertahankan dan mengembangkan pangsa pasar , wirausaha perlu melakukan langkah-langkah berikut ini:
(1). Menghargai dan memperhatikan keinginan serta kebutuhan konsumen,
(2). Menganalisis kelebihan dan kekurangan pemasaran yang kita miliki maupun
kelebihan dan kelemahan pesaing,
(3). Mencari strategi lain untuk menyerang market leader .
Selain kesemua yang telah diutarakan di atas, ada dua studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu usaha dimulai atau dikembangkan, yaqitu: (a). Studi kelayakan usaha atau feasibility study of businesses, dan (b). Analisis SWOT atau Strenght (kekuatan) – Weakness (kelemahan) – Opportunity (peluang) – Threat (ancaman).
Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasranya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha. Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya dapat digunakan antara lain: untuk merintis usaha baru, untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, dan untuk memilih jenis usaha atau investasi atau proyek yang paling menguntungkan. Proses studi kelayakan usaha dapat dicermati pada gambar 7.
KUAJIBAN WIRAUSAHA
Selaku wirausaha yang sekaligus juga warganegara Indonesia yang baik, maka ia mempunyai kuajiban, an\tara lain:
(1). Mengurus dan memiliki Ijin Usaha, dan
(2). Menghitung dan membayar pajak yang menjadi tanggungjawabnya.
Ijin usaha dan kepemilikan NPWP (nomor pokok wajib pajak) saat ini merupakan unsur persyaratan guna mengembangkan usaha / bisnis para wirausaha, khususnya dalam hal menambahan modal usaha atau sumber dana dari suatu bank (baik pemerintah maupun swasta). Karenanya kedua hal tersebut tidak boleh dilupakan oleh serang wirausaha, untuk diurus / dimilikinya.
Disamping itu, mungkin diperlukan juga pengetahuan tentang pembuatan proposal / usulan bisnis, baik untuk urusan sumber dana, usaha baru, dan lain-lain (yang berkaitan dengan usahanya).
Gagasan Usaha
( Business idea )
|
Analisis / Evaluasi
1. Pasar
2. Produksi /
Operasi
3. Manajemen
4. Keuangan
5. Ekonomi
|
Tidak dilaksanakan
( No Go )
|
Gambar 7
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Untuk merintis usaha baru perlu diperhatikan beberapa hal penting. Jelaskan
hal-hal apa sajakah ysng hsrus diperhatikan itu ?
2. Coba anda diskusikan bagaimana cara merumuskan perencanaan usaha bagi
usaha baru !
3. Gambarkan bagaimana teknik dan strategi pemasaran dilakukan oleh para
pelaku bisnis !
4. Jelaskan bagaimana teknik pengembangan usaha untuk perusahaan yang
baru berdiri dan perusahaan yang sudah ada !
5. Bagaimana cara memelihara perilaku kreatif kewirausahaan untuk
memperoleh peluang di pasar ? Jelaskanlah secara singkat !
6. Mengapa studi kelayakan usaha sangat penting bagi wirausah ?
7. Apakah promosi itu dan apa tujuannya ?
8. Promosi dapat dilakukan melalui (dalam bentuk) apa saja ?
9. Apa sajakah kuajiban seorang wirausaha, jelaskan !
10. Apa yang anda ketahui tentang “kreatif” , “inovatif” , dan “berani
menanggung resiko” bagi seorang wirausaha ? Berikan penjelasannya !
BUKU BACAAN YANG DISARANKAN
Ahmad Natahamijaya. 1976. Manajemen Penerangan Etalase dan Ruang Toko. Bandung: Kadin.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2002. Perilaku Konsumen ( Edisi Revisi ). Bandung: Refika Aditama.
Ary Ginanjar Agustian. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, Berdasarkan 6 Rukun Iman dan % Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya Persada.
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo E. 1995. Pengantar Bisnis Modern, Ed. 3. Yogyakata: Liberty.
Hawkins K L dan Peter A Turla. 1993. Ujilah Tingkat Kecerdasan Anda sebagai seorang: Wiraswasta. (Penerjemah: Dabara Publishers). Solo: Dabara Bengawan.
Husen Umar. 1977. Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode dan Kasus. Jakarta: Gramedia.
Joe Setyawan. 1993. Strategi Efektif Berwirausaha, Mencakup Studi Kelayakan Usaha. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lambing, Peggy C R K. 2000. Entrepreneurship . New Jersey: Prentice Hall Inc.
Longenecker Justin G, Carlos W Moore, dan J William Petty. 2001. Kewirausahaan, Manajemen Usaha Kecil. (Penerjemah: PT Salemba Emban Patria). Jakarta: Salemba Empat.
Soma Soemantri. 1999. Business Plan / Studi Kelayakan Usaha . bandung: FPIPS – UPI.
Suryana. 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Soeparman Soemahadimidjaja. 1997. Kewirausahaan.
Zimmerer, W T dan Thomas, M S. 1996. Entrpreneurship and the new venture
information . New Jersey: Prentice Hall International Inc.
Apendix
( Sumber: Ary Ginanjar Agustian, 2001)
Pada tahun 1905 diketemukan IQ ( kecerdasan intelektual ).
Pada tahun 1995 diketemukan EQ ( kecerdasan emosional ).
Pada tahun 2000 diketemukan SQ ( kecerdasan spiritual ).
Dilihat dari tataletak otak manusia, ketiga kecerdasan tersebut ternyata berbeda (dengan mengingat fungsi otaknya), yakni:
IQ ( Intelectual Quotient ) terletak pada fungsi otak NEOCORTEX,
EQ (Emotional Quotient ) ada pada fungsi otak yang disebut LYMBIC SYSTEM,
SQ ( Spiritual Quotient ) berada pada fungsi otak GOD SPOT atau
TEMPORAL LOBE.
Menurut hasil penelitiannya EQI ( Emotion Quotient Inventory ) di AS, untuk dunia usaha, ternyata orang-orang bisnis yang sukses memiliki IQ rata-rata 6 % ( dan maksimal 20 % ) dari yang dibutuhkan, sedangkan sisanya dibutuhkan EQ.
Kecerdasan Emosi ( EQ ) adalah kemampuan untuk merasakan orang lain (dapat mengendalikan diri) dan menjadikannya sebagai pengetahuan untuk mengambil keputusan (bisnis).
Ternyata kecerdasan emosi ini memerlukan : (a) kreatifitas, (b) berani mengambil resiko, (c) komitmen, (d) visi, (e) tanggungjawab, (f) kemampuan merasakan, (g) inisiatif, (h) sensitif, (i) merasakan dan melihat dengan mata hati, (j) kemampuan membaca situasi.
Menurut Ary Ginanjar, dalam bisnis tidak hanya dibutuhkan IQ dan EQ saja, tetapi masih memerlukan SQ ( kecerdasan spritual ), karena SQ akan memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan: – untuk apa IQ saya ? , – untuk apa EQ saya ? , – untuk siapa keberhasilan yang saya capai ini ? , – untuk apa saya hidup ? , dan – kemana selanjutnya saya hidup ? , – dst dst sehingga kebahagiaan serta ketenangan hati seseorang wirausaha akan tergapai. Yang akhirnya, kesemuanya akan kembali kepada YANG MAHA PENCIPTA —— Allah Ta ‘ala , yang tak ada yang menandinginya —– .