waralaba


WARALABA

Waralaba atau Franchising (dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.  Tetapi,  menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah  suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud dengan franchisor dan franchisee.

Franchisor atau pemberi waralaba atau pewaralaba , adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.   Sedangkan  Franchisee atau penerima waralaba atau terwaralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.

Dasar  sejarahnya waralaba

Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola.  Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS, General Motors Industry ditahun 1898.  Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraf, yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer.

Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji. Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya. Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha

ritel yang ada di AS.  Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an.

Sifat Waralaba

Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA.

Jenis Waralaba

Waralaba dapat dibagi menjadi dua:

Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.

Menurut International Franchise Association (IFA) ada beberapa bentuk bisnis waralaba, diantaranya : Unit Franchising, Area Development Franchising, Subfranchising, Conversion or Affiliation Franchising, dan Nontraditional Franchising.   Keterangan lebih lanjut lihat pada lampiran pengayaan.

Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup, piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.

Biaya Waralaba

Biaya waralaba meliputi: Ongkos awal, dimulai dari Rp. 10 juta hingga  Rp. 1 miliar.   Biaya ini meliputi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuai dengan spesifikasi franchisor dan ongkos penggunaan HAKI.   Ongkos royalti, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional. Besarnya ongkos royalti berkisar dari 5-15 persen dari penghasilan kotor. Ongkos royalti yang layak adalah 10 persen. Lebih dari 10 persen biasanya adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan.

Waralaba di Indonesia

Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya . Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang.

Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah sebagai berikut:  (1). Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.;  (2). Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.; (3). Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.; dan (4). Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.

Banyak orang masih skeptis dengan kepastian hukum terutama dalam bidang waralaba di Indonesia. Namun saat ini kepastian hukum untuk berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih baik dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut. Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima waralaba (franchisee) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchisee yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramida atau sistem sel, suatu jaringan format bisnis waralaba akan terus berekspansi.

Tingkat pengembalian yang layak dari sebuah waralaba adalah minimum 15 persen dari nilai.

Di Indonesia waralaba yang berkembang dan masih sangat menguntungkan adalah waralaba di bidang makanan jadi.(misalnya: Mc Donald, KFC, dll).  Yang juga menguntungkan adalah waralaba di bidang pendidikan (umpamanya: Primagama, LIA, Neutron, dll), juga taman bermain dan taman kanak-kanak

Usaha Waralaba

Membeli waralaba yang menyangkut penggunaan keseluruhan paket waralaba, yang terdiri dari elemen-elemen yang diperlukan untuk membuat seseorang yang sebelumnya belum pernah menggeluti suatu jenis usaha tertentu menjadi dapat memiliki jenis usaha tersebut dan mengembangkannya tanpa harus memulai dari nol.    Anang Sukandar, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) pernah mengungkapkan bahwa memulai bisnis dengan cara membeli waralaba ibaratnya seperti memulai bisnis bukan dari nol, melainkan dari angka 60.

Resiko kegagalan usaha yang biasa dihadapi oleh para pengusaha yang berusaha membangun bisnis dengan sistem sendiri adalah resiko kegagalan sistem itu sendiri.   Sudah menjadi hal yang umum diketahui bahwa tidaklah mudah untuk menciptakan suatu sistem yang mantap dan berhasil guna.

Adapun yang dimaksud dengan sistem di sini adalah suatu sistem yang komprehensif dengan segenap sub-sistemnya, seperti sub-sistem marketing, sub-sistem produksi, sub-sistem keuangan dan administrasi, hingga sub-sistem sumber daya manusianya.

Dengan membeli hak waralaba dari waralaba yang sudah ada di pasaran, bisa dikatakan bahwa terwaralaba juga telah membeli sistem yang ada dalam waralaba tersebut, sehingga terwaralaba tidak perlu menciptakan sistem sendiri karena tinggal mengaplikasikan sistem yang sudah ada dan sudah terbukti berhasil.

Model Waralaba

Model Waralaba yang ditawarkan adalah model “sleeping investor”.
Deskripsi model ini adalah sebagai berikut:

1. Pemberian lisensi
2. Persiapan dan pembukaan; Pemberi waralaba memberikan jasa-jasa untuk persiapan dan pembukaan gerai. Penerima waralaba menyediakan biaya yang dibutuhkan untuk persiapan dan pembukaan gerai tersebut.
3. Operasionalisasi; Dalam suatu rentang waktu yang ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama pewaralaba memberikan jasa-jasa untuk mengelola gerai dengan kendali penuh, dengan tidak menutup kemungkinan adanya input-input dari terwaralaba demi optimalisasi usaha dan keberhasilan bersama.

Paket Waralaba
Paket Waralaba meliputi:

1. Pewaralaba memberikan lisensi untuk menggunakan nama “GAMA Ayam Goreng & Steak” (misalnya) sebagai merek/nama usaha dagang dari usaha rumah makan/gerai makan yang dimiliki oleh terwaralaba dalam suatu wilayah operasi yang terbatas berdasarkan kesepakatan bersama melalui suatu perjanjian legal
2. Pewaralaba menyiapkan personil yang akan menempati keseluruhan posisi mulai dari level karyawan hingga manajer
3. Pewaralaba memberikan jasa-jasa untuk persiapan dan pembukaan gerai yang meliputi seleksi tempat, menyiapkan desain bangunan, tata letak, dan interior ruangan, membantu menyediakan peralatan untuk keperluan pelayanan dan produksi sesuai standar “GAMA Ayam Goreng & Steak”, serta promosi, publikasi, dan bila diperlukan dibuat acara pembukaan (grand opening) secara sederhana
4. Pewaralaba bertanggung jawab penuh atas sistem pelayanan, produksi, marketing, administrasi, dan keuangan sesuai standar C.V. GAMA INDONESIA
5. Pewaralaba mengatur rotasi/mutasi karyawan antar gerai dalam keseluruhan lingkup pengelolaan C.V. GAMA INDONESIA demi optimalisasi kinerja gerai.

6.

Pewaralaba menjamin pasokan bumbu-bumbu menu utama sesuai standar C.V. GAMA INDONESIA untuk kepentingan standarisasi mutu dan pelayanan. Bebab biaya atas pengadaan bumbu-bumbu menu utama tersebut menjadi beban biaya operasional gerai yang berkepentingan.

Kontrol Operasional & Keuangan

1. Terwaralaba akan menerima laporan rutin operasional setiap bulan pada tanggal 15 bulan berikutnya yang dibuat sesuai standar laporan C.V. GAMA INDONESIA dari pewaralaba
2. Terwaralaba akan menerima laporan rutin keuangan dan neraca laba/rugi setiap bulan pada tanggal 15 bulan berikutnya yang dibuat sesuai standar laporan C.V. GAMA INDONESIA dari pewaralaba.

Jangka Waktu Perjanjian

Jangka waktu perjanjian perikatan waralaba adalah selama 5 (lima) tahun dan dapat diperbaharui kembali. Secara detail masing-masing pihak yang sepakat dalam perjanjian perikatan waralaba ini segala hak dan kewajibannya tertuang dalam suatu Perjanjian Waralaba yang tersendiri dan khusus.

Fee Waralaba

Fee Waralaba yang harus dibayar terwaralaba adalah:

1. Fee awal (management fee) yaitu fee atas penggunaan merek usaha dagang milik pewaralaba, desain gerai dan untuk jasa-jasa yang diberikan pada tahap pendirian dan persiapan pembukaan gerai. Besarnya fee adalah Rp.20.000.000,oo (duapuluh juta rupiah), dibayar diawal perjanjian oleh terwaralaba dan hanya sekali saja selama kurun waktu perjanjian waralaba berlangsung
2. Fee berkelanjutan (royalty fee), dalam hal ini menggunakan metode fee bagi hasil, yaitu fee yang diterima oleh pewaralaba dan terwaralaba atas peran masing-masing dalam usaha waralaba yang sedang dijalankan. Perbandingan fee bagi hasil adalah :

. 80% : 20% dari laba bersih tiap-tiap bulannya untuk tahun ke-1;

. 70% : 30% dari laba bersih tiap-tiap bulannya untuk tahun ke-2 s/d

tahun ke-5.

80/70% adalah untuk terwaralaba dan 20/30% untuk pewaralaba (menurut manajemen GAMA). Pembayaran fee dilakukan setiap tanggal 15 bulan berikutnya setelah seluruh Laporan Bulanan pada bulan berjalan selesai dikerjakan oleh pewaralaba.

Catatan

  1. Nilai fee Waralaba tidak termasuk :
    a. Sewa/harga tanah dan atau sewa/harga bangunan/rumah.
    b. Biaya penyiapan gerai (bangunan gerai, perlengkapan,                                            perabot,   dll).
    c. Biaya perijinan (IMB, Ijin usaha).
    d. Biaya survey awal.
  2. Penyiapan gerai ditentukan :
    a. Hasil survey lokasi.
    b. Diperhitungkan RoI (Return of Invesment) lebih kurang
    24 bulan.
    c. Kemampuan investasi.

Pernahkah anda  membayangkan memiliki sebuah usaha? Atau membuka usaha baru yang tidak pernah dibayangkan? Ingin memiliki usaha?
Jikalau telah ada keinginan tersebut, apa yang harus dikerjakan? Yang harus disiapkan? Bagaimana mendirikannya? Menjalankannya?
Tidak perlu bingung …
Waralaba adalah jawabannya !!!

LAMPIRAN PENGAYAAN
BISNIS WARALABA (1)
Info Dasar untuk Melangkah

Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA. Waralaba adalah bisnis jangka panjang. Keuntungan yang diperoleh digunakan untuk investasi lagi agar merek semakin kuat, untuk riset, dan perbaikan manajemen.

Selama ini ada beberapa alasan yang salah dalam mengembangkan bisnis waralaba. Yakni, mendapat keuntungan dalam waktu cepat, mengatasi kekurangan modal, meraih untung dari franchisee (pembeli waralaba), ingin mendorong produk/jasa yang lemah, dan ingin memuaskan diri sendiri.

Agar niat mencari untung tidak berubah menjadi kerugian, perhatikan hal-hal berikut, seperti diingatkan oleh Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar, sebelum menekuni bisnis ini.
1. Menjaga mutu secara konsisten, penampilan bersih, rapi, menyenangkan, dan bergengsi.
2. Memiliki konsep bisnis yang jelas, berpengalaman dalam mengatasi berbagai persoalan yang muncul, dan telah terbukti keberhasilannya.
3. Bisnis mempunyai keunikan tersendiri sehingga tidak dimiliki pesaingnya.
4. Keunggulan itu telah dibakukan secara tertulis, mulai dari pemilihan lokasi, perijinan, analisa bisnis seperti jam operasional, sistem manajemen dan sebagainya.
5. Pemasaran, pelatihan dan pengawasan harus jelas agar mutu tetap terjaga. Itu sebagai bukti dukungan pemilik waralaba pada mitra usahanya.
6. Dengan standar operasi yang ada, ilmu bisa diajarkan dan mudah dipelajari orang lain dengan baik dan benar.
7. Potensi pasar yang besar.
8. Keuntungan pasti diperoleh bila bisnis dijalankan dalam kurun waktu yang telah ditetapkan. Keuntungan itu bukan sesaat, melainkan jangka panjang.
9. Perjanjian bisnis yang jelas, setara antara pihak yang terlibat, saling menguntungkan, dan memiliki dasar hukum yang kuat.

Anang juga mengingatkan, waralaba adalah peluang usaha. Tapi, peluang usaha belum tentu waralaba. Peluang usaha berpotensi dikembangkan menjadi waralaba, namun belum cukup mapan. Pasalnya belum ada keunikan atau terbukti menguntungkan sehingga belum bisa disebut waralaba.

BISNIS WARALABA (2)
Waralaba Vs Peluang Usaha

Waralaba dan peluang usaha lain. Jika Anda ingin mengetahui perbedaannya, simak apa yang diutarakan oleh Burang Riyadi, konsultan bisnis waralaba. Ciri utama bisnis waralaba adalah kesempatan mandiri, dukungan pemasaran, kesempatan menggunakan nama dan jaringan, dan dilandasi perjanjian. Sementara business opportunity (peluang usaha) berciri-ciri kesempatan mandiri, dukungan suplai produk dan jasa, tidak perlu menggunakan nama dagang, dan lebih fleksibel.

Keuntungan bisnis waralaba adalah proses belajar singkat, menggunakan nama usaha yang terkenal, mendapat bantuan memulai usaha, jaminan suplai dan dukungan usaha lain, serta kekuatan dalam kegiatan promosi yang efisien. Peluang usaha memberikan keuntungan dalam hal tujuan melaksanakan usaha kecil terarah, menggunakan metode usaha yang dikenal, mendapat bantuan memulai usaha, dan jaminan suplai dan dukungan usaha lain.

Dari sisi kerugian, sejumlah hal bisa disebutkan di sini bila Anda memilih bisnis waralaba. Di antaranya, meski usaha milik sendiri, kebijakan umumnya masih ditentukan oleh franchisor (penjual waralaba), dan untuk membentuk sistem yang baku, perlu proses yang birokratis. Sedangkan kerugian dari peluang usaha adalah transaksi biasanya putus, kebijakan penjual peluang usaha tidak selalu disampaikan kepada pembeli peluang usaha secara kontinyu, dan perlu kreativitas dan pemahaman sendiri dalam segi manajemen usaha.

Ragam Tipe Waralaba

Menurut International Franchise Association, secara umum terdapat beberapa bentuk format bisnis waralaba:
1. Unit franchising
2. Area development franchising
3. Subfranchising
4. Conversion or affiliation franchising
5. Nontraditional franchising

Unit Franchising
Bentuk waralaba ini adalah yang paling umum. Dalam unit franchise, pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba untuk menjalankan sejumlah satu (single) bisnis waralabanya dalam lokasi/daerah yang telah ditentukan. Ada 2 pihak yang berkepentingan dalam bentuk ini, yaitu Pewaralaba dan Terwaralaba

Area Development Franchising
Dalam area development franchising, pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba (disebut area developer) suatu daerah tertentu yang harus dikembangkan. Terwaralaba tersebut memiliki hak dan kewajiban untuk membuka dan mengoperasikan sendiri sejumlah unit waralaba tertentu sesuai dengan jadwal rencana pengembangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya, jika target jadwal rencana pengembangan waralaba yang bersangkutan tidak tercapai, pewaralaba akan memutuskan kontrak perjanjian pengembangan waralaba pada daerah tersebut. Walau begitu, unit waralaba yang telah berdiri tetap dapat dioperasikan oleh terwaralaba. Ada 2 pihak yang berkepentingan dalam bentuk ini, yaitu Pewaralaba dan Terwaralaba

Subfranchising
Subfranchising, kadang disebut juga master franchising, sifatnya mirip dengan area development franchising, hanya saja bentuk waralaba ini melibatkan 3 pihak. Perbedaannya adalah, pada bentuk waralaba ini franchisee memiliki pilihan antara membuka sendiri unit waralabanya atau menjual kembali unit waralaba (sub franchising) kepada pihak lain (ke-3), selama tujuan pengembangan waralaba dalam suatu daerah dapat tercapai. Bentuk kesepakatan ini umum digunakan oleh sistem waralaba internasional (terutama pewaralaba Amerika Serikat), biasanya disebut dengan “master franchising”, dan franchisee sebagai sub franchisor disebut sebagai “master franchisee”.

Affiliation or Conversion Franchising
Bentuk waralaba ini terjadi jika seorang pemilik dari suatu bisnis yang telah berjalan ingin berafiliasi dengan suatu jaringan waralaba yang telah terkenal. Tujuannya adalah agar bisnis tersebut dapat memanfaatkan keuntungan dari merek terkenal dan juga sistem operasi dari jejaring waralaba yang bersangkutan. Dalam affiliation franchising ini, terwaralaba biasanya diperbolehkan untuk tetap menggunakan merek lama yang telah mereka miliki diikuti dengan merek terkenal dari sang pewaralaba. Bentuk waralaba ini banyak diterapkan di industri perhotelan.

Nontraditional Franchising
Pada bentuk waraba ini, pewaralaba menjual waralabanya untuk ditempatkan pada tempat-tempat tertentu yang khusus. Misalkan, suatu unit waralaba yang dijual didalam lokasi bisnis (mis: ritel) milik orang lain. Dalam hal ini pewaralaba membuat 2 perjanjian, yaitu perjanjian dengan terwaralaba dan perjanjian dengan pemilik bisnis.

Istilah-istilah dalam Waralaba

Pewaralaba / Pemberi Waralaba / Franchisor
adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki Pemberi Waralaba.

Terwaralaba / Penerima Waralaba / Franchisee
adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki Pemberi Waralaba.

Penerima Waralaba Utama (Master Franchisee)
adalah Penerima Waralaba yang melaksanakan hak membuat Perjanjian Waralaba Lanjutan yang diperoleh dari Pemberi Waralaba dan berbentuk Perusahaan Nasional.

Penerima Waralaba Lanjutan
adalah badan usaha atau perorangan yang menerima hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki Pemberi Waralaba melalui Penerima Waralaba Utama.

Perjanjian Waralaba
adalah perjanjian secara tertulis antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba Utama.

Perjanjian Waralaba Lanjutan
adalah perjanjian secara tertulis antara Penerima Waralaba Utama dengan Penerima Waralaba Lanjutan.

Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba (STPUW)
adalah bukti pendaftaran yang diperoleh Penerima Waralaba setelah yang bersangkutan mengajukan permohonan STPUW dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan ini.

Referensi

Franchise Indonesia, Situs pusat informasi waralaba, bisnis & peluang usaha di Indonesia.

http://www.gamaindonesia.com/waralaba.htm down load tanggal  13 Juni 2007

http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=3&id=181220&kat_id=105&kat_id1=149&kat_id2=202 down load  tgl. 13 juni 2007

http://www.waralaba.com/franchisebasics.php?page_mode=detail&id=5&PHPSESSID=9af556f2da35c06a42832869bdfec241 down load tanggal 5 September 2997

Kompas, Minggu 14 Mei 2006. Hal 31. Oleh: Adler Haymans Manurung, CHFC, RFC. Direktur Fund Management PT Nikko Securities Indonesia.

Rabu, 15 Desember 2004,   REPUBLIKA, Jakarta.

Kewirausahaan


1.     PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan berasal dari akar kata “wirausaha” yang mendapat awalan ke- dan akhiran –an, dimana arti dari wirausaha adalah seorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian mengahadapi resiko. Dengan adanya awalan ke- dan akhiran –an, maka kata “kewirausahaan” menunjuk pada kata sifat  dari  si wirausaha tersebut.  Karenanya kewirausahaan akan mengarah kepada “jiwa” dan “sikap”  seseorang  dalam berwirausaha.

Banyak ahli memberikan batasan tentang kewirausahaan, antara lain yang berbunyi:

1. Kewirausahaan yaitu kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesem-

patan (peluang) bisnis serta kemampuan mengoptimalkan sumber daya dan

mengambil tendakan serta bermotivasi tinggi dalam mengambil resiko, dalam

rangka mensukseskan bisnisnya.

2. Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tam-

bah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru

dan berbeda, melalui: (1) pengembangan teknologi baru, (2) perumusan

pengetahuan ilmiah baru, (3) perbaikan produk barang dan jasa yang ada, (4)

penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak  dengan

sumber daya yang lebih efisien.

3. Kewirausahaan sebagai kemampuan kreatif dan inovatif (create new and

different ) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya , proses, dan perjuangan

untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa  yang dilakukan dengan

keberanian untuk menghadaipi resiko.

Dari secuil cuplikan batasan kewirausahaan tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa inti kewirausahaan itu adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different ) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif  untuk menciptakan peluang.

Oleh karenanya, pada hakekatnya, jiwa dan sikap kewirausahaan (entre preneurship ) tidak hanya dimiliki oleh para usahawan, tetapi dapat dimiliki oleh setiap oranmg yang berfikir kreatif  dan bertindak inovatif.

Ide (gagasan) akan jadi peluang, bila wirausaha bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis proses secara mendalam, dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.

Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang  ( thinking new thing ).   Sedangkan  inovasi  merupakan  kemampuan  untuk  menerapkan

kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang ( doing new thing ). Jadi “sesuatu yang baru dan berbeda” itu dapat berbentuk “hasil”  (umpamanya barang dan jasa) serta juga dapat berbentuk “proses” (berupa ide, metode, cara).

Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan ( entrepreneurship ), yaitu orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan kedepan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda), serta berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan).

PROSES  KEWIRAUSAHAAN

Aspek-aspek yang terlibat dalam proses kewirausahaan dapat dicermati pada gambar 1, dimana pada tahap kewirausahaan akan juga dipengaruhi oleh faktor pribadi ( motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman) dan faktor lingkungan (peluang, model peran, dan aktivitas).

Peran wirausaha adalah sebagai penemu ( innovator ) dan sebagai perencana ( planner ). Sebagai penemu ia akan menemukan/menciptakan produk baru, teknologi dan cara baru, ide-ide baru, organisasi-organisasi usaha baru. Adapun selaku  perencana ia akan merancang usaha baru, merencanakan strategi perusahaan baru, merencanakan ide-ide baru dan peluang dalam perusahaan, menciptakan organisasi perusahaan baru.

Tahap

Kewirausahaan

Faktor    Pribadi

Faktor

Gambar 1

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

Seorang wirausaha yang sukses pasti memiliki kompetensi , yakni memiliki  ilmu pengetahuan,  keterampilan, dan  kualitas individu  yang  meliputi

sikap, motivasi, nilai, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan / kegiatan. Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan  oleh seorang wirausaha  adalah (1) keterampuilan manajerial ( managerial skill ), (2) keterampilan konseptual ( conceptual skill ), (3) keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi (human skill ), (4) keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan ( decision making skill ), (5) ke-terampilan mengatur dan menggunakan waktu ( time management skill ), (6) dan keterampilan teknik lain yang secara spesifik.  Wirausaha juga harus memiliki sikap positif, motivasi, dan selalu berkomitmen terhadap pekerjaan yang sedang dilakukannya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu atau personality ) seorang wirausaha akan berpengaruh  terhadap  kinerja  atau performance -nya orang itu.

Hendaknya seorang wirausaha memiliki kepribadian berupa kepemilikan atas pengetahuan, keterampilan atau kecakapan yang dilengkapi dengan sikap dan motivasi untuk selalu berprestasi.

Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa kompetensi inti ( core competency ) kewirausahaan adalah (1) kreativitas dan inovasi, guna menciptakan nilai tambah untuk meraih keunggulan, yang tercipta melalui pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan,  (2) Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, untuk menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi tawar-menawar yang kuat dalam persaingan.

OBJEK STUDI KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Menurut Soeparman Soemahdimidjaja ( 1997 ), objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan ( ability ) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku, meliputi:

(1) Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha , memerlukan perenungan,

koreksi, berulang-ulang dibaca dan diamati sampai dipahami apa yang

menjadi  kemauannya,

(2) Kemampuan memotivasi diri  , untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang

menyala-nyala.,

(3) Kemampuan untuk berinisiatif , mengarah kepada mengerjakan yang baik

tanpa menunggu perintah orang lain, diulang-ulang sehingga menjadi

kebiasaan  berinisiatif,

(4)  Kemampuan berinovasi , akan melahirkan kreativitas (daya cipta), setelah

dibiasakan dan diulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif

adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan baru

atau  kombinasi  baru  apa  saja  yang  dapat  dijadikan  peranti  dalam

menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat,

(5) Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang ( capital goods ),

(6) Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri , untuk selalu

tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yang selalu tidak

menunda pekerjaan,

(7) Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama.

(8) Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah , dari

pengalaman yang baik maupun yang menyakitkan.

Pertanyaan-pertanyaan:

1. Bagaimana batasan atau definisi dari kewirausahaan ?

2. Aspek apa saja yang menjadi kunci sukses dalam kewirausahaan ?

3. Jelaskan secara singkat kompetensi kewirausahaan  itu !

4. Faktor-faktor apa yang berpengaruh pada tahap kewirausahaan ?  Jelaskan !

5. Objek studi kewirausahaan apa sajakah yang perlu diwujudkan dalam bentuk

perilaku seorang wirausaha ?

2. DUNIA USAHA

Pada era globalisasi ini dalam dunia usaha terjadi persaingan yang ketat dan tajam, sehingga berbagai peluang pasar akan menjadi ajang perebutan yang seru. Karenanya, jiwa dan sikap kewirausahaan saat ini sangat dibutuhkan, agar tercipta lapangan kerja baru, sehingga akan membantu melonggarkan kondisi krisis negara tercinta ini. Oleh sebab itu, tugas kitalah untuk memotivasi mental anak didik kita sehingga bermental kreatif, inovatif, serta berani mengadapi resiko dalam ganasnya persaingan mencari kerja pada terbatasnya lapangan kerja, juga semakin sempitnya peluang pasar saat ini, agar berani menjadi seorang wirausaha.

Wirausaha adalah seorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha  ( business owner manager )  atau pelaksana usaha kecil  ( small business operator ), ia harus memiliki kecakapan untuk bekerja, kemampuan mengorganisir, kreatif, dan lebih menyukai tantangan.

DASAR-DASAR USAHA

Menurut Lambing (2000), ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang  dengan mendirikan usaha baru.

Pertama, pendekatan “ the in-side  out “  atau disebut dengan  “idea generation“ , yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. Mereka  melihat keterampilan, kemampuan, latar belakang, dan  sebagainya  yang  menentukan  jenis  usaha  yang  harus / akan  dirintis.

Kedua, pendekatan  “ the out-side in “  yang juga disebut  “ opportunity recognition “ , yaitu pendekatan yang menekankan / mendasarkan pada gagasan bahwa suatu usaha akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.

Opportunity recognition tidak lain adalah suatu pengamatan lingkungan     ( environment scanning ) , yaitu alat untuk pengembangan yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi.  Berita-berita peluang tersebut dapat bersumber dari: (1) Surat kabar, (2) Laporan periodic tentang perubahan ekonomi, (3) jurnal perdagangan dan pameran dagang, (4) Publikasi pemerintah, dan (5) Informasi lisensi produk  yang disediakan oleh  broker , universitas, dan perusahaan lainnya.

Keunggulan dari pendatang baru di pasar ialah dapat mengidentifikasi “kebutuhan pelanggan” dan “kemampuan pesaing”.

Berdasarkan pendekatan  “ the in-side out “  di atas, untuk memulai usaha , seirang calaon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, dalam Lambing (2000), kompetensi usaha yang dipetrlukan meliputi:

(1). Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi

barang dan jasa serta cara menyajikannya.

(2). Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan

pasar dan pelanggan serta harga yang tepat.

(3). Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh

sumber-sumber dana dan cara menggunakannya.

(4). Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari,

memelihara dan mengembangkan relasi, dan kemampuan berkomunikasi

serta negosiasi

Untuk  memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru, seseorang dituntut tidak hanya memiliki kemampuan, tetapi juag harus memiliki ide dan kemauan. Idan dan kemauan tersebut harus diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku di pasar. Oleh karena itu, mengamati peluang pasar meruoakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang pasar untuk barang dan jasa sudah tersedia, maka barang dan jasa itu akan mudah laku dan segera mendatangkan keuntungan..

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

(1) Bidang dan jenis usaha yang dimasuki

(2) Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih

(3) Tempat usaha yang akan dipilih

(4) Organisasi usaha yang akan digunakan

(5) Jaminan usaha yang mungkin diperoleh

(6) Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.

BIDANG DAN JENIS USAHA YANG DIMASUKI

Beberapa bidang usaha yang dapat dimasuki diantaranya :

1). Bidang usaha pertanian ( Agriculture ), meliputi usaha pertanian, kehutanan,

perikanan, dan perkebunan.

2). Bidang usaha pertambangan  ( Mining ), meliputi usaha galian pasir, galian

tanah, batu dan bata.

3). Bidang usaha pabrikasi  ( Manufacturing ) , meliputi usaha industri, perakitan

dan sintesis.

4). Budangusaha konstruksi ( Construction ), meliputi usaha konstruksi

bangunan, jembatan, pengairan, dan jalan raya.

5). Bidang usaha perdagangan ( Trade ), meliputi usaha perdagangan kecil

( retailer ), grosir, agen, dan ekspor – impor.

6). Bidang usaha jasa keuangan  ( Financial service ), meliputi usaha perbank-

kan, asuransi, dan koperasi.

7). Bidang usaha jasa perorangan  ( Personal service ), meliputi usaha potong

rambut, salon, loundry , catering .

8). Bidang Jasa-jasa umum  ( Public service ), meliputi usaha pengangkutan,

pergudangan, wartel, dan distribusi.

9). Bidang jasa wisata  ( Tourism ), meliputi berbagai kelompok. Berdasarkan

UU No. 9 / 1990 tentang Kepariwisataan, ada 86 jenis usaha wisata yang

dapat dirintis dan terbagi kedalam tiga kelompok usaha wisata, yakni:

(a). Kelompok usaha jasa pariwisata, meliputi: – jasa biro perjalanan

wisata, – jasa agen perjalanan wisata, – jasa pramuwisata, – jasa

konvensi perjalanan intensif dan pameran, – jasa impresariat, – jasa

konsultan pariwisata,  – jasa informasi pariwisata.

(b). Pengusaha objek dan daya tarik wisata, meliputi: – pengusaha objek

dan daya tarik wisata alam, – pengusaha objek dan daya tarik wisata

budaya, – pengusaha objek dan daya tarik wisata minat khusus.

(c). Usaha sarana wisata, meliputi: – penyediaan akomodasi, – penyedia-

an makanan dan minuman, – penyediaan angkutan wisata, – penye-

diaan  sarana wisata, – dan sebagainya.

BENTUK USAHA DAN BENTUK KEPEMILIKAN YANG AKAN DIPILIH

Ada beberapa bentuk usaha / bentuk kepemilikan usaha  yang dapat dipilih, diantaranya :

1. Perusahaan Perorangan  ( soleproprietorship ), yakni suatu perusahaan yang

dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang.  Kelebihan dari usaha ini

adalah mudah untuk didirikan, biaya operasi rendah, bebas dalam penge-

lolaan, dan memiliki daya rangsang yang lebih tinggi.

2. Persekutuan  ( partnership ), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua

orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu usaha. Disini ada

dua macam anggota: (a) Sekutu Umum atau general partner , yakni anggota

aktif  dan/yang duduk sebagai pengurus persekutuan, (b) Sekutu Terbatas

atau limited partner , yakni anggota tidak aktif, yang mempunyai tanggung-

jawab terbatas terhadap utang perusahaan, sebesar modal yang

disetorkannya  ( saham yang dimilikinya ).

3. Perseroan  ( corporation ), adalah suatu usaha yang anggotanya terdiri atas

para pemegang saham  ( pesero atau stockholder ) yang mempunyai

tanggungjawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal

yang  disetor.

4. Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama

bersama. Bilamana untuk maka keuntungan dibagi bersama,  sebaliknya

apabila rugi akan pula ditanggung bersama. Dalam firma terdapat

tanggungjawab renteng antara anggota.

TEMPAT USAHA YANG DIPILIH  ( PENENTUAN LOKASI USAHA )

Dalam menentukan tempat usaha harus dipertimbangkan beberapa hal berikut ini.

(1). Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau  oleh konsumen /

pelanggan / pasar ?  Bagaimana akses pasarnya ?

(2). Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja ?

(3). Apakah temta usaha itu dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong

lainnya, seperti alat pengangkut  dan jalan raya ?

Saat menentukan tempat usaha atau lokasi pasar perlu dipertimbangkan pula  aspek effisiensi dan effektifitasnya. Lokasi perusahaan harus mudah dijangkau dan effisien baik bagi perusahaan maupun bagi konsumen.

Untuk menentukan lokasi tempat usaha ada beberapa alternatif yang dapat dipilih, yaitu:

(1). Membangun, bila ada tempat yang strategis,

(2). Membeli atau menyewa, bila lebih strategis dan menguntungkan,

(3). Kerja sama atau bagi hasil, bila memungkinkan.

ORGANISASI USAHA YANG AKAN DIGUNAKAN

Kompleksitas organisasi usaha tergantung dari lingkup atau cakupan usaha yang akan dimasukki. Semakin besar lingkup usaha maka semakin kompleks organisasinya.  Pada lingkup / skala usaha kecil, organisasi usaha pada umumnya dikelola sendiri  ( swakelola ).  Pengusaha kecil pada umumnya berperan sebagai  small business owner manager  atau  small business operator.  Meskipun pengusahha kecil  identik dengan  owner business manager jika skala dan lingkup usahanya semakin besar , maka pengelolaannya akan membutuhkanbantuan orang  lain, seperti bagian penjualan, bagian pembelian, bagian administrasi, dan bagian keuangan, masing-masing memerlukan tenaga

tersendiri.  Gambar  2  merupakan struktur organisasi intern sesuai dengan perkembangan perusahaanya : (a). Struktur organisasi usaha sederhana, (b).Struktur organisasi Pertumbuhan Usaha Terbatas, (c). Struktur organisasi usaha Sistem Departemen.

(a) Struktur Organisasi Usaha Sederhana.

Gambar 2

(b).  Struktur Organisasi  Pertumbuhan Usaha Terbatas

(c). Struktur Organisasi Usaha Sistem Departemen

Gambar 2

Dalam perusahaan yang lebih besar lagi, seperti Perseroan Terbatas (PT) dan CV , maka organisasinya akan semakin kompleks.

Secara hierarkis, aktifitas organisasi perusahaan terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer. Rapat pemegang saham dalam perusahaan besar adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang bertugas mengangkat  dewan komisaris dan dewan direksi.   Tugas  dewan komisaris ialah mengawasi tindak-

tanduk direksi dalam menjalankan perusahaannya. Untuk menjamin kelancaran perusahaan, dalam melaksanakan tugasnya, direksi mengangkat beberapa orang manajer. Gambar 3  memberikan gambaran akan struktur organisasi perusahaan besar dalam bentuk organisasi garis atau lini.

Gambar 3

LINGKUNGAN USAHA

Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya usaha.  lingkungan yang dapat  mempengaruhi jalannya usaha / perusahaan  adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.

Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasi perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.  Atau dengan kata lain dapat disebutakan bahwa lingkungan mikro adalah “ stakeholder “ yang berhubungan langsung dengan perusahaan terutama dalam mengambil keputusan. Perorangan dan kelompok perorangan dan kelompok yang berkepentingan terhadap perusahaan serta mengharapkan kepuasan dari perusahaan ( stake holder satisfaction ) diantaranya :  (1) pemasok atau supplier , (2) pembeli atau pelanggan, (3) karyawan, dan (4) distributor.

Sedangkan lingkungan makro adalah lingkungan di luar  perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan  atau dengan lain kata lingkungan makro adalah  stokholder di luar perusahaan yang berpengaruh tidak langsung terhadap jalannya perusahaan.  Lingkungan makro tersebut meliputi: (a) lingkungan ekonomi atau  economic environment, berupa kekuatan  ekonomi lokal, regional, nasional, maupun global, juga inflasi misalnya (b) lingkungan  teknologi  atau technological environment ,  berupa  kekuatan

teknologi serta pengaruh perubahannya, (c) lingkungan sosiopolitik atau socio environment , berupa kekuatan sosial dan politik serta kecenderungan dan konteksnya. (d) lingkungan demografi dan gaya hidup atau  demography and life style environment, berupa kelompok masyarakat, gaya hidaup.kebiasaan-kebiasaan, pendapatan, dan struktur masyarakat.  — Perhatikan gambar 4 —.

BIS

NIS

BISNIS

Pemasok Pelanggan

Sosiopolitik

Gambar 4

ANALISIS PASAR

Dari berbagai kingkungan di atas, peluang baru dalam usaha diperoleh. Zimmerer ( 1996 ) menganalisis peluang baru dari lingkungan tersebut dengan menyebutnya sebagai pengamatan lingkungan ( environment scanning ), yaitu suatu proses dimana semua sektor kritis lingkungan yang mempengaruhi pasar  baru diamati, dievaluasi, dan diuji untuk menentukan pengaruh perubahan lingkungan tersebut terhadap potensi perusahaan.

Arah dari aalisis pasar tersebut adalah untuk mengidentifikasi peluang-peluang baru atau tantangan baru yang tercipta akibat perubahan lingkungan.

Zimmerer menganalisis peluang baru tersebut dalam bentuk analisis dampak silang ( Cross – Impact Analysis ), seperti gambar 5.

Menurut Lambing ( 2000 ), ada beberapa hambatan dalam memasuki industri / pasar baru, yaitu: (a) sikap dan kebiasaan pelanggan, (b) biaya perubahan ( switching cost ) yang berupa untuk pelatihan, penggantian alat, serta sistem lama, dan (c) respons dari pesaing yang ada, secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar yang telah ada.

Gambar 5

Pertanyaan-pertanyaan:

1. Jelaskan bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam memasuki

usaha baru !

2. Kemampuan apa yang harus dimiliki oleh seseorang yang ingin memasuki

dunia usaha ?

3. Dalam merintis usaha baru harus diperhatikan beberapa hal penting.

Jelaskan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan itu !

4. Mengapa lingkungan dapat menjadi pendorong atau penghambat bagi

perkembangan perusahaan ?

5. Kiat atau resep apa saja yang diperlukan dalam pengembangan perusahaan

kecil itu ?

Daftar Pustaka

http://www.republika.co.id   download  17 – 06 – 2005.

Lambing, Peggy C R K. 2000. Entrepreneurship . New Jersey: Prentice Hall Inc.

Suryana. 2003.  Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju          Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Soeparman Soemahadimidjaja. 1997.  Kewirausahaan.

Zimmerer, W T dan Thomas, M S. 1996. Entrpreneurship and the new venture

information . New Jersey: Prentice Hall International Inc.

3. MANAJEMEN dan STRATEGI KEWIRAUSAHAAN

Proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber untuk menciptakan suatu nilai barang / jasa ,  dari para wirausahawan. Proses inovasi dikendalikan oleh kreativitas, sedangkan kreativitas merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengkombinasikan sumber-sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam suatu inovasi yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai penciptaan sumber-sumber yang berbentuk penemuan kegunaan sesduatu yang ada di alam.

Apabila manajemen kewirausahaan menyangkut lingkungan internal perusahaan (keputusan-keputusan taktis), maka strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan internal dan kativitas perusahaan dengan lingkungan eksternal, dimana perusahaan harus bersaing dengan menggunakan keputusan-keputusan strategis.

MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN

Manajemen kewirausahaan berhubungan dengan semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usahanya akan betul-betul eksis. Jika usaha baru ingin berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi, yakni:

1. Fokus pada pasar, bukan pada teknologi

2. Buat prediksi pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan

3. Bangun tim manajemen, bukan menonjolkan perorangan

4. Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.

Dalam melakukan startegi usahanya, wirausaha biasanya menggunakan salah satu strategi dari empat strategi berikut ini.

(1). Berada pertama di pasar dengan produk dan jasa baru.

(2). Posisikan prodsuk dan jasa baru terserbut pada relung pasar (niche market)

yang tidak terlayani.

(3). Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan.

(4). Mengubah karakteristik produk, pasar, atau industri.

Strategi pertama, sering dipilih oleh wirausaha meskipun paling beresiko. Setelah stragegi pertama sukses , selanjutnya mempertahankan posisi  kepemimpinan pasar ( market leader ).

Strategi kedua, menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang ada di pasar pertama.  Sering terjadi banyak peniru ( imitator ) memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai lebih bagi pembeli. Jika terjadi demikian, wirausaha perlu memindahkan daya saingnya ke segman pasar lain  dengan  mendominasi  segmen  pasar kecil  yang  dipandang  perusahaan

besar tidak memiliki peluang.

Strategi ketiga, perubahan karakteristik  produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya.

Strategi ketiga ini menciptakan inovasi dengan salah satu cara berikut ini :

(a) Menciptakan manfaat.

(b) Meningkatkan nilai inovasi.

(c) Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi pelanggan.

(d) Menyajikan apa yang dianggap bernilai oleh pelanggan.

Dengan jalan demikian perusahaan dapat bersaing apabila secara konsisten dan berkesinambungan memperbaiki produk, barang dan jasa, atau prosesnya sendiri.

STRATEGI KEWIRAUSAHAAN

Biasanya perusahaan kecil yang berhasil secara berkesinambungan  serta menang bersaing, memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk yang unik, dan memiliki cakupan distribusi geografis pasar yang terbats.

Ada beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, yaitu:

(1). Perubahan produk dan jasa. Hal ini menyangkut pertanyaan: produk dan

jasa baru apa yang diinginkan oleh pelanggan? , apakah perubahan

kebutuhan mereka dapat ditentukan?

(2).  Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversivikasi

produk dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha . Ini menyangkut

pertanyaan: bagaimana pasar dapat dicapai? , bagaimana posisi strategis

perusahaan harus diperbaiki? , peluang mana yang akan diambil?

(3). Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam rangka penelitian

dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan, dan

dalam rangka penambahan sumber daya manusia . Hal ini menyangkut

pertanyaan: berapa modal yang diperlukan untuk investasi tersebut? ,

darimana sumbernya ?

(4). Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang unik

untuk mengimplementasikan strategi. Pertanyaannya adalah: bagaimana

sumberdaya manusia itu akan dikembangkan supaya perusahaan sukses

di pasar ?

(5). Analisis pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk memantabkan

strategi bersaing. Keputusannya harus berdasarkan perilaku, sumber daya ,

dan  komitmen yang dimiliki oleh pesaing dimasa lalu. Apakah pesaing

akan menanggapi strategi yang kita terapkan ?  Kemampuan dan

perencanaan apa yang diperlukan untuk mengantisipasi pesaing ?

(6). Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan untuk

memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan permintaan pelanggan

dan perilaku strategi persaingan baru. Apakah perusahaan akan selalu

mempertahankan keunggulan strategi tersebut selama-lamanya ?

(7). Penentuan harga barang atau  jasa untuk jangka pendedk dan jangka

panjang. Apakah keputusan penentuan harga sudah dibandingkan dengan

strategi lain ?  Apakah analisis elastisitas permintaan untuk setiap pasar

sudah dipahami ?

(8).  Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apakah ada aksi strategis

untuk menjawab kebutuhan masyarakat ?

(9).  Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran khas.

Apakah pertumbuhan perusahaan menimbulkan masalah likuiditas ?

Strategi bagi Pemimpin Pasar  ( Market Leader )

Jika perusahaan telah memiliki peluang yang besar seperti pada masa pertumbuhan, maka strateginya adalah:

1. Bersikap menyerang dan agresif untuk mempertahankan pangsa pasar.

Wirausaha harus siap memperbaiki strategi bersaingnya agar dapat tetap

mempertahankan reputasi terbaik  di mata pelanggan.

2. Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif . Dalam posisi ini , setiap

departemen secara efektif  menemukan keunggulan bersaing dan secara

bertahap dapat membangun hambatan masuk ke segmen pasar yang dipilih

untuk bersaing.

3. Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki

tantangan. Perusahaan yang pasif mempertahankan pasarnya akan selalu

mengundang pesaing untuk  memasuki pasar. Kegagalan mempertahankan

strategi akan memperlemah perusahaan dalam menanggapi serangan dari

pesaing. Apabila demikian, maka pesaing akan menjadi pemimpin pasar  (

market leader ) yang baru.

Strategi bagi Bukan Pemimpin Pasar

Perusahaan yang memasuki tahap pertumbuhan dan memiliki posisi kuat ( tetapi bukan pasar ) , memiliki strategi tertentu. Namun strategi ini bukan untuk bersaing dengan  market leader . Strategi ini dilakukan dengan cara:

1. Secara agresif menggunakan kompetensi terbaiknya untuk meraih peluang

pasar sehingga tidak tertandingi oleh pesaing .  Wirausaha harus

memposisikan dirinya dalam segmen pasar kecil sebagai pemain paling

dominan. Wirausaha membangun dan mempertahankan hubungan secara

terbuka dengan para pelanggannya. Dalam hal ini, wirausaha jarang

mengabaikan peluang dan selalu memperkuat hubungan melalui pelayanan

istimewa dan atas kebutuhan pelanggan.

2. Mengembangkan strategi sebagai follower leader.  Pada kondisi ekonomi

yang baik, perusahaan yang mengikuti strategi ini bisa berhasil. Ancaman

untuk strategi ini adalah jika pelanggan tidak lagi memandang perusahaan

pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar dengan produk dan jasa

sejenis ( undifferntiated ) bukanlah pasar yang menarik untuk persaingan.

Strategi  yang Lain

Banyak strategi yang dilakukan wirausaha pada tahap pertumbuhan, antara lain:

1. Pertahanan bersaing .  Agar tetap dapat bersaing, maka pengembangan

produk dan perluasan pelayanan perusahaan harus selalu dinamis dan

memposisikan perusahaan dalam keadaan kritis. Perusahaan harus selalu

inovatif dan memperbaiki keberhasilannya di masa lalu atau memperbaiki

produk yang pertama kali dihasilkannya, sebab bila tidak akan ditinggalkan

pasar.

2. Mencoba untuk produk yang menjadi “pemukul besar” ( big hitter ), dan tidak

berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada.

Keberhasilan perusahaan seperti 3M ( Man, Material, Market ) tetap

mendominasi posisi pasar melalui pengenalan produk baru secara

berkesinambungan.

3. Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan

ahli teknik profesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan

keberhasilan perusahaan. Sangatlah tidak mudah untuk menempatkan

kembali  kemampuan individual yang cakap. Oleh karena itu, kehilangan

seseorang yang cakap dan dianggap kunci  dapat menghancurkan

keunggulan perusahaan dalam persaingan.

MEMELIHARA SEMANGAT ( SPIRIT )  WIRAUSAHA

Untuk mendorong perilaku kreatif agar wirausaha memperoleh keuntungan di pasar, dapat dilakukan dengan cara:

1. Mendidik wirausaha tentang pelayanan perusahaan khususnya tentang

alasan mereka membeli produk dan jasa, tentang masalah yang dihadapi

pelanggan, dan tentang apa kebutuhan serta keinginan yang spesifik dari

pelanggan.

2. Mendidik wirausaha tentang nilai-nilai perbaikan produk dan pemasarannya,

tentang proses distribusi dan perbaikan teknik produksinya untuk dapat

bersaing.

3. Menciptakan iklim kerja yang positif  dan dapat mendorong terciptanya ide-ide

baru. Dengan kondisi yang kondusif, para entrepreneur akan lebih kreatif

dalam mentransformasikan iode-idenya.  Secara ideal, entreprenuer adalah

individu-individu yang bertanggungjawab dalam bidang pemasaran,

teknologi, dan keuangan. Meraka adalah para pencipta dan inovator pada

perusahaan orang lain.

PENGEMBANGAN MODAL USAHA

Pengembangan modal usaha tidak lain adalah berkaitan dengan bagaimana  sistem pengelolaan keuangan dari perusahaan tersebut, adalah bagaiman mengusahakan sumber dana, menggunakan dan mengendalikan dana-dana perusahaan.  Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan , yaitu: (1) Aspek sumber dana, (2) Aspek rencana dan penggunaan dana, dan (3) Aspek pengawasan atau pengendalian keuangan. Siklus sumber dana, penggunaannya, serta pengendaliannya dapat dicermati pada bagan gambar  6.

Sumber-sumber Keuangan Perusahaan

Ditinjau dari asalnya, sumber dana perusahaan dapat dibagi dua golongan, yaitu: (1) Dana yang berasal dari perusahaan atau disebut  pembelanjaan intern, dan (2) Dana yang berasal dari luar perusahaan, yang disebut pembelanjaan ekstern.

Penggunaan dana intern merupakan cara yang paling mudah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan,sebab tinggal mengambil dana

Gambar 6

yang tersedia di perusahaan tersebut. Karena dana intern biasanya sangat terbatas, maka dalam penggunaannya harus memperhatikan  opportunity cost , yaitu peluang yang hilang akibat  penggunaan yang lain atau penerimaan yang seharusnya diterima tetapi hilang akibat penggunaan sumber-sumber tsb dalam perusahaan. Misalnya: bunga dana milik sendiri atau sewa gedung milik sendiri yang seharusnya diterima , hilang  akibat dana tsb digunakan dalam perusahaan. Bunga atau uang sewa yang seharusnya diterima oleh pemiliknya itu mestinya dihitung sebagai “biaya perusahaan”. Ada tiga jenis sumber dana intern yang dapat dijadikan sumber keuangan perusahaan,  yaitu:

(a) Penggunaan  dana perusahaan, (b) Penggunaan cadangan, dan (c) Penggu- naan laba yang tidak dibagi / ditahan .

Sedangkan sumber dana ekstern, mencakup: (a) Dana dari pemilik atau penyertaan; dalam perusahaan harus ada pemisahan yang tegas antara dana milik pribadi atau pembelanjaan sendiri (misalnya saham) dengan dana milik perusahaan, (b) Dana yang berasal dari utang / pinjaman, baik jangka pendek maupun jangka panjang, atau disebut pembelanjaan asing.  Sumber dana ekstern diantaranya: kredit jangka pendek (kredit rekening koran, kredit penjual/pembeli, aksep) dan kredit jangka panjang (hipotek, obligasi, kredit bank, dan kredit dari negara lain), (c) Dana bantuan program pemerintah pusat

Tabel 1 : Estimasi biaya awal bagi usaha baru

==============================================================

Kegiatan                                                            Estimasi Biaya

1.  Produksi:

a. Pengembangan suatu prototipe                         Rp.  ……………………

b. Desain produk akhir                                           Rp.   …………………..

c. Peralatan untuk pabrikasi                                   Rp.  ……………………

d. Material untuk pabrikasi                                     Rp.   ………………….

e. Biaya tenaga kerja                                             Rp.   …………………..

f. Pembelanjaan eksploitasi (tambahan)                Rp.  ……………………

g. Biaya hidup wirausaha                                       Rp.  …………………….

JUMLAH  ………………………………………..Rp. …………………….

2.  Pemasaran:

a. Riset pemasaran                                               Rp.  ……………………

b. Promosi dan periklanan                                    Rp.  …………………….

c. Peralatan pendukung untuk pemasaran           Rp.  …………………….

d. Pengeluaran untuk staf penjualan

dan jaringan distribusi                                      Rp.  …………………….

e. Pengeluaran untuk membantu penjualan          Rp.  …………………….

f. Pengeluaran untuk instalasi dan

penyajian produk                                                Rp.  …………………….

JUMLAH  ……………………………………..   Rp.  …………………….

3.  Operasi usaha secara umum   ……………………..   Rp.  ……………………..

JUMLAH   ……………………………………..  Rp.  ……………………..

4.  Estimasi Pengeluaran :

a. Pengembangan produk                                      Rp.  ……………………..

b.  Pemasaran dan distribusi                                  Rp.  ……………………

c.  Operasional usaha                                            Rp.  …………………..

JUMLAH  ……………………………………….. Rp. ……………………

JUMLAH KESELURUHAN   ……………………………….. Rp.   ………………….

==============================================================

Sumber:  Suryana, 2003 : 100

dan daerah, (d) Dana dari teman atau keluarga yang ingin menanamkan modalnya, dan (e) Dana ventura, yaitu dana dari perusahaan yang ingin menginvestasikan dananya pada perusahaan kecil yang memiliki potensi.

Sebagai ilustrasi bagi perusahaan baru, perkiraan keseluruhan biaya awal  perusahaan atau estimasi biaya perusahaan yang diperlukan dapat dilihat pada tabel 1  di atas.

MANAJEMEN KEUANGAN

Dalam manajemen ekonomi ada beberapa unsur yang harus dianalisis meliputi komponen:

a. Kepemilikan .  Apakah unit usaha yang akan didirikan milik pribadi

(perseorangan) atau milik bersama (persekutuan, seperti: CV, PT, dan bentuk

usaha lainnya). Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit usaha yang

dipilih tersebut? Hendaknya dipilih yang tidak beresiko terlalu tinggi dan

menguntungkan.

b. Organisasi . Jenis organisasi apa yang diperlukan?  Apakah organisasi lini,

organisasi staf, organisasi lini dan staf, atau bentuk lainnya? Tentukan jenis

yang paling tepat dan efisien.

c. Tim manajemen .  Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang

lain secara profesional? Hal ini tergantung pada skala usaha dan

kemampuan yang dimiliki wirausaha. Bila usahanya besar, buat tim

manajemen yang solid.

d.  Karyawan. Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi, dan

kualitas yang diperlukan.

Pada manajemen keuangan, unsur-unsur yang sangat diperlukan untuk diketahui secara mendalam (dianalisis) adalah komponen-komponen berikut ini.

(1). Kebutuhan dana. Yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan,

misalnya: berapa besarnya dana untuk aktiva tetap, untuk modal kerja dan

pembiayaan awal.

(2). Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu

sumber dana internal (misalnya: modal disetor, laba ditahan) dan modal

eksternal (misalnya: obligasi dan pinjaman).

(3). Proyeksi neraca. Sangat penting untuk mengetahui posisi harta dan

kekayaan serta untuk mengetahui kondisi keuangan lainnya, misalnya:

posisi aktiva lancar, aktiva tetap, pasiva lancar, kuajiban jangka panjang

dan kekayaan bersih.

(4).  Proyeksi laba rugi. Proyeksi ini, dari tahun ke tahun, akan

menggambarkan perkiraan laba atu rugi di masa mendatang. Komponenya

meliputi  proyeksi penjualan, proyeksi biaya, dan proyeksi laba rugi bersih.

(5).  Proyeksi aliran kas ( Cash Flow ).  Dari aliran kas dapat dilihat

kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kuajiban-kuajiban

keuangannya. Ada tiga jenis aliran kas, yaitu:

a. Aliran kas masuk ( cash in flow ), merupakan penerimaan-penerimaan

yang berupa hasil penjualan atau pendapatan.

b. Aliran kas keluar ( cash out flow ), merupakan biaya-biaya, termasuk

pembayaran bunga dan pajak.

c. Aliran kas masuk bersih ( net cash in flow ), merupakan selisih dari

aliran kas masuk  dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan

diperhitungkan bunga setelah pajak.

Untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria , yaitu metode: Payback Period, Net Precent Value, Internal Rate of Return, dan  Benefit Cost Ratio.

(a). Metode  Payback Period, adalah priode yang diperlukan untuk menutup

kembali pengeluaran investasi. Payback Period sangat penting untuk

menghitung jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat  payback

period- nya maka semakin baik bisnis tersebut.

Rumusnya:

Nilai investasi

Payback period    =   ———————————  x  1 tahun

Kas masuk bersih

Contoh: Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar  Rp.24.000.000,oo. Dari investasi tsb memperoleh keuntungan setelah pajak sebesar Rp.5.000.000,oo. Depresiasi sebesar Rp.3.000.000,oo maka payback period – nya adalah:

Investasi                                                                      Rp. 24.000.000,oo

Keuntungan setelah pajak     Rp.5.000.000,oo

Depresiasi                         Rp.3.000.000,oo

Aliran kas masuk                                                         Rp. 8.000.000,oo

24.000.000,oo

Payback Period =  —————————  x 1 tahun = 3 tahun

8.000.000,oo

Perlu diingat bahwa perhitungan dengan metode payback period tersebut belum memperhitungkan unsur waktu , jadi masih memiliki  kelemahan.

(b). Metode Nilai Bersih Sekarang  (  Net Precent Value ), disini perlu

diperhatikan bahwa nilai uang sebagi manfaat ekonomi dari usaha  yang

diperkirakan akan diterima di masa mendatang tidak sama dengan nilai

uang yang diterima sekarang, karena adanya faktor interest rate yang

besarnya tertentu dan besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu.

(c). Metode Internal Rate of Return , adalah  suatu interest rate yang membuat

nilai bersih sekarang  ( Net Precent Value ) menjadi nol atau disebut juga

indeks keuntungan ( Profitability index ).

(d). Metode Rasio Manfaat Biaya ( Benefit Cost Ratio ).  Manfaat ekonomis

akan diperoleh apabila didapatkan  nilai  Benefit Cost Ratio ( BCR )  >  1 .

Jika misalnya dalam investasi mesin baru diperoleh  BCR = 1,35  maka

berarti manfaat ekonomis dari pembelian mesin baru tsb adalah 1,35 kali

lebih besar daripada nilai biaya total pada tingkat bunga ( interest rate )

yang ada.  Jadi investasi mesin baru tersebut dapat dikatakan layak secara

ekonomis.

Bila  BCR  < 1 , maka proyek bisnis memberikan kerugian secara ekonomis.

MANAJEMEN PRODUKSI

Manajemen produksi mendasarkan pada pengelolaan dasar atas produksi / operasi  dari perusahaan yang bersangkutan, sehingga sasaran akhir daripada perusahaan dapat tercapai.  Oleh karenanya perlu dilakukan analisis terhadap beberapa unsur dari aspek produksi/operasi , antara lain:

(1). Lokasi operasi .  Untuk ini hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan

paling efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya.

Misalnya: dekat ke pemasok, dekat ke konsumen, dekat ke alat transportasi,

atau diantara ketiganya. Di samping itu lokasi bisnis harus menarik agar

konsumen tetap loyal.

(2). Volume operasi .  Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan

prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan / kekurangan

kapasitas.  Volume operasi yang berlebihan akan menimbulkan masalah

baru dalam penyimpanan / pergudangan yang akhirnya akan

mempengaruhi harga pokok penjualan.

(3). Mesin dan peralatan .  Dalam  hal ini harus sesuai dengan perkembangan

teknologi masa kini dan yang akan datang, serta harus disesuikan dengan

luas produksi supaya tidak terjadi kelebihan kapasitas.

(4). Bahan baku dan bahan penolong .  Bahan baku dan bahan penolong serta

sumber daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut

harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga biaya bahan baku menjadi

efisien.

(5). Tenaga kerja . Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana

kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan

keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikan

pekerjaan itu, supaya lebihj tepat, dan lebih hemat  (efisien).

(6). Lay-out .  Yang dimaksudkan adalah tata ruang atau tata letak berbagai

fasilitas operasi.  Lay-out harus tepat dan prosesnya praktis sehingga

efisien.

MANAJEMEN PEMASARAN DAN PROMOSI

Sebelum mengelola dan menganalisis aspek pemasaran dan promosi, seorang wirausaha terlebih dahulu harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran yang memadai , berdasarkan  analisis  dan  prediksi,  apakah  bisnis  yang  akan dirintis  atau

dikembangkan memiliki peluang pasar  yang memadai tau tidak.

Dalam analisis pasar, biasanya ada beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, di antaranya:

(1). Kebutuhan dan keinginan konsumen .  Barang dan jasa apa yang banyak

dibutuhkan dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang  mereka

butuhkan? Bagaimana daya beli mereka?  Kapan mereka membutuhkan?

Jika kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan memungkinkan

terpenuhi berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari

kebutuhan/keinginan konsumen.

(2). Segmentasi pasar .  Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya:

berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya.  Jika segmentasi

pasar teridentifikasi, maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.

(3). Target .  Target pasar menyangkut  banyaknya konsumen yang dapat diraih.

Berapa target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis

kita?  Sangat tergantung pada nilai produk dan jasa yang dipasarkan,

apakah memberi kepuasan atau tidak. Jika loyal maka potensi pasar tinggi.

(4). Nilai tambah .   Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa

pada setiap rantai pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pasa

konsumen akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan

harga.  Misalnya: berapa harga dari pabrik pemasok, berapa harga setelah

di agen, dan berapa harga setelah ke konsumen? Dengan mengetahui nilai

tambah setiap rantai pemasaran, maka nilai tambah bisnis akan dapat

diketahui  — tinggi atau rendah — .

(5).  Masa hidup produk .  Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa

bertahan lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari

waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal kembali

atau tidak? Jika masa produk lebih lama berarti potensi pasar tinggi. Harus

dianalisis juga apakah produk industri baru atau industri lama yang sudah

mapan atau produk industri yang sedang menurun? Jika produk industri

baru yang sedang tumbuh, berarti potensi pasar tinggi.

(6). Struktur pasar .  Perlu dianalisis apakah barang dan jasa yang akan

dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna ( seperti pasar

monopoli, oligopoli, dan monopolistik )  atau pasar persaingan sempurna.

Jika barang dan jasa termasuk jenis pasar persaingan tidak sempurna,

berarti potensi pasar tinggi, dibandingkan bila produk termasuk pasar

persaingan sempurna.

(7).  Persaingan dan strategi pesaing .  Harus dianalisis apakah tingkat

persaingan tinggi atau rendah.  Jika persaingan tinggi, berarti peluang

pasar rendah. Wirausaha harus membandingkan keuanggulan pesaing,

dilihat dari strategi produk, strategi harga, strategi jaringan ditribusi dan

strategi promosi, apakah lebih unggul? Bagaiman tingkat teknologinya?

Jika pesaing lebih unggul berarti bisnis yang akan dirintis atau

dikembangkan akan lemah dalam persaingan. Untuk memenangkan

persaingan tentu saja bisnis tersebut harus lebih unggul dari pesaing.

(8). Ukuran pasar .   Ukuran ini dapat dianalisis dari volume penjualan. jika

volume penjualan tinggi berarti pasar potensial.  Misalnya: untuk volume

penjualan usaha skala kecil  sebesart  Rp. 5  miliar pertahun  atau sebesar

Rp. 10 juta perhari, berarti ukuran pasaar cukup besar.

(9). Pertumbuhan pasar .   Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari

pertumbuhan volume penjualan.  Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya

lebih dari 20 %), berarti potensi pasar tinggi.

(10).  Laba kotor .  Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah?  Jika

profit margin kotor lebih dari 20 prosen berarti pasar potensial.

(11). Pangsa pasar .  Pangsa pasar dapat dianalisis dari selisih jumlah barang

dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.

Jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat  bahkan setelah lima tahun

mencapai  40 % , berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan

memiliki pangsa pasar yang tinggi.

Promosi

Tujuan promosi adalah agar barang dan jasa yang kita produksi  dikenal, diketahui, dibutuhkan, dan diminati / diminta  oleh konsumen.  Untuk itu wirausaha harus segera melakukan usaha-usaha sebagai berikut:

1. Informasikan barang dan jasa yang dihasilkan kepada konsumen.

2. Bujuk konsumen agar mau membeli barang / jasa yang dihasilkan.

3. Pengaruhi konsumen agar tertarik terhadap barang / jasa yang kita hasilkan.

Kegiatan-kegiatan di atas dapat dilakukan dengan cara periklanan dan promosi.

Promosi merupakan cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang akan ditawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli.  Sesuai dengan fungsi promosi, yaitu menginformasikan ( to inform ), membujuk ( to persuade ),  mengingatkan  ( to remind ), dan mempengaruhi ( to influence ), maka melalui promosi barang dan jasa yang dihasilkanakan mudah dikenal oleh konsumen.

Ada beberapa jenis promosi, yaitu:

(1). Iklan , misalnya melalui media cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik

(radio, TV, Internet, dan lain-lain).

(2). Promosi penjualan , misalnya melalui pameran dagang, kuis berhadiah,

hiburan, dan lain sebagainya.

(3). Wiraniaga ,  mempromosikan langsung barang itu ke konsumen sasaran

dengan membawa produk contoh.

(4). Pemasaran langsung , langsung menghubungi konsumen.

(5). Humas , yaitu mempromosikan barang itu melalui bilboard atau baliho,

pamflet, dan lain sebagainya.

Strategi di atas tergantung pada elastisitas permintaan, biaya barang, dan harga yang dimiliki pesaing.  Setelah barang dan jasa dikenal dan dibutuhkan konsumen, maka tugas wirausaha adalah: (1) mempertahankan pangsa pasar dan volume penjualan, dan (2) mengembangkan pangsa pasar dan volume penjualan.

Untuk mempertahankan dan mengembangkan pangsa pasar , wirausaha perlu melakukan langkah-langkah berikut ini:

(1). Menghargai dan memperhatikan keinginan serta kebutuhan konsumen,

(2). Menganalisis kelebihan dan kekurangan pemasaran yang kita miliki maupun

kelebihan dan kelemahan pesaing,

(3). Mencari strategi lain untuk menyerang market leader .

Selain kesemua  yang telah diutarakan di atas,  ada dua studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu usaha dimulai atau dikembangkan, yaqitu: (a). Studi kelayakan usaha atau  feasibility study of businesses, dan (b). Analisis SWOT  atau  Strenght (kekuatan) – Weakness (kelemahan)  –  Opportunity (peluang)  –  Threat (ancaman).

Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasranya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu.  Dalam studi ini, pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha. Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya dapat digunakan antara lain: untuk merintis usaha baru, untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, dan untuk memilih jenis usaha atau investasi  atau proyek yang paling menguntungkan. Proses studi kelayakan usaha dapat dicermati pada gambar  7.

KUAJIBAN WIRAUSAHA

Selaku wirausaha yang sekaligus juga warganegara Indonesia yang baik, maka ia mempunyai kuajiban, an\tara lain:

(1). Mengurus dan memiliki Ijin Usaha, dan

(2). Menghitung dan membayar pajak  yang menjadi tanggungjawabnya.

Ijin usaha dan kepemilikan NPWP (nomor pokok wajib pajak) saat ini merupakan  unsur persyaratan guna mengembangkan usaha / bisnis para wirausaha, khususnya dalam hal menambahan modal usaha  atau sumber dana dari  suatu bank  (baik pemerintah maupun swasta). Karenanya kedua hal tersebut tidak boleh dilupakan oleh serang wirausaha, untuk diurus / dimilikinya.

Disamping itu, mungkin diperlukan juga pengetahuan tentang pembuatan proposal / usulan bisnis, baik untuk urusan sumber dana, usaha baru, dan lain-lain (yang berkaitan dengan usahanya).

Gambar 7

Pertanyaan-pertanyaan:

1. Untuk merintis usaha baru perlu diperhatikan beberapa hal penting. Jelaskan

hal-hal apa sajakah ysng hsrus diperhatikan itu ?

2. Coba anda diskusikan bagaimana cara merumuskan perencanaan usaha bagi

usaha baru !

3. Gambarkan bagaimana teknik dan strategi pemasaran dilakukan oleh para

pelaku bisnis !

4. Jelaskan bagaimana teknik pengembangan usaha untuk perusahaan yang

baru berdiri dan perusahaan yang sudah ada !

5. Bagaimana cara memelihara perilaku kreatif kewirausahaan untuk

memperoleh peluang di pasar ? Jelaskanlah secara singkat !

6. Mengapa studi kelayakan usaha sangat penting bagi wirausah ?

7. Apakah promosi itu dan apa tujuannya ?

8. Promosi dapat dilakukan melalui (dalam bentuk) apa saja ?

9. Apa sajakah kuajiban seorang wirausaha, jelaskan !

10. Apa yang anda ketahui tentang “kreatif” , “inovatif” , dan “berani

menanggung resiko”  bagi seorang wirausaha ? Berikan penjelasannya !

BUKU BACAAN YANG DISARANKAN

Ahmad Natahamijaya. 1976. Manajemen Penerangan Etalase dan Ruang Toko. Bandung: Kadin.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2002. Perilaku Konsumen ( Edisi Revisi ). Bandung: Refika Aditama.

Ary Ginanjar Agustian. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi      dan Spiritual, Berdasarkan 6 Rukun Iman dan % Rukun Islam. Jakarta:        Arga Wijaya Persada.

Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo E. 1995. Pengantar Bisnis Modern, Ed. 3. Yogyakata: Liberty.

Hawkins K L dan Peter A Turla. 1993. Ujilah Tingkat Kecerdasan Anda sebagai     seorang: Wiraswasta. (Penerjemah: Dabara Publishers). Solo: Dabara             Bengawan.

Husen Umar. 1977. Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode dan Kasus. Jakarta: Gramedia.

Joe Setyawan. 1993. Strategi Efektif Berwirausaha, Mencakup Studi Kelayakan     Usaha. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lambing, Peggy C R K. 2000. Entrepreneurship . New Jersey: Prentice Hall Inc.

Longenecker Justin G, Carlos W Moore, dan J William Petty. 2001.     Kewirausahaan, Manajemen Usaha Kecil. (Penerjemah: PT Salemba Emban Patria). Jakarta: Salemba Empat.

Soma Soemantri. 1999. Business Plan / Studi Kelayakan Usaha . bandung:            FPIPS – UPI.

Suryana. 2003.  Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju          Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Soeparman Soemahadimidjaja. 1997.  Kewirausahaan.

Zimmerer, W T dan Thomas, M S. 1996. Entrpreneurship and the new venture

information . New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Apendix

( Sumber: Ary Ginanjar Agustian, 2001)

Pada tahun 1905 diketemukan  IQ  ( kecerdasan intelektual ).

Pada tahun 1995  diketemukan  EQ  ( kecerdasan emosional ).

Pada tahun 2000  diketemukan  SQ  ( kecerdasan spiritual ).

Dilihat dari tataletak otak manusia, ketiga kecerdasan tersebut ternyata berbeda (dengan mengingat fungsi otaknya), yakni:

IQ ( Intelectual Quotient ) terletak pada fungsi otak  NEOCORTEX,

EQ (Emotional Quotient )  ada pada fungsi otak yang disebut  LYMBIC SYSTEM,

SQ ( Spiritual Quotient )  berada pada fungsi otak  GOD SPOT  atau

TEMPORAL LOBE.

Menurut hasil penelitiannya EQI ( Emotion Quotient Inventory )  di  AS, untuk dunia usaha,  ternyata orang-orang bisnis yang sukses memiliki IQ rata-rata   6 %  ( dan maksimal  20 % )  dari yang dibutuhkan, sedangkan sisanya dibutuhkan  EQ.

Kecerdasan Emosi ( EQ )  adalah kemampuan untuk merasakan orang lain (dapat mengendalikan diri)  dan menjadikannya sebagai pengetahuan untuk mengambil keputusan (bisnis).

Ternyata kecerdasan emosi ini memerlukan : (a) kreatifitas, (b) berani mengambil resiko, (c) komitmen, (d) visi, (e) tanggungjawab, (f) kemampuan merasakan, (g) inisiatif, (h) sensitif, (i) merasakan dan melihat dengan mata hati, (j) kemampuan membaca situasi.

Menurut Ary Ginanjar, dalam bisnis tidak hanya dibutuhkan  IQ dan EQ  saja, tetapi masih memerlukan  SQ  ( kecerdasan spritual ), karena  SQ  akan memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan: – untuk apa IQ  saya ? ,  – untuk apa  EQ  saya ? ,  –  untuk siapa keberhasilan yang saya capai ini ? ,   –  untuk apa saya hidup ? ,  dan  –  kemana selanjutnya saya hidup ?  ,  – dst   dst   sehingga  kebahagiaan  serta ketenangan hati seseorang wirausaha akan tergapai.   Yang akhirnya, kesemuanya akan kembali kepada YANG MAHA PENCIPTA     ——  Allah  Ta ‘ala yang tak ada yang menandinginya —– .


v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}


st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
<!– /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:””; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; mso-layout-grid-align:none; punctuation-wrap:simple; text-autospace:none; font-size:10.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} p.MsoHeader, li.MsoHeader, div.MsoHeader {margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; tab-stops:center 216.0pt right 432.0pt; mso-layout-grid-align:none; punctuation-wrap:simple; text-autospace:none; font-size:10.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} @page Section1 {size:612.1pt 1008.15pt; margin:72.0pt 89.85pt 72.0pt 89.85pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-page-numbers:1; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} –>


/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}

1. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan berasal dari akar kata “wirausaha” yang mendapat awalan ke- dan akhiran –an, dimana arti dari wirausaha adalah seorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian mengahadapi resiko. Dengan adanya awalan ke- dan akhiran –an, maka kata “kewirausahaan” menunjuk pada kata sifat dari si wirausaha tersebut. Karenanya kewirausahaan akan mengarah kepada “jiwa” dan “sikap” seseorang dalam berwirausaha.

Banyak ahli memberikan batasan tentang kewirausahaan, antara lain yang berbunyi:

1. Kewirausahaan yaitu kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesem-

patan (peluang) bisnis serta kemampuan mengoptimalkan sumber daya dan

mengambil tendakan serta bermotivasi tinggi dalam mengambil resiko, dalam

rangka mensukseskan bisnisnya.

2. Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tam-

bah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru

dan berbeda, melalui: (1) pengembangan teknologi baru, (2) perumusan

pengetahuan ilmiah baru, (3) perbaikan produk barang dan jasa yang ada, (4)

penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan

sumber daya yang lebih efisien.

3. Kewirausahaan sebagai kemampuan kreatif dan inovatif (create new and

different ) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya , proses, dan perjuangan

untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan

keberanian untuk menghadaipi resiko.

Dari secuil cuplikan batasan kewirausahaan tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa inti kewirausahaan itu adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different ) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.

Oleh karenanya, pada hakekatnya, jiwa dan sikap kewirausahaan (entre preneurship ) tidak hanya dimiliki oleh para usahawan, tetapi dapat dimiliki oleh setiap oranmg yang berfikir kreatif dan bertindak inovatif.

Ide (gagasan) akan jadi peluang, bila wirausaha bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis proses secara mendalam, dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.

Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang ( thinking new thing ). Sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan

kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang ( doing new thing ). Jadi “sesuatu yang baru dan berbeda” itu dapat berbentuk “hasil” (umpamanya barang dan jasa) serta juga dapat berbentuk “proses” (berupa ide, metode, cara).

Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan ( entrepreneurship ), yaitu orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan kedepan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda), serta berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan).

PROSES KEWIRAUSAHAAN

Aspek-aspek yang terlibat dalam proses kewirausahaan dapat dicermati pada gambar 1, dimana pada tahap kewirausahaan akan juga dipengaruhi oleh faktor pribadi ( motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman) dan faktor lingkungan (peluang, model peran, dan aktivitas).

Peran wirausaha adalah sebagai penemu ( innovator ) dan sebagai perencana ( planner ). Sebagai penemu ia akan menemukan/menciptakan produk baru, teknologi dan cara baru, ide-ide baru, organisasi-organisasi usaha baru. Adapun selaku perencana ia akan merancang usaha baru, merencanakan strategi perusahaan baru, merencanakan ide-ide baru dan peluang dalam perusahaan, menciptakan organisasi perusahaan baru.

Proses Imitasi dan Duplikasi

Proses Pengembangan

Proses Penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda

Tahap

Kewirausahaan

Faktor Lingkungan

Faktor Pribadi

Faktor

Gambar 1

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

Seorang wirausaha yang sukses pasti memiliki kompetensi , yakni memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individu yang meliputi

sikap, motivasi, nilai, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan / kegiatan. Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha adalah (1) keterampuilan manajerial ( managerial skill ), (2) keterampilan konseptual ( conceptual skill ), (3) keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi (human skill ), (4) keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan ( decision making skill ), (5) ke-terampilan mengatur dan menggunakan waktu ( time management skill ), (6) dan keterampilan teknik lain yang secara spesifik. Wirausaha juga harus memiliki sikap positif, motivasi, dan selalu berkomitmen terhadap pekerjaan yang sedang dilakukannya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu atau personality ) seorang wirausaha akan berpengaruh terhadap kinerja atau performance -nya orang itu.

Hendaknya seorang wirausaha memiliki kepribadian berupa kepemilikan atas pengetahuan, keterampilan atau kecakapan yang dilengkapi dengan sikap dan motivasi untuk selalu berprestasi.

Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa kompetensi inti ( core competency ) kewirausahaan adalah (1) kreativitas dan inovasi, guna menciptakan nilai tambah untuk meraih keunggulan, yang tercipta melalui pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, (2) Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, untuk menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi tawar-menawar yang kuat dalam persaingan.

OBJEK STUDI KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Menurut Soeparman Soemahdimidjaja ( 1997 ), objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan ( ability ) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku, meliputi:

(1) Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha , memerlukan perenungan,

koreksi, berulang-ulang dibaca dan diamati sampai dipahami apa yang

menjadi kemauannya,

(2) Kemampuan memotivasi diri , untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang

menyala-nyala.,

(3) Kemampuan untuk berinisiatif , mengarah kepada mengerjakan yang baik

tanpa menunggu perintah orang lain, diulang-ulang sehingga menjadi

kebiasaan berinisiatif,

(4) Kemampuan berinovasi , akan melahirkan kreativitas (daya cipta), setelah

dibiasakan dan diulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif

adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan baru

atau kombinasi baru apa saja yang dapat dijadikan peranti dalam

menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat,

(5) Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang ( capital goods ),

(6) Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri , untuk selalu

tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yang selalu tidak

menunda pekerjaan,

(7) Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama.

(8) Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah , dari

pengalaman yang baik maupun yang menyakitkan.

Pertanyaan-pertanyaan:

1. Bagaimana batasan atau definisi dari kewirausahaan ?

2. Aspek apa saja yang menjadi kunci sukses dalam kewirausahaan ?

3. Jelaskan secara singkat kompetensi kewirausahaan itu !

4. Faktor-faktor apa yang berpengaruh pada tahap kewirausahaan ? Jelaskan !

5. Objek studi kewirausahaan apa sajakah yang perlu diwujudkan dalam bentuk

perilaku seorang wirausaha ?

2. DUNIA USAHA

Pada era globalisasi ini dalam dunia usaha terjadi persaingan yang ketat dan tajam, sehingga berbagai peluang pasar akan menjadi ajang perebutan yang seru. Karenanya, jiwa dan sikap kewirausahaan saat ini sangat dibutuhkan, agar tercipta lapangan kerja baru, sehingga akan membantu melonggarkan kondisi krisis negara tercinta ini. Oleh sebab itu, tugas kitalah untuk memotivasi mental anak didik kita sehingga bermental kreatif, inovatif, serta berani mengadapi resiko dalam ganasnya persaingan mencari kerja pada terbatasnya lapangan kerja, juga semakin sempitnya peluang pasar saat ini, agar berani menjadi seorang wirausaha.

Wirausaha adalah seorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha ( business owner manager ) atau pelaksana usaha kecil ( small business operator ), ia harus memiliki kecakapan untuk bekerja, kemampuan mengorganisir, kreatif, dan lebih menyukai tantangan.

DASAR-DASAR USAHA

Menurut Lambing (2000), ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru.

Pertama, pendekatan “ the in-side out atau disebut dengan idea generation“ , yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. Mereka melihat keterampilan, kemampuan, latar belakang, dan sebagainya yang menentukan jenis usaha yang harus / akan dirintis.

Kedua, pendekatan the out-side in yang juga disebut opportunity recognition “ , yaitu pendekatan yang menekankan / mendasarkan pada gagasan bahwa suatu usaha akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.

Opportunity recognition tidak lain adalah suatu pengamatan lingkungan ( environment scanning ) , yaitu alat untuk pengembangan yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi. Berita-berita peluang tersebut dapat bersumber dari: (1) Surat kabar, (2) Laporan periodic tentang perubahan ekonomi, (3) jurnal perdagangan dan pameran dagang, (4) Publikasi pemerintah, dan (5) Informasi lisensi produk yang disediakan oleh broker , universitas, dan perusahaan lainnya.

Keunggulan dari pendatang baru di pasar ialah dapat mengidentifikasi “kebutuhan pelanggan” dan “kemampuan pesaing”.

Berdasarkan pendekatan the in-side out di atas, untuk memulai usaha , seirang calaon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, dalam Lambing (2000), kompetensi usaha yang dipetrlukan meliputi:

(1). Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi

barang dan jasa serta cara menyajikannya.

(2). Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan

pasar dan pelanggan serta harga yang tepat.

(3). Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh

sumber-sumber dana dan cara menggunakannya.

(4). Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari,

memelihara dan mengembangkan relasi, dan kemampuan berkomunikasi

serta negosiasi

Untuk memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru, seseorang dituntut tidak hanya memiliki kemampuan, tetapi juag harus memiliki ide dan kemauan. Idan dan kemauan tersebut harus diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku di pasar. Oleh karena itu, mengamati peluang pasar meruoakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang pasar untuk barang dan jasa sudah tersedia, maka barang dan jasa itu akan mudah laku dan segera mendatangkan keuntungan..

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

(1) Bidang dan jenis usaha yang dimasuki

(2) Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih

(3) Tempat usaha yang akan dipilih

(4) Organisasi usaha yang akan digunakan

(5) Jaminan usaha yang mungkin diperoleh

(6) Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.

BIDANG DAN JENIS USAHA YANG DIMASUKI

Beberapa bidang usaha yang dapat dimasuki diantaranya :

1). Bidang usaha pertanian ( Agriculture ), meliputi usaha pertanian, kehutanan,

perikanan, dan perkebunan.

2). Bidang usaha pertambangan ( Mining ), meliputi usaha galian pasir, galian

tanah, batu dan bata.

3). Bidang usaha pabrikasi ( Manufacturing ) , meliputi usaha industri, perakitan

dan sintesis.

4). Budangusaha konstruksi ( Construction ), meliputi usaha konstruksi

bangunan, jembatan, pengairan, dan jalan raya.

5). Bidang usaha perdagangan ( Trade ), meliputi usaha perdagangan kecil

( retailer ), grosir, agen, dan ekspor – impor.

6). Bidang usaha jasa keuangan ( Financial service ), meliputi usaha perbank-

kan, asuransi, dan koperasi.

7). Bidang usaha jasa perorangan ( Personal service ), meliputi usaha potong

rambut, salon, loundry , catering .

8). Bidang Jasa-jasa umum ( Public service ), meliputi usaha pengangkutan,

pergudangan, wartel, dan distribusi.

9). Bidang jasa wisata ( Tourism ), meliputi berbagai kelompok. Berdasarkan

UU No. 9 / 1990 tentang Kepariwisataan, ada 86 jenis usaha wisata yang

dapat dirintis dan terbagi kedalam tiga kelompok usaha wisata, yakni:

(a). Kelompok usaha jasa pariwisata, meliputi: – jasa biro perjalanan

wisata, – jasa agen perjalanan wisata, – jasa pramuwisata, – jasa

konvensi perjalanan intensif dan pameran, – jasa impresariat, – jasa

konsultan pariwisata, – jasa informasi pariwisata.

(b). Pengusaha objek dan daya tarik wisata, meliputi: – pengusaha objek

dan daya tarik wisata alam, – pengusaha objek dan daya tarik wisata

budaya, – pengusaha objek dan daya tarik wisata minat khusus.

(c). Usaha sarana wisata, meliputi: – penyediaan akomodasi, – penyedia-

an makanan dan minuman, – penyediaan angkutan wisata, – penye-

diaan sarana wisata, – dan sebagainya.

BENTUK USAHA DAN BENTUK KEPEMILIKAN YANG AKAN DIPILIH

Ada beberapa bentuk usaha / bentuk kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya :

1. Perusahaan Perorangan ( soleproprietorship ), yakni suatu perusahaan yang

dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang. Kelebihan dari usaha ini

adalah mudah untuk didirikan, biaya operasi rendah, bebas dalam penge-

lolaan, dan memiliki daya rangsang yang lebih tinggi.

2. Persekutuan ( partnership ), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua

orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu usaha. Disini ada

dua macam anggota: (a) Sekutu Umum atau general partner , yakni anggota

aktif dan/yang duduk sebagai pengurus persekutuan, (b) Sekutu Terbatas

atau limited partner , yakni anggota tidak aktif, yang mempunyai tanggung-

jawab terbatas terhadap utang perusahaan, sebesar modal yang

disetorkannya ( saham yang dimilikinya ).

3. Perseroan ( corporation ), adalah suatu usaha yang anggotanya terdiri atas

para pemegang saham ( pesero atau stockholder ) yang mempunyai

tanggungjawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal

yang disetor.

4. Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama

bersama. Bilamana untuk maka keuntungan dibagi bersama, sebaliknya

apabila rugi akan pula ditanggung bersama. Dalam firma terdapat

tanggungjawab renteng antara anggota.

TEMPAT USAHA YANG DIPILIH ( PENENTUAN LOKASI USAHA )

Dalam menentukan tempat usaha harus dipertimbangkan beberapa hal berikut ini.

(1). Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen /

pelanggan / pasar ? Bagaimana akses pasarnya ?

(2). Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja ?

(3). Apakah temta usaha itu dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong

lainnya, seperti alat pengangkut dan jalan raya ?

Saat menentukan tempat usaha atau lokasi pasar perlu dipertimbangkan pula aspek effisiensi dan effektifitasnya. Lokasi perusahaan harus mudah dijangkau dan effisien baik bagi perusahaan maupun bagi konsumen.

Untuk menentukan lokasi tempat usaha ada beberapa alternatif yang dapat dipilih, yaitu:

(1). Membangun, bila ada tempat yang strategis,

(2). Membeli atau menyewa, bila lebih strategis dan menguntungkan,

(3). Kerja sama atau bagi hasil, bila memungkinkan.

ORGANISASI USAHA YANG AKAN DIGUNAKAN

Kompleksitas organisasi usaha tergantung dari lingkup atau cakupan usaha yang akan dimasukki. Semakin besar lingkup usaha maka semakin kompleks organisasinya. Pada lingkup / skala usaha kecil, organisasi usaha pada umumnya dikelola sendiri ( swakelola ). Pengusaha kecil pada umumnya berperan sebagai small business owner manager atau small business operator. Meskipun pengusahha kecil identik dengan owner business manager jika skala dan lingkup usahanya semakin besar , maka pengelolaannya akan membutuhkanbantuan orang lain, seperti bagian penjualan, bagian pembelian, bagian administrasi, dan bagian keuangan, masing-masing memerlukan tenaga

tersendiri. Gambar 2 merupakan struktur organisasi intern sesuai dengan perkembangan perusahaanya : (a). Struktur organisasi usaha sederhana, (b).Struktur organisasi Pertumbuhan Usaha Terbatas, (c). Struktur organisasi usaha Sistem Departemen.

WIRAUSAHA

KARYAWAN

KARYAWAN

KARYAWAN

KARYAWAN

(a) Struktur Organisasi Usaha Sederhana.

Gambar 2

WIRAUSAHA

MANAJER

MANAJER

KARYAWAN

KARYAWAN

KARYAWAN

KARYAWAN

(b). Struktur Organisasi Pertumbuhan Usaha Terbatas

WIRAUSAHA

PEMASARAN

KEUANGAN

PERSONALIA

PRODUKSI

PARA KARYA-WAN

PARA KARYA

WAN

Para Karya-wan

Para Karyawan

(c). Struktur Organisasi Usaha Sistem Departemen

Gambar 2

Dalam perusahaan yang lebih besar lagi, seperti Perseroan Terbatas (PT) dan CV , maka organisasinya akan semakin kompleks.

Secara hierarkis, aktifitas organisasi perusahaan terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer. Rapat pemegang saham dalam perusahaan besar adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang bertugas mengangkat dewan komisaris dan dewan direksi. Tugas dewan komisaris ialah mengawasi tindak-

tanduk direksi dalam menjalankan perusahaannya. Untuk menjamin kelancaran perusahaan, dalam melaksanakan tugasnya, direksi mengangkat beberapa orang manajer. Gambar 3 memberikan gambaran akan struktur organisasi perusahaan besar dalam bentuk organisasi garis atau lini.

Dewan Komisaris

Direksi

Manajer Produksi

Manajer Keuangan

Manajer Personalia

Manajer Pemasaran

Divisi

Bagian

Bagian

Cabang

Karyawan

Gambar 3

LINGKUNGAN USAHA

Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya usaha. lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha / perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.

Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasi perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya. Atau dengan kata lain dapat disebutakan bahwa lingkungan mikro adalah “ stakeholder “ yang berhubungan langsung dengan perusahaan terutama dalam mengambil keputusan. Perorangan dan kelompok perorangan dan kelompok yang berkepentingan terhadap perusahaan serta mengharapkan kepuasan dari perusahaan ( stake holder satisfaction ) diantaranya : (1) pemasok atau supplier , (2) pembeli atau pelanggan, (3) karyawan, dan (4) distributor.

Sedangkan lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan atau dengan lain kata lingkungan makro adalah stokholder di luar perusahaan yang berpengaruh tidak langsung terhadap jalannya perusahaan. Lingkungan makro tersebut meliputi: (a) lingkungan ekonomi atau economic environment, berupa kekuatan ekonomi lokal, regional, nasional, maupun global, juga inflasi misalnya (b) lingkungan teknologi atau technological environment , berupa kekuatan

teknologi serta pengaruh perubahannya, (c) lingkungan sosiopolitik atau socio environment , berupa kekuatan sosial dan politik serta kecenderungan dan konteksnya. (d) lingkungan demografi dan gaya hidup atau demography and life style environment, berupa kelompok masyarakat, gaya hidaup.kebiasaan-kebiasaan, pendapatan, dan struktur masyarakat. — Perhatikan gambar 4 —.

Inflasi

Teknologi

Karyawan

BIS

NIS

BISNIS

Pemasok Pelanggan

Demografi dan

Gaya hidup

Penyalur

Sosiopolitik

Gambar 4

ANALISIS PASAR

Dari berbagai kingkungan di atas, peluang baru dalam usaha diperoleh. Zimmerer ( 1996 ) menganalisis peluang baru dari lingkungan tersebut dengan menyebutnya sebagai pengamatan lingkungan ( environment scanning ), yaitu suatu proses dimana semua sektor kritis lingkungan yang mempengaruhi pasar baru diamati, dievaluasi, dan diuji untuk menentukan pengaruh perubahan lingkungan tersebut terhadap potensi perusahaan.

Arah dari aalisis pasar tersebut adalah untuk mengidentifikasi peluang-peluang baru atau tantangan baru yang tercipta akibat perubahan lingkungan.

Zimmerer menganalisis peluang baru tersebut dalam bentuk analisis dampak silang ( Cross – Impact Analysis ), seperti gambar 5.

Menurut Lambing ( 2000 ), ada beberapa hambatan dalam memasuki industri / pasar baru, yaitu: (a) sikap dan kebiasaan pelanggan, (b) biaya perubahan ( switching cost ) yang berupa untuk pelatihan, penggantian alat, serta sistem lama, dan (c) respons dari pesaing yang ada, secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar yang telah ada.

Kecenderungan Ekonomi

Faktor Demografi dan Gaya Hidup

Lingkungan Sosial Politik

Kemajuan Teknologi

PELUANG BARU

Gambar 5

Pertanyaan-pertanyaan:

1. Jelaskan bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam memasuki

usaha baru !

2. Kemampuan apa yang harus dimiliki oleh seseorang yang ingin memasuki

dunia usaha ?

3. Dalam merintis usaha baru harus diperhatikan beberapa hal penting.

Jelaskan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan itu !

4. Mengapa lingkungan dapat menjadi pendorong atau penghambat bagi

perkembangan perusahaan ?

5. Kiat atau resep apa saja yang diperlukan dalam pengembangan perusahaan

kecil itu ?

Daftar Pustaka

http://www.republika.co.id download 17 – 06 – 2005.

Lambing, Peggy C R K. 2000. Entrepreneurship . New Jersey: Prentice Hall Inc.

Suryana. 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Soeparman Soemahadimidjaja. 1997. Kewirausahaan.

Zimmerer, W T dan Thomas, M S. 1996. Entrpreneurship and the new venture

information . New Jersey: Prentice Hall International Inc.

3. MANAJEMEN dan STRATEGI KEWIRAUSAHAAN

Proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber untuk menciptakan suatu nilai barang / jasa , dari para wirausahawan. Proses inovasi dikendalikan oleh kreativitas, sedangkan kreativitas merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengkombinasikan sumber-sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam suatu inovasi yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai penciptaan sumber-sumber yang berbentuk penemuan kegunaan sesduatu yang ada di alam.

Apabila manajemen kewirausahaan menyangkut lingkungan internal perusahaan (keputusan-keputusan taktis), maka strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan internal dan kativitas perusahaan dengan lingkungan eksternal, dimana perusahaan harus bersaing dengan menggunakan keputusan-keputusan strategis.

MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN

Manajemen kewirausahaan berhubungan dengan semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usahanya akan betul-betul eksis. Jika usaha baru ingin berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi, yakni:

1. Fokus pada pasar, bukan pada teknologi

2. Buat prediksi pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan

3. Bangun tim manajemen, bukan menonjolkan perorangan

4. Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.

Dalam melakukan startegi usahanya, wirausaha biasanya menggunakan salah satu strategi dari empat strategi berikut ini.

(1). Berada pertama di pasar dengan produk dan jasa baru.

(2). Posisikan prodsuk dan jasa baru terserbut pada relung pasar (niche market)

yang tidak terlayani.

(3). Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan.

(4). Mengubah karakteristik produk, pasar, atau industri.

Strategi pertama, sering dipilih oleh wirausaha meskipun paling beresiko. Setelah stragegi pertama sukses , selanjutnya mempertahankan posisi kepemimpinan pasar ( market leader ).

Strategi kedua, menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang ada di pasar pertama. Sering terjadi banyak peniru ( imitator ) memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai lebih bagi pembeli. Jika terjadi demikian, wirausaha perlu memindahkan daya saingnya ke segman pasar lain dengan mendominasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan

besar tidak memiliki peluang.

Strategi ketiga, perubahan karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya.

Strategi ketiga ini menciptakan inovasi dengan salah satu cara berikut ini :

(a) Menciptakan manfaat.

(b) Meningkatkan nilai inovasi.

(c) Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi pelanggan.

(d) Menyajikan apa yang dianggap bernilai oleh pelanggan.

Dengan jalan demikian perusahaan dapat bersaing apabila secara konsisten dan berkesinambungan memperbaiki produk, barang dan jasa, atau prosesnya sendiri.

STRATEGI KEWIRAUSAHAAN

Biasanya perusahaan kecil yang berhasil secara berkesinambungan serta menang bersaing, memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk yang unik, dan memiliki cakupan distribusi geografis pasar yang terbats.

Ada beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, yaitu:

(1). Perubahan produk dan jasa. Hal ini menyangkut pertanyaan: produk dan

jasa baru apa yang diinginkan oleh pelanggan? , apakah perubahan

kebutuhan mereka dapat ditentukan?

(2). Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversivikasi

produk dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha . Ini menyangkut

pertanyaan: bagaimana pasar dapat dicapai? , bagaimana posisi strategis

perusahaan harus diperbaiki? , peluang mana yang akan diambil?

(3). Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam rangka penelitian

dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan, dan

dalam rangka penambahan sumber daya manusia . Hal ini menyangkut

pertanyaan: berapa modal yang diperlukan untuk investasi tersebut? ,

darimana sumbernya ?

(4). Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang unik

untuk mengimplementasikan strategi. Pertanyaannya adalah: bagaimana

sumberdaya manusia itu akan dikembangkan supaya perusahaan sukses

di pasar ?

(5). Analisis pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk memantabkan

strategi bersaing. Keputusannya harus berdasarkan perilaku, sumber daya ,

dan komitmen yang dimiliki oleh pesaing dimasa lalu. Apakah pesaing

akan menanggapi strategi yang kita terapkan ? Kemampuan dan

perencanaan apa yang diperlukan untuk mengantisipasi pesaing ?

(6). Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan untuk

memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan permintaan pelanggan

dan perilaku strategi persaingan baru. Apakah perusahaan akan selalu

mempertahankan keunggulan strategi tersebut selama-lamanya ?

(7). Penentuan harga barang atau jasa untuk jangka pendedk dan jangka

panjang. Apakah keputusan penentuan harga sudah dibandingkan dengan

strategi lain ? Apakah analisis elastisitas permintaan untuk setiap pasar

sudah dipahami ?

(8). Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apakah ada aksi strategis

untuk menjawab kebutuhan masyarakat ?

(9). Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran khas.

Apakah pertumbuhan perusahaan menimbulkan masalah likuiditas ?

Strategi bagi Pemimpin Pasar ( Market Leader )

Jika perusahaan telah memiliki peluang yang besar seperti pada masa pertumbuhan, maka strateginya adalah:

1. Bersikap menyerang dan agresif untuk mempertahankan pangsa pasar.

Wirausaha harus siap memperbaiki strategi bersaingnya agar dapat tetap

mempertahankan reputasi terbaik di mata pelanggan.

2. Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif . Dalam posisi ini , setiap

departemen secara efektif menemukan keunggulan bersaing dan secara

bertahap dapat membangun hambatan masuk ke segmen pasar yang dipilih

untuk bersaing.

3. Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki

tantangan. Perusahaan yang pasif mempertahankan pasarnya akan selalu

mengundang pesaing untuk memasuki pasar. Kegagalan mempertahankan

strategi akan memperlemah perusahaan dalam menanggapi serangan dari

pesaing. Apabila demikian, maka pesaing akan menjadi pemimpin pasar (

market leader ) yang baru.

Strategi bagi Bukan Pemimpin Pasar

Perusahaan yang memasuki tahap pertumbuhan dan memiliki posisi kuat ( tetapi bukan pasar ) , memiliki strategi tertentu. Namun strategi ini bukan untuk bersaing dengan market leader . Strategi ini dilakukan dengan cara:

1. Secara agresif menggunakan kompetensi terbaiknya untuk meraih peluang

pasar sehingga tidak tertandingi oleh pesaing . Wirausaha harus

memposisikan dirinya dalam segmen pasar kecil sebagai pemain paling

dominan. Wirausaha membangun dan mempertahankan hubungan secara

terbuka dengan para pelanggannya. Dalam hal ini, wirausaha jarang

mengabaikan peluang dan selalu memperkuat hubungan melalui pelayanan

istimewa dan atas kebutuhan pelanggan.

2. Mengembangkan strategi sebagai follower leader. Pada kondisi ekonomi

yang baik, perusahaan yang mengikuti strategi ini bisa berhasil. Ancaman

untuk strategi ini adalah jika pelanggan tidak lagi memandang perusahaan

pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar dengan produk dan jasa

sejenis ( undifferntiated ) bukanlah pasar yang menarik untuk persaingan.

Strategi yang Lain

Banyak strategi yang dilakukan wirausaha pada tahap pertumbuhan, antara lain:

1. Pertahanan bersaing . Agar tetap dapat bersaing, maka pengembangan

produk dan perluasan pelayanan perusahaan harus selalu dinamis dan

memposisikan perusahaan dalam keadaan kritis. Perusahaan harus selalu

inovatif dan memperbaiki keberhasilannya di masa lalu atau memperbaiki

produk yang pertama kali dihasilkannya, sebab bila tidak akan ditinggalkan

pasar.

2. Mencoba untuk produk yang menjadi “pemukul besar” ( big hitter ), dan tidak

berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada.

Keberhasilan perusahaan seperti 3M ( Man, Material, Market ) tetap

mendominasi posisi pasar melalui pengenalan produk baru secara

berkesinambungan.

3. Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan

ahli teknik profesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan

keberhasilan perusahaan. Sangatlah tidak mudah untuk menempatkan

kembali kemampuan individual yang cakap. Oleh karena itu, kehilangan

seseorang yang cakap dan dianggap kunci dapat menghancurkan

keunggulan perusahaan dalam persaingan.

MEMELIHARA SEMANGAT ( SPIRIT ) WIRAUSAHA

Untuk mendorong perilaku kreatif agar wirausaha memperoleh keuntungan di pasar, dapat dilakukan dengan cara:

1. Mendidik wirausaha tentang pelayanan perusahaan khususnya tentang

alasan mereka membeli produk dan jasa, tentang masalah yang dihadapi

pelanggan, dan tentang apa kebutuhan serta keinginan yang spesifik dari

pelanggan.

2. Mendidik wirausaha tentang nilai-nilai perbaikan produk dan pemasarannya,

tentang proses distribusi dan perbaikan teknik produksinya untuk dapat

bersaing.

3. Menciptakan iklim kerja yang positif dan dapat mendorong terciptanya ide-ide

baru. Dengan kondisi yang kondusif, para entrepreneur akan lebih kreatif

dalam mentransformasikan iode-idenya. Secara ideal, entreprenuer adalah

individu-individu yang bertanggungjawab dalam bidang pemasaran,

teknologi, dan keuangan. Meraka adalah para pencipta dan inovator pada

perusahaan orang lain.

PENGEMBANGAN MODAL USAHA

Pengembangan modal usaha tidak lain adalah berkaitan dengan bagaimana sistem pengelolaan keuangan dari perusahaan tersebut, adalah bagaiman mengusahakan sumber dana, menggunakan dan mengendalikan dana-dana perusahaan. Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan , yaitu: (1) Aspek sumber dana, (2) Aspek rencana dan penggunaan dana, dan (3) Aspek pengawasan atau pengendalian keuangan. Siklus sumber dana, penggunaannya, serta pengendaliannya dapat dicermati pada bagan gambar 6.

Sumber-sumber Keuangan Perusahaan

Ditinjau dari asalnya, sumber dana perusahaan dapat dibagi dua golongan, yaitu: (1) Dana yang berasal dari perusahaan atau disebut pembelanjaan intern, dan (2) Dana yang berasal dari luar perusahaan, yang disebut pembelanjaan ekstern.

Penggunaan dana intern merupakan cara yang paling mudah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan,sebab tinggal mengambil dana

 

SUMBER DANA

 

Equity capital

(modal sendiri

yang diinves-

tasikan)

 

Debt capital

( pinjaman )

 

Venture capi-

tal (perusa-

haan lain yang

ingin ber-

investasi)

RENCANA DANA

Jangka Pendek

Jangka Panjang

PENGGUNAAN DANA

Aktiva lancar

– Kas

– Surat

Berharga

– Piutang

– Persediaan

Aktiva Tetap

– Tanah

– Gedung

– Pabrik

– Peralatan

Gambar 6

yang tersedia di perusahaan tersebut. Karena dana intern biasanya sangat terbatas, maka dalam penggunaannya harus memperhatikan opportunity cost , yaitu peluang yang hilang akibat penggunaan yang lain atau penerimaan yang seharusnya diterima tetapi hilang akibat penggunaan sumber-sumber tsb dalam perusahaan. Misalnya: bunga dana milik sendiri atau sewa gedung milik sendiri yang seharusnya diterima , hilang akibat dana tsb digunakan dalam perusahaan. Bunga atau uang sewa yang seharusnya diterima oleh pemiliknya itu mestinya dihitung sebagai “biaya perusahaan”. Ada tiga jenis sumber dana intern yang dapat dijadikan sumber keuangan perusahaan, yaitu:

(a) Penggunaan dana perusahaan, (b) Penggunaan cadangan, dan (c) Penggu- naan laba yang tidak dibagi / ditahan .

Sedangkan sumber dana ekstern, mencakup: (a) Dana dari pemilik atau penyertaan; dalam perusahaan harus ada pemisahan yang tegas antara dana milik pribadi atau pembelanjaan sendiri (misalnya saham) dengan dana milik perusahaan, (b) Dana yang berasal dari utang / pinjaman, baik jangka pendek maupun jangka panjang, atau disebut pembelanjaan asing. Sumber dana ekstern diantaranya: kredit jangka pendek (kredit rekening koran, kredit penjual/pembeli, aksep) dan kredit jangka panjang (hipotek, obligasi, kredit bank, dan kredit dari negara lain), (c) Dana bantuan program pemerintah pusat

Tabel 1 : Estimasi biaya awal bagi usaha baru

==============================================================

Kegiatan Estimasi Biaya

1. Produksi:

a. Pengembangan suatu prototipe Rp. ……………………

b. Desain produk akhir Rp. …………………..

c. Peralatan untuk pabrikasi Rp. ……………………

d. Material untuk pabrikasi Rp. ………………….

e. Biaya tenaga kerja Rp. …………………..

f. Pembelanjaan eksploitasi (tambahan) Rp. ……………………

g. Biaya hidup wirausaha Rp. …………………….

JUMLAH ………………………………………..Rp. …………………….

2. Pemasaran:

a. Riset pemasaran Rp. ……………………

b. Promosi dan periklanan Rp. …………………….

c. Peralatan pendukung untuk pemasaran Rp. …………………….

d. Pengeluaran untuk staf penjualan

dan jaringan distribusi Rp. …………………….

e. Pengeluaran untuk membantu penjualan Rp. …………………….

f. Pengeluaran untuk instalasi dan

penyajian produk Rp. …………………….

JUMLAH …………………………………….. Rp. …………………….

3. Operasi usaha secara umum …………………….. Rp. ……………………..

JUMLAH …………………………………….. Rp. ……………………..

4. Estimasi Pengeluaran :

a. Pengembangan produk Rp. ……………………..

b. Pemasaran dan distribusi Rp. ……………………

c. Operasional usaha Rp. …………………..

JUMLAH ……………………………………….. Rp. ……………………

JUMLAH KESELURUHAN ……………………………….. Rp. ………………….

==============================================================

Sumber: Suryana, 2003 : 100

dan daerah, (d) Dana dari teman atau keluarga yang ingin menanamkan modalnya, dan (e) Dana ventura, yaitu dana dari perusahaan yang ingin menginvestasikan dananya pada perusahaan kecil yang memiliki potensi.

Sebagai ilustrasi bagi perusahaan baru, perkiraan keseluruhan biaya awal perusahaan atau estimasi biaya perusahaan yang diperlukan dapat dilihat pada tabel 1 di atas.

MANAJEMEN KEUANGAN

Dalam manajemen ekonomi ada beberapa unsur yang harus dianalisis meliputi komponen:

a. Kepemilikan . Apakah unit usaha yang akan didirikan milik pribadi

(perseorangan) atau milik bersama (persekutuan, seperti: CV, PT, dan bentuk

usaha lainnya). Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit usaha yang

dipilih tersebut? Hendaknya dipilih yang tidak beresiko terlalu tinggi dan

menguntungkan.

b. Organisasi . Jenis organisasi apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini,

organisasi staf, organisasi lini dan staf, atau bentuk lainnya? Tentukan jenis

yang paling tepat dan efisien.

c. Tim manajemen . Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang

lain secara profesional? Hal ini tergantung pada skala usaha dan

kemampuan yang dimiliki wirausaha. Bila usahanya besar, buat tim

manajemen yang solid.

d. Karyawan. Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi, dan

kualitas yang diperlukan.

Pada manajemen keuangan, unsur-unsur yang sangat diperlukan untuk diketahui secara mendalam (dianalisis) adalah komponen-komponen berikut ini.

(1). Kebutuhan dana. Yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan,

misalnya: berapa besarnya dana untuk aktiva tetap, untuk modal kerja dan

pembiayaan awal.

(2). Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu

sumber dana internal (misalnya: modal disetor, laba ditahan) dan modal

eksternal (misalnya: obligasi dan pinjaman).

(3). Proyeksi neraca. Sangat penting untuk mengetahui posisi harta dan

kekayaan serta untuk mengetahui kondisi keuangan lainnya, misalnya:

posisi aktiva lancar, aktiva tetap, pasiva lancar, kuajiban jangka panjang

dan kekayaan bersih.

(4). Proyeksi laba rugi. Proyeksi ini, dari tahun ke tahun, akan

menggambarkan perkiraan laba atu rugi di masa mendatang. Komponenya

meliputi proyeksi penjualan, proyeksi biaya, dan proyeksi laba rugi bersih.

(5). Proyeksi aliran kas ( Cash Flow ). Dari aliran kas dapat dilihat

kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kuajiban-kuajiban

keuangannya. Ada tiga jenis aliran kas, yaitu:

a. Aliran kas masuk ( cash in flow ), merupakan penerimaan-penerimaan

yang berupa hasil penjualan atau pendapatan.

b. Aliran kas keluar ( cash out flow ), merupakan biaya-biaya, termasuk

pembayaran bunga dan pajak.

c. Aliran kas masuk bersih ( net cash in flow ), merupakan selisih dari

aliran kas masuk dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan

diperhitungkan bunga setelah pajak.

Untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria , yaitu metode: Payback Period, Net Precent Value, Internal Rate of Return, dan Benefit Cost Ratio.

(a). Metode Payback Period, adalah priode yang diperlukan untuk menutup

kembali pengeluaran investasi. Payback Period sangat penting untuk

menghitung jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat payback

period- nya maka semakin baik bisnis tersebut.

Rumusnya:

Nilai investasi

Payback period = ——————————— x 1 tahun

Kas masuk bersih

Contoh: Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar Rp.24.000.000,oo. Dari investasi tsb memperoleh keuntungan setelah pajak sebesar Rp.5.000.000,oo. Depresiasi sebesar Rp.3.000.000,oo maka payback period – nya adalah:

Investasi Rp. 24.000.000,oo

Keuntungan setelah pajak Rp.5.000.000,oo

Depresiasi Rp.3.000.000,oo

Aliran kas masuk Rp. 8.000.000,oo

24.000.000,oo

Payback Period = ————————— x 1 tahun = 3 tahun

8.000.000,oo

Perlu diingat bahwa perhitungan dengan metode payback period tersebut belum memperhitungkan unsur waktu , jadi masih memiliki kelemahan.

(b). Metode Nilai Bersih Sekarang ( Net Precent Value ), disini perlu

diperhatikan bahwa nilai uang sebagi manfaat ekonomi dari usaha yang

diperkirakan akan diterima di masa mendatang tidak sama dengan nilai

uang yang diterima sekarang, karena adanya faktor interest rate yang

besarnya tertentu dan besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu.

(c). Metode Internal Rate of Return , adalah suatu interest rate yang membuat

nilai bersih sekarang ( Net Precent Value ) menjadi nol atau disebut juga

indeks keuntungan ( Profitability index ).

(d). Metode Rasio Manfaat Biaya ( Benefit Cost Ratio ). Manfaat ekonomis

akan diperoleh apabila didapatkan nilai Benefit Cost Ratio ( BCR ) > 1 .

Jika misalnya dalam investasi mesin baru diperoleh BCR = 1,35 maka

berarti manfaat ekonomis dari pembelian mesin baru tsb adalah 1,35 kali

lebih besar daripada nilai biaya total pada tingkat bunga ( interest rate )

yang ada. Jadi investasi mesin baru tersebut dapat dikatakan layak secara

ekonomis.

Bila BCR < 1 , maka proyek bisnis memberikan kerugian secara ekonomis.

MANAJEMEN PRODUKSI

Manajemen produksi mendasarkan pada pengelolaan dasar atas produksi / operasi dari perusahaan yang bersangkutan, sehingga sasaran akhir daripada perusahaan dapat tercapai. Oleh karenanya perlu dilakukan analisis terhadap beberapa unsur dari aspek produksi/operasi , antara lain:

(1). Lokasi operasi . Untuk ini hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan

paling efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya.

Misalnya: dekat ke pemasok, dekat ke konsumen, dekat ke alat transportasi,

atau diantara ketiganya. Di samping itu lokasi bisnis harus menarik agar

konsumen tetap loyal.

(2). Volume operasi . Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan

prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan / kekurangan

kapasitas. Volume operasi yang berlebihan akan menimbulkan masalah

baru dalam penyimpanan / pergudangan yang akhirnya akan

mempengaruhi harga pokok penjualan.

(3). Mesin dan peralatan . Dalam hal ini harus sesuai dengan perkembangan

teknologi masa kini dan yang akan datang, serta harus disesuikan dengan

luas produksi supaya tidak terjadi kelebihan kapasitas.

(4). Bahan baku dan bahan penolong . Bahan baku dan bahan penolong serta

sumber daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut

harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga biaya bahan baku menjadi

efisien.

(5). Tenaga kerja . Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana

kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan

keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikan

pekerjaan itu, supaya lebihj tepat, dan lebih hemat (efisien).

(6). Lay-out . Yang dimaksudkan adalah tata ruang atau tata letak berbagai

fasilitas operasi. Lay-out harus tepat dan prosesnya praktis sehingga

efisien.

MANAJEMEN PEMASARAN DAN PROMOSI

Sebelum mengelola dan menganalisis aspek pemasaran dan promosi, seorang wirausaha terlebih dahulu harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran yang memadai , berdasarkan analisis dan prediksi, apakah bisnis yang akan dirintis atau

dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai tau tidak.

Dalam analisis pasar, biasanya ada beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, di antaranya:

(1). Kebutuhan dan keinginan konsumen . Barang dan jasa apa yang banyak

dibutuhkan dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka

butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Kapan mereka membutuhkan?

Jika kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan memungkinkan

terpenuhi berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari

kebutuhan/keinginan konsumen.

(2). Segmentasi pasar . Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya:

berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya. Jika segmentasi

pasar teridentifikasi, maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.

(3). Target . Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih.

Berapa target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis

kita? Sangat tergantung pada nilai produk dan jasa yang dipasarkan,

apakah memberi kepuasan atau tidak. Jika loyal maka potensi pasar tinggi.

(4). Nilai tambah . Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa

pada setiap rantai pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pasa

konsumen akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan

harga. Misalnya: berapa harga dari pabrik pemasok, berapa harga setelah

di agen, dan berapa harga setelah ke konsumen? Dengan mengetahui nilai

tambah setiap rantai pemasaran, maka nilai tambah bisnis akan dapat

diketahui — tinggi atau rendah — .

(5). Masa hidup produk . Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa

bertahan lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari

waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal kembali

atau tidak? Jika masa produk lebih lama berarti potensi pasar tinggi. Harus

dianalisis juga apakah produk industri baru atau industri lama yang sudah

mapan atau produk industri yang sedang menurun? Jika produk industri

baru yang sedang tumbuh, berarti potensi pasar tinggi.

(6). Struktur pasar . Perlu dianalisis apakah barang dan jasa yang akan

dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna ( seperti pasar

monopoli, oligopoli, dan monopolistik ) atau pasar persaingan sempurna.

Jika barang dan jasa termasuk jenis pasar persaingan tidak sempurna,

berarti potensi pasar tinggi, dibandingkan bila produk termasuk pasar

persaingan sempurna.

(7). Persaingan dan strategi pesaing . Harus dianalisis apakah tingkat

persaingan tinggi atau rendah. Jika persaingan tinggi, berarti peluang

pasar rendah. Wirausaha harus membandingkan keuanggulan pesaing,

dilihat dari strategi produk, strategi harga, strategi jaringan ditribusi dan

strategi promosi, apakah lebih unggul? Bagaiman tingkat teknologinya?

Jika pesaing lebih unggul berarti bisnis yang akan dirintis atau

dikembangkan akan lemah dalam persaingan. Untuk memenangkan

persaingan tentu saja bisnis tersebut harus lebih unggul dari pesaing.

(8). Ukuran pasar . Ukuran ini dapat dianalisis dari volume penjualan. jika

volume penjualan tinggi berarti pasar potensial. Misalnya: untuk volume

penjualan usaha skala kecil sebesart Rp. 5 miliar pertahun atau sebesar

Rp. 10 juta perhari, berarti ukuran pasaar cukup besar.

(9). Pertumbuhan pasar . Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari

pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya

lebih dari 20 %), berarti potensi pasar tinggi.

(10). Laba kotor . Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah? Jika

profit margin kotor lebih dari 20 prosen berarti pasar potensial.

(11). Pangsa pasar . Pangsa pasar dapat dianalisis dari selisih jumlah barang

dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.

Jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat bahkan setelah lima tahun

mencapai 40 % , berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan

memiliki pangsa pasar yang tinggi.

Promosi

Tujuan promosi adalah agar barang dan jasa yang kita produksi dikenal, diketahui, dibutuhkan, dan diminati / diminta oleh konsumen. Untuk itu wirausaha harus segera melakukan usaha-usaha sebagai berikut:

1. Informasikan barang dan jasa yang dihasilkan kepada konsumen.

2. Bujuk konsumen agar mau membeli barang / jasa yang dihasilkan.

3. Pengaruhi konsumen agar tertarik terhadap barang / jasa yang kita hasilkan.

Kegiatan-kegiatan di atas dapat dilakukan dengan cara periklanan dan promosi.

Promosi merupakan cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang akan ditawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli. Sesuai dengan fungsi promosi, yaitu menginformasikan ( to inform ), membujuk ( to persuade ), mengingatkan ( to remind ), dan mempengaruhi ( to influence ), maka melalui promosi barang dan jasa yang dihasilkanakan mudah dikenal oleh konsumen.

Ada beberapa jenis promosi, yaitu:

(1). Iklan , misalnya melalui media cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik

(radio, TV, Internet, dan lain-lain).

(2). Promosi penjualan , misalnya melalui pameran dagang, kuis berhadiah,

hiburan, dan lain sebagainya.

(3). Wiraniaga , mempromosikan langsung barang itu ke konsumen sasaran

dengan membawa produk contoh.

(4). Pemasaran langsung , langsung menghubungi konsumen.

(5). Humas , yaitu mempromosikan barang itu melalui bilboard atau baliho,

pamflet, dan lain sebagainya.

Strategi di atas tergantung pada elastisitas permintaan, biaya barang, dan harga yang dimiliki pesaing. Setelah barang dan jasa dikenal dan dibutuhkan konsumen, maka tugas wirausaha adalah: (1) mempertahankan pangsa pasar dan volume penjualan, dan (2) mengembangkan pangsa pasar dan volume penjualan.

Untuk mempertahankan dan mengembangkan pangsa pasar , wirausaha perlu melakukan langkah-langkah berikut ini:

(1). Menghargai dan memperhatikan keinginan serta kebutuhan konsumen,

(2). Menganalisis kelebihan dan kekurangan pemasaran yang kita miliki maupun

kelebihan dan kelemahan pesaing,

(3). Mencari strategi lain untuk menyerang market leader .

Selain kesemua yang telah diutarakan di atas, ada dua studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu usaha dimulai atau dikembangkan, yaqitu: (a). Studi kelayakan usaha atau feasibility study of businesses, dan (b). Analisis SWOT atau Strenght (kekuatan) – Weakness (kelemahan) Opportunity (peluang) Threat (ancaman).

Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasranya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha. Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya dapat digunakan antara lain: untuk merintis usaha baru, untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, dan untuk memilih jenis usaha atau investasi atau proyek yang paling menguntungkan. Proses studi kelayakan usaha dapat dicermati pada gambar 7.

KUAJIBAN WIRAUSAHA

Selaku wirausaha yang sekaligus juga warganegara Indonesia yang baik, maka ia mempunyai kuajiban, an\tara lain:

(1). Mengurus dan memiliki Ijin Usaha, dan

(2). Menghitung dan membayar pajak yang menjadi tanggungjawabnya.

Ijin usaha dan kepemilikan NPWP (nomor pokok wajib pajak) saat ini merupakan unsur persyaratan guna mengembangkan usaha / bisnis para wirausaha, khususnya dalam hal menambahan modal usaha atau sumber dana dari suatu bank (baik pemerintah maupun swasta). Karenanya kedua hal tersebut tidak boleh dilupakan oleh serang wirausaha, untuk diurus / dimilikinya.

Disamping itu, mungkin diperlukan juga pengetahuan tentang pembuatan proposal / usulan bisnis, baik untuk urusan sumber dana, usaha baru, dan lain-lain (yang berkaitan dengan usahanya).

Gagasan Usaha

( Business idea )

Tujuan

( Visi dan Misi )

Analisis / Evaluasi

1. Pasar

2. Produksi /

Operasi

3. Manajemen

4. Keuangan

5. Ekonomi

KEPUTUSAN

Dilaksanakan

( Go )

Tidak dilaksanakan

( No Go )

Gambar 7

Pertanyaan-pertanyaan:

1. Untuk merintis usaha baru perlu diperhatikan beberapa hal penting. Jelaskan

hal-hal apa sajakah ysng hsrus diperhatikan itu ?

2. Coba anda diskusikan bagaimana cara merumuskan perencanaan usaha bagi

usaha baru !

3. Gambarkan bagaimana teknik dan strategi pemasaran dilakukan oleh para

pelaku bisnis !

4. Jelaskan bagaimana teknik pengembangan usaha untuk perusahaan yang

baru berdiri dan perusahaan yang sudah ada !

5. Bagaimana cara memelihara perilaku kreatif kewirausahaan untuk

memperoleh peluang di pasar ? Jelaskanlah secara singkat !

6. Mengapa studi kelayakan usaha sangat penting bagi wirausah ?

7. Apakah promosi itu dan apa tujuannya ?

8. Promosi dapat dilakukan melalui (dalam bentuk) apa saja ?

9. Apa sajakah kuajiban seorang wirausaha, jelaskan !

10. Apa yang anda ketahui tentang “kreatif” , “inovatif” , dan “berani

menanggung resiko” bagi seorang wirausaha ? Berikan penjelasannya !

BUKU BACAAN YANG DISARANKAN

Ahmad Natahamijaya. 1976. Manajemen Penerangan Etalase dan Ruang Toko. Bandung: Kadin.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2002. Perilaku Konsumen ( Edisi Revisi ). Bandung: Refika Aditama.

Ary Ginanjar Agustian. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, Berdasarkan 6 Rukun Iman dan % Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya Persada.

Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo E. 1995. Pengantar Bisnis Modern, Ed. 3. Yogyakata: Liberty.

Hawkins K L dan Peter A Turla. 1993. Ujilah Tingkat Kecerdasan Anda sebagai seorang: Wiraswasta. (Penerjemah: Dabara Publishers). Solo: Dabara Bengawan.

Husen Umar. 1977. Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode dan Kasus. Jakarta: Gramedia.

Joe Setyawan. 1993. Strategi Efektif Berwirausaha, Mencakup Studi Kelayakan Usaha. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lambing, Peggy C R K. 2000. Entrepreneurship . New Jersey: Prentice Hall Inc.

Longenecker Justin G, Carlos W Moore, dan J William Petty. 2001. Kewirausahaan, Manajemen Usaha Kecil. (Penerjemah: PT Salemba Emban Patria). Jakarta: Salemba Empat.

Soma Soemantri. 1999. Business Plan / Studi Kelayakan Usaha . bandung: FPIPS – UPI.

Suryana. 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Soeparman Soemahadimidjaja. 1997. Kewirausahaan.

Zimmerer, W T dan Thomas, M S. 1996. Entrpreneurship and the new venture

information . New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Apendix

( Sumber: Ary Ginanjar Agustian, 2001)

Pada tahun 1905 diketemukan IQ ( kecerdasan intelektual ).

Pada tahun 1995 diketemukan EQ ( kecerdasan emosional ).

Pada tahun 2000 diketemukan SQ ( kecerdasan spiritual ).

Dilihat dari tataletak otak manusia, ketiga kecerdasan tersebut ternyata berbeda (dengan mengingat fungsi otaknya), yakni:

IQ ( Intelectual Quotient ) terletak pada fungsi otak NEOCORTEX,

EQ (Emotional Quotient ) ada pada fungsi otak yang disebut LYMBIC SYSTEM,

SQ ( Spiritual Quotient ) berada pada fungsi otak GOD SPOT atau

TEMPORAL LOBE.

Menurut hasil penelitiannya EQI ( Emotion Quotient Inventory ) di AS, untuk dunia usaha, ternyata orang-orang bisnis yang sukses memiliki IQ rata-rata 6 % ( dan maksimal 20 % ) dari yang dibutuhkan, sedangkan sisanya dibutuhkan EQ.

Kecerdasan Emosi ( EQ ) adalah kemampuan untuk merasakan orang lain (dapat mengendalikan diri) dan menjadikannya sebagai pengetahuan untuk mengambil keputusan (bisnis).

Ternyata kecerdasan emosi ini memerlukan : (a) kreatifitas, (b) berani mengambil resiko, (c) komitmen, (d) visi, (e) tanggungjawab, (f) kemampuan merasakan, (g) inisiatif, (h) sensitif, (i) merasakan dan melihat dengan mata hati, (j) kemampuan membaca situasi.

Menurut Ary Ginanjar, dalam bisnis tidak hanya dibutuhkan IQ dan EQ saja, tetapi masih memerlukan SQ ( kecerdasan spritual ), karena SQ akan memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan: – untuk apa IQ saya ? , – untuk apa EQ saya ? , untuk siapa keberhasilan yang saya capai ini ? , untuk apa saya hidup ? , dan kemana selanjutnya saya hidup ? , – dst dst sehingga kebahagiaan serta ketenangan hati seseorang wirausaha akan tergapai. Yang akhirnya, kesemuanya akan kembali kepada YANG MAHA PENCIPTA —— Allah Ta ‘ala , yang tak ada yang menandinginya —– .

SELAMAT  BELAJAR